FAKTA Duel Tinju Nicholas Sean vs Sabian Tama: Ahok Sempat Beri Motivasi Sebelum Putranya Berlaga

TRIBUNNEWS.COM - Nama Nicholas Sean Purnama kembali jadi bahan perbincangan publik.

Bukan soal kasusnya dengan Ayu Thalia, melainkan tentang pertandingannya dengan Sabian Tama.

Putra sulung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tersebut berhasil mengalahkan Sabian Tama dalam duel tinju Holywings Sport Show (HSS) 2, Minggu (12/6/2022).

Nicholas Sean keluar sebagai pemenang dalam pertandingan tinjunya melawan Sabian Tama dengan total skor 88 - 83.

Berikut ini kumpulan fakta duel tinju antara Nicholas Sean dengan Sabian Tama yang telah dirangkum Tribunnews.com, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Diminta Main 4 Ronde Oleh Penonton dan Tim Sabian Tama, Nicolas Sean Ingat Saat Ahok Maju Pilgub

Baca juga: Lewat Pukulan Membabi Buta, Nicholas Sean Kalahkan Sabian Tama di Ring Tinju

1. Berlangsung Tiga Ronde

Pertandingan antara Nicholas Sean dan Sabian Tama berlangsung selama tiga ronde.

Duel tersebut siaran langsung melalui hss.holywings.com dan vidio.com.

Melansir Kompas.com, Nicholas Sean terlihat mendominasi pertandingan.

Nicholas Sean seakan 'menggila' dengan menghujamkan tinju-tinju kerasnya ke arah Sabian Tama.

Akibatnya, beberapa kali pertahanan Sabian Tama terbongkar dan pelindung kepala lepas karena tinju Nicholas Sean.

Hal tersebut menjadi salah satu kendala jalannya pertandingan.

Karena sering copot, penonton yang hadir berseru agar Sean melepas pelindung kepalanya.

Akhirnya, pada ronde ketiga, Sean dan Sabian bertanding tanpa pelindung kepala.

2. Nicholas Sean Bantah Emosi saat Tanding

Sean tampak mendominasi permainan.

Sejak di ronde pertama, Sean lebih banyak melayangkan pukulan ke Sabian.

Ia mengaku hal tersebut merupakan ajaran dari pelatihnya.

“Saya dilatih begitu,” ujar Sean usai pertandingan.

Menurut Sean, ketika di atas ring, ia hanya berusaha untuk bertahan. Dan ketika melihat peluang bagus, ia tak segan untuk menyerang.

“Insting saja, kita di ring sudah kayak di hutan lah ya, survive,” ucap Sean.

“Kan dari awal saya sudah menjanjikan akan melakukan yang terbaik."

"Saya nggak menjanjikan akan menang, nggak menjanjikan K.O-in dia ronde berapa."

"Saya intinya memberikan yang terbaik,” tambah Sean.

Lebih lanjut, Sean menepis adanya emosi ketika duel tinju berlangsung. Sean justru hanya fokus dengan pertandingan.

“Enggak (emosi) sih, kalau emosi cepat boros tenaganya. Saya di atas cuma fokus dengan gamenya saja, reaksi,“ ungkap Sean lagi.

3. Dapat Motivasi dari Ahok

Ahok rupanya sempat memberikan motivasi kepada sebelum putranya mulai pertandingan dengan Sabian.

Hal itu terlihat dalam unggahan Instagram Story Sean setelah meraih kemenangan dari Sabian.

Dalam unggahan tersebut terlihat Ahok mengirimkan dua video sebagai tanda ia menyaksikan pertandingan Sean melawan putra Wishnutama itu.

Ia mengunggah video singkat percakapannya dengan sang ayah.

"Tanding mundur jam ke jam 2? Jgn emosi marah karena jadwal mundur. Itu strategi jatuhkan mental dan buat ngantuk.

