Selasa, 30 September 2025

Artis Terjerat Narkoba

Pendapat Kunto Aji Soal Musisi dan Narkoba, Berawal Dari Tekanan Hidup

Sebagai seorang musisi, Kunto Aji tahu betul tekanan yang dihadapi dalam pekerjaannya. Ini juga menjadi alasan musisi menggunakan narkoba.

Penulis: Nurul Hanna
TRIBUN/DANY PERMANA
Musisi Indonesia sekaligus mentor Nescafe Music Nation Kunto Aji Wibisono (kiri) dan Barry Likumahuwa (dua kanan) didampingi Business Executive Manager Coffee & PPP Nestle Indonesia Indrasena Patmawidjaja (dua kiri) melakukan jam session bersama pemenang ajang Nescafe Music Nation 2016 Foxy Muse di dalam bus yang mengitari jalanan Jakarta Selatan, Senin (15/8/2016). Ajang pencarian bakat berbasis digital Nescafe Music Nation 2016 telah memilih 10 finalis dari sekitar 600 peserta, dan akan menampilkan performanya secara langsung dengan kolaborasi bersama Sheila on 7 di Rolling Stone Cafe pada 17 Agustus 2016. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai seorang musisi, Kunto Aji tahu betul tekanan yang dihadapi dalam pekerjaannya.

Menurutnya pula, tekanan dalam hidup turut menjadi alasan musisi menggunakan narkoba.

"(Saya) merokok aja enggak, minum (alkohol) saja enggak. Menurut saya selain karena pergaulan, profesi musisi itu kan dikejar-kejar dengan kaya persoalan pribadinya di-ekspos, yang tadi space kecil jadi semakin besar karena banyak yang ikut campur," katanya ditemui di kawasan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2018).

Baca: Isyaratkan Tentang Lelaki yang Akan Meminangnya, Syahrini Minta Didoakan

Tak kuat menghadapi tekanan dalam hidup, menurut Kunto juga jadi alasan narkoba dijadikan pelarian.

"Jadi memang kehidupan berat banget salahnya larinya ke sana (narkoba), makanya orang-orang seperti itu butuh bantuan," tambah pelantun 'Terlalu Lama Sendiri' itu.

Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa kesehatan mental bukan hal yang sepele.

Bahkan ia mengakui dirinya sempat mendatangi psikolog. Ia berprinsip, mendatangi psikolog atau psikiater tak melulu dilakukan orang kurang waras.

"Kita datang ke sana jangan dibilang gila karena psikolog dan psikiater bukan berarto elu gila baru ke sana," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan