Senin, 29 September 2025

Bobon Santoso Soroti Persiapan Konten Masak Besar Willie Salim, Tak Matang dan Kurang Survei

Persiapan Willie Salim dalam acara masak besar rendang sebesar 200 kg di Palembang dianggap tidak matang.

Tangkapan layar dari Instagram @willie27_
ACARA MASAK RENDANG - Acara masak rendang 200 kilogram yang digelar konten kreator, Willie Salim di Palembang berbuntut panjang. Pasalnya, setelah video ketika warga menyerbu dan mengambil rendang tersebut, muncul citra jelek terhadap Palembang. Akibatnya, Willie Salim dilaporkan oleh kantor hukum Ryan Gumay Lawfirm ke Polda Sumsel pada Sabtu (22/3/2025) kemarin. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Youtubers kuliner, Bobon Santoso turut memberikan pandangannya terkait kontroversi yang melibatkan TikTokers Willie Salim. 

Bobon menilai bahwa persiapan Willie Salim dalam acara masak besar rendang sebesar 200 kg di Palembang tidak matang.

Baca juga: Bobon Santoso Komentari Heboh Konten Willie Salim Masak Rendang hingga Berujung Dilaporkan

Dari penilaian pribadinya, Wille Salim dirasa kurang melakukan survei ke lokasi yang akan dijadikan tempat masak besar.

“Yang aku nilai, yang bisa aku lihat sih, memang di kejadian itu semua persiapan itu nggak matang. Jadi mungkin WS ini datang ke lokasi, nggak men-survei," tutur Bobon Santoso di kawasan Condet Jakarta Timur, Senin (24/3/2025).

"Kalau biasanya kita men-surveI, dinamika di lapangan seperti apa dan dengan alat-alat yang menurut kita ini tidak proper. Akhirnya dimulai kejadian seperti ini,” ujar Bobon.

Baca juga: Richard Lee Sayangkan Willie Salim Dipolisikan Buntut Konten Rendang: Dia Nggak Ada Keinginan Jahat

Bobon sendiri sudah sangat berpengalaman menggelar masak besar di beberapa daerah di Indonesia.

Ia juga menyoroti beberapa kejanggalan dalam video masak besar tersebut. Menurutnya, pernyataan bahwa acara itu dilakukan untuk berbuka puasa bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. 

“Statement-nya buat berbuka, tapi baru masuk daging aja itu jam 7 malam,” tambahnya.

Bobon menyayangkan bahwa ketidaksiapan ini bisa berdampak pada komunitas setempat.

Terutama masyarakat Palembang yang merasa tersinggung dengan cara penyajian rendang tersebut.

Bobon berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi para konten kreator agar lebih bertanggung jawab saat membuat konten kuliner, terutama yang melibatkan budaya dan tradisi masyarakat setempat.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan