Nana Mirdad Bongkar Kisah di Balik Kabar Heboh Bapak dan Anak Kabur dari Karantina Covid-19 di Bali

TRIBUNNEWS.COM - Pandemik covid-19 semakin hari makin merebak di Tanah Air.

Kabar resmi sedikitnya sudah 790 orang yang positif virus corona.

Kasus yang sembuh justru lebih sedikit dari korban jiwa yang disebabkan oleh Covid-19.

Diketahui sudah ada 31 orang yang sembuh dan 58 orang meninggal.

Masyarakat luas pun dilanda kepanikan karena takut tertular mengingat covid-19 mudah menular.

Mulai dari banyak warga yang melakukan panic buying dan mulai memborong bahan-bahan pokok, hand sanitizer, dan masker.

Karena hal ini, pemerintah pun akhirnya mengeluarkan peraturan agar situasi di masyarakat tetap kondusif.

Walaupun begitu, rasa panik dan takut akan meninggal dengan tragis karena covid-19 masih ada di masyarakat saat ini.

Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya warga positif corona yang memaksa untuk pulang dan kabur.

Hal tersebut banyak diberitakan di media sosial belakangan ini.

Salah satu yang sedang viral adalah berita bapak dan anak yang kabur dari karantina di Bali.

Namun ternyata kenyataannya, berita tersebut tidak sepenuhnya benar.

Hal ini diungkapkan oleh artis cantik Nana Mirdad melalui Instagram Story miliknya, @nanamirdad_, pada Kamis (26/3/2020).

Dalam beberapa unggahan Instastory-nya, Nana menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi dengan bapak dan anak tersebut.

Dikatakan oleh istri Andrew White ini, bapak bernama Tony dan kedua anaknya baru tiba di bandara dari United Kingdom.
Kedua anak yang bernama Isis dan Erica ini kemudian melalui pemeriksaan temperatur menunjukkan suhu tubuh normal.

Namun dari 40 penumpang pesawat Qatar Airways yang dinaiki kedua anak tersebut, hanya Isis yang dipanggil ke ruang imigrasi walaupun suhu tubuhnya normal.

Sedangkan Erica, sang kakak, dilepas dan diizinkan pulang.

Pihak imigrasi kemudian mengatakan bahwa Isis harus menjalani rapid test meskipun tidak menderita gejala apa pun.

Namun pihak Imigrasi tidak memiliki alat tes tersebut dan menahan Isis di karantina sampai tes didapatkannya.

Sebagai seorang ayah, Tony pun ikut ke tempat karantina karena tidak mungkin meninggalkan anak gadisnya sendirian di karantina.

Di tempat karantina mengatakan bahwa tes baru tersedia setelah Hari Raya Nyepi.

Harus menunggu di tempat rentan penularan virus corona, Tony dan Isis tidak dibekali alat pelindung diri atau APD.

Karena itu, Tony membawa anaknya pulang dan melakukan pemeriksaan langsung ke dokter dan diberikan serifikat kesehatan yang menyatakan bahwa Isis sehat-sehat saja.

Baca: Chord Hati Selembut Salju - Jamal Mirdad, Kunci Gitar Dasar Paling Mudah Dimainkan

Baca: Hampir 14 Hari Isolasi Mandiri, Detri Warmanto Akan Kembali Jalankan Tes Pemeriksaan COVID-19

Namun pada malam harinya, rumah Tony didatangi oleh banyak orang yang memaksa mereka untuk kembali ke karantina tanpa pemeriksaan kesehatan ataupun APD standar.

Sertifikat kesehatan milik Isis pun tidak diterima oleh segerombolan orang tersebut.

Tak hanya sampai di situ, identitas pribadi dari Tony dan Isis pun disebar seolah-olah mereka adalah buronan.

Hingga saat ini, Nana mengatakan bahwa ayah dan anak ini menerima banyak pesan dan telepon dari orang tidak dikenal.

Penelepon dan pengirim pesan tersebut mengancam akan melakukan hal buruk pada Tony dan Isis.

Kakak dari pesinetron Naysila Mirdad ini mengatakan bahwa keluarga Tony adalah teman dekatnya dan Andrew, sehingga dirinya tahu persis apa yang sebenarnya terjadi.

"Dari mana saya tahu kronologis ini? Karena Tony Sekeluarga adalah teman dekat saya dan Andrew," tulisnya di salah satu rangkaian Instastory-nya yang membahas masalah ini.

Dalam 11 unggahan Instastory yang diunggah putri pasangan artis kawakan Lydia Kandou dan Jamal Mirdad ini juga menampakan tempat Tony dan Isis menunggu di karantina.

Mereka diminta untuk menunggu di sebuah kamar mandi tanpa APD dan surat-surat yang jelas.

Hanya diberi nasi bungkus, Tony dan Isis tidak diizinkan keluar sampai alat tes rapid datang.

Nana sangat menyayangkan perlakuan petugas dan pelayanan pemerintah yang justru mengambil secara acak penumpang di bandara.

Kemudian mereka memaksa satu penumpang tanpa gejala tersebut ke karantina sementara penumpang lain tidak semua dicek temperatur dan dikarantina.
(Grid.ID/Maria Novika Diah Siswari)