Tantrum Berlebihan Bisa Jadi Tanda Awal Anak Mengalami Bipolar atau Skizofrenia

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tantrum merupakan bagian dari perkembangan normal untuk anak-anak.

Khususnya bagi anak yang berusia 0-3 tahun. 

Namun, orang tua perlu waspada. Karena tantrum yang berlebihan, bisa jadi tanda awal anak alami bipolar atau skizofrenia. 

Baca juga: Anak Sering Tantrum? Dokter Ungkap Ada Kaitannya dengan Isi Perut si Kecil

Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Psikiatri Subspesialis Anak dan Remaja FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, SubSp A.R. (K), MIMH.

Oleh karena itu, prof Tjhin menekankan penting bagi orang tua atau pendidik untuk membedakan tantrum biasa dengan gejala awal gangguan jiwa.

Tantrum normal terjadi karena frustrasi, kelelahan, atau keinginan yang tidak terpenuhi pada anak. 

Tapi jika intensitasnya ekstrem, berlangsung lama, dan disertai perubahan perilaku yang drastis, itu perlu diwaspadai.

Lebih lanjut ia menjelaskan apa yang membedakan tantrum sebagai gejala gangguan mental dengan tantrum biasa.

"Semua anak pasti ada tantrum, enggak mungkin enggak ada tantrum. Tapi kalau tantrum itu udah berlebihan, tidak bisa dikendalikan (patut diwaspadai)," ungkapnya Prof Tjhin pada konferensi pers Wellesta, Rabu (14/5/2025). 

Selain itu orang tua juga perlu waspada jika tantrum anak sudah tidak dapat dikendalikan. 

Atau, tantrum pada anak sudah sampai menimbulkan distress. 

"Ada distress dan adanya disability juga. Distress artinya menimbulkan penderitaan buat dia karena kondisi emosinya, kondisi cara dia berpikirnya," tambahnya.

Tantrum seperti di atas, menurut Prof Tjhin menjadi tanda jika ada masalah lain pada anak atau remaja yang perlu diselesaikan.