Kamu bisa ada tempat tidur dulu bentar? Untung sering ko as udah terbiasa tdk tidur," isi pesan Ahok.

Sean terlihat baru membalas pesan WhatsApp Ahok beberapa jam kemudian.

Kepada Ahok, Sean mengaku tidak emosi, dan bahkan memiliki banyak waktu untuk melakukan persiapan.

"I'm not emotional. I have more time to prepare," jawab Sean.

Pada unggahan tersebut, Sean juga menyelipkan ucapan terima kasih kepada Ahok karena sudah memberikan dukungan meski dari jauh.

"Lmao dad was watching, thanks for the support pops," tulis Sean.

Baca juga: Jelang Adu Tinju, Nicholas Sean Siapkan Kursi Roda dan Baju Pasien untuk Sabian Tama

Baca juga: Bantah Pacari Ayu Thalia, Nicholas Sean: Cuma Kenal

4. Minta Tak Ada yang Macam-macam dengan Keluarganya

Sean membuktikan kekuatannya dengan membungkam Sabian dalam duel tinju HSS 2.

Dengan kemenangan ini, Sean juga mengimbau agar tak ada yang mengganggu keluarganya.

“Intinya kalau ada yang mau melawan keluarga saya, bokap saya, mereka harus menghadapi gue dulu."

"Gue akan jadi pertahanan pertama,” kata Nicholas Sean usai pertandingan dilansir Kompas.com.

“Jangan berani menyentuh keluarga gue,” tegas Sean.

5. Merasa Tak Adil Jika Ada 4 Ronde

Meski telah mengalahkan lawan di ronde ketiga, penonton dan tim Sabian minta tambahan ronde.

Mereka merasa ada banyak kesalahan teknik yang membuat Sabian tak maksimal.

Usai pertandingan, Sean merasa permintaan untuk bertanding dalam empat ronde itu tak adil.

Hal tersebut membuat Sean teringat akan sang ayah.

Seperti diketahui, Ahok menang putaran satu pemilihan Gubernur DKI Jakarta, tapi kalah saat harus jalani putaran kedua.

"Iyaa menurut gua ini gak adil (minta empat ronde), kan harusnya tiga ronde," kata Sean dalam wawancara kepada Tribunnews.com.

"Gue jadi inget kayak bokap gue jadi gubernur yaa, udah menang telak terus ada (putaran) lagi, gue inget itu," terang Sean.

Belajar dari apa yang dialami ayahnya, Sean merasa tak ada kewajiban memenuhi keinginan lawannya untuk lanjut empat ronde.

Diakui Sean ia sudah mempersiapkan diri untuk pertandingan tiga ronde, dan jika ditambah jadi empat ronde stamaninya akan terpengaruh.

"Jadi gue pikir-pikir yaa gak ada untung buat gue lanjut lagi. Gue udah menang, gue udah mukul banyak, gua udah kalkulasi tenaga untuk tiga ronde."

"Kalau mau empat ronde ya ngomong dari awal dong jadi ada persiapan," jelas Sean.

6. Persiapan Nicholas Sean Sebelum Tinju

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Sean sempat beraksi saat jumpa pers jelang pertandingan.

Saat menghadiri jumpa pers, Sean datang membawa kursi roda dan baju pasien.

Putra sulung Ahok itu mengatakan kursi roda tersebut untuk Sabian.

"Sebagai teman yang baik, habis mengalahkan lu, gue antar ke rumah sakit," kata Sean ke Sabian di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (6/6/2022).

Jelang menghadapi Sabian, berbagai persiapan sudah dilakukan Sean.

Ia juga mengaku bakal menyerang kelemahan dari Sabian.

"Tinju tangan gue harus sampai muka sama perut saja," ungkap Sean.

Baca berita terkait Nicholas Sean lainnya

(Tribunnews.com/ Dipta/ Mohammad Alivio/ Bayu Indra Permana)(Kompas.com/ Dian Maharani/Andika Aditia)