Artis Terjerat Narkoba
Tak Percaya Gatot Brajamusti Pemakai Narkoba, Sopir Pribadi: Mungkin Dijebak
Pria berusia 23 tahun ini menyangsikan bosnya itu sebagai pengguna narkoba. Ia menduga bosnya itu dijebak oleh pihak yang tidak senang dengan Gatot.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - JM baru tiga minggu bekerja sebagai sopir pribadi Gatot Brajamusti dan tinggal bersama di rumah Jalan Niaga Hijau X/6, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Gaji bulan pertama belum sempat diberikan, justru sang bos, diciduk polisi karena kasus penyalahgunaan narkoba di Mataram, NTB.
Pria berusia 23 tahun ini menyangsikan bosnya itu sebagai pengguna narkoba. Ia menduga bosnya itu dijebak oleh pihak yang tidak senang dengan Gatot.
Sebab, ia tak pernah melihat gelagat janggal maupun Gatot mengonsumsi narkoba di mobil ataupun di dalam rumah selama tiga minggu bekerja sebagai sopir pribadi.
"Pakai narkoba nggak pernah lihat. Saya justru kaget dengar informasi bos saya ditangkap karena pakai narkoba. Sampai sekarang saya masih syok,"
"Karena sebelumnya Pak Gatot pernah bilang, 'Doakan saya semoga jadi Ketua PARFI lagi.' Karena saya tahu dia title-nya sudah haji dan semua tahu latar belakangnya guru spiritual," sambungnya.
JM mengaku masih syok lantaran turut diperiksa oleh polisi dan dilibatkan saat petugas menggeledah rumah Gatot pada Senin (29/8) dini hari.
Ia menceritakan, dirinya tengah terlelap tidur di rumah Gatot saat lebih 20 polisi berpakaian bebas datang untuk melakukan penggeledahan.
"Waktu saya lagi tidur jam setengah 1 di kamar bawah, saya dibangunkan sama anggota Marinir yang jaga pos keamanan di komplek sini. Katanya, ada polisi mau geledah rumah," ujarnya.
Tak perlu menunggu lama, JM diminta polisi untuk menjadi saksi penggeledahan sebuah kamar yang terletak di bagian belakang rumah. Kamar itu biasanya digunakan untuk menyimpan pakaian dan sepatu.
"Mereka langsung masuk ke dalam karena rumah ini 24 jam jarang ditutup karena banyak yang tinggal dan masuk keluar," terangnya.
Lantas, polisi mendobrak pintu kamar tersebut dan langsung mencari-cari barang di dalam kamar. Tak lama kemudian, polisi menemukan sejumlah barang yang membuatnya terkejut.
Barang-barang tersebut adalah yang biasa digunakan untuk mengonsumsi sabu, senjata api, senjata tajam hingga alat bantu seks.
"Di kamar itu ditemukan dua senpi, peluru banyak jumlahnya, alat bong ada 4, sabu ga ada, lalu ada jarum suntik. Saya ngga tahu apa ngetep atau nggak. Surat perintah saya nggak lihat," ujarnya.
JM tak tahu lagi apa saja yang dilakukan para polisi tersebut. Sebab, tak lama kemudian ia diminta oleh polisi untuk membuka dua mobil pribadi Gatot yang terparkir di depan rumah.
Dan petugas kembali menemukan sebilah badik di sisi pintu.
Ia terkejut lantaran melihat sudah banyak alat bukti terhampar di meja saat kembali ke ruang tengah.
"Waktu balik ke ruang tengah, tahu-tahu meja sudah penuh sama barang bukti."
Selain menyita barang bukti tersebut, polisi juga mengamankan seekor Elang Brontok yang masih hidup dan seekor Harimau Sumatera yang telah diawetkan dengan air keras.
Selama tiga minggu bekerja sebagai sopir dan tinggal di rumah Gatot, JM mengaku tidak pernah melihat Gatot mengonsumsi narkoba.
"Gelagat juga nggak pernah lihat ada yang janggal," tuturnya.
Meski begitu, ