Kabar Artis
Cerita soal Fans Fanatik, Prilly Latuconsina: Aku Kerja Nggak Pernah Cukup di Mata Mereka
Prilly Latuconsina mengungkapkan tuntutan dari fans fanatiknya begitu besar yang membuat dirinya merasa tertekan.
TRIBUNNEWS.COM - Aktris, penyanyi, sekaligus pengusaha, Prilly Latuconsina mengungkapkan ia mendapat banyak tuntutan dari fans fanatiknya.
Tuntutan tersebut diakui Prilly membuatnya merasa tertekan.
Prilly merasa berbagai pekerjaan yang telah ia lakukan seperti tidak pernah cukup di mata para fans.
Pernyataan tersebut diungkapkan Prilly dalam video yang diunggah di kanal YouTube Ussy Andhika Official, pada Minggu (22/12/2019).
Prilly menceritakan, dulu sering memikirkan kehadiran para fans fanatiknya.
Karena fans fanatik Prilly selalu memberikan kritik dan tuntutan untuk menjalani berbagai pekerjaan.
Padahal Prilly menuturkan dirinya selalu bekerja keras dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang artis.

Prilly menilai apapun yang telah dikerjakan olehnya akan terus dirasa kurang oleh para fans fanatik.
Diceritakan Prilly, saat menyelesaikan pengambilan gambar untuk web series, para fans fanatik mulai menanyakan berbagai hal seperti kenapa tidak bermain film saja ketimbang web series.
Atau menuntut hal lain seperti mengeluarkan lagu hingga buku.
Padahal untuk mencapai itu semua, Prilly mengatakan harus melalui tahapan-tahapan yang panjang dan tentu tidak mudah.
"Dulu aku pikirin banget fans fanatik itu, selalu punya perasaan aku nggak cukup buat orang," cerita Prilly.
"Secapek-capeknya aku kerja nggak pernah cukup di mata fans fanatik itu, karena mereka selalu ngasih aku kritik tapi mereka nggak tau kalau aku udah kerja keras."
"Misalnya gini aku kemarin habis syuting web series kan, terus mereka nuntut aku kenapa nggak syuting film, nanya kapan ngeluarin lagu," lanjut dia.
"Mereka nge-push aku untuk kerja padahal mereka nggak tau di belakang itu namanya syuting film, ngeluarin lagu, nulis buku semua butuh proses. Ada rasa nggak cukup di hati aku," imbuhnya.
Kemudian Prilly mengungkapkan, dirinya akan merasa senang atau bahagia setelah memenuhi ekspektasi dari orang lain.
Prilly menuturkan hal tersebut bisa terjadi karena ia merasa belum mengetahui titik kebahagiaannya.

Ia juga menuturkan tidak akan bisa merasa bahagia sendirian dengan apa yang telah didapat saat ini.
"Aku merasa happy kalau aku bisa fulfill their expectation gitu, mungkin karena aku belum nemuin apa sih kebahagiaan aku," jelas Prilly.
"Aku merasa aku tidak bisa bahagia sendiri, dengan segala macem yang telah aku lakuin, aku kerja keras tapi tetep aja ada tekanan," tambahnya.
Prilly juga menceritakan, ia pernah mengalami mental breakdown di usianya yang masih belia, yakni 19 tahun.
Saat itu Prilly mengaku ingin mengakhiri hidupnya saja dibandingkan harus melanjutkan menjalani hari-hari.
Dirinya mengalami mental breakdown setelah mendapatkan berbagai musibah yang dirasa harus dilewati sendiri.
Ketika itu Prilly tengah berada pada titik dimana banyak berita negatif tersebar, hingga terjebak hubungan pertemanan yang tidak sehat.
"Tapi dinasehatin sama papa, masalah itu ya siklus kehidupan yang harus kita lewatin gitu, karena Allah kasih musibah karena kita mampu," tutur Prilly.
"Akhirnya setelah empat hari nggak keluar kamar, karena ada kerjaan aku tabrak pemikiran itu aku keluar mulai kerja lagi dan Alhamdulillah sampai sekarang baik-baik aja," tambahnya.
Masalah yang pernah dilalui Prilly itu, kini membuatnya jauh lebih kuat apabila sedang menemui kesulitan dalam kehidupannya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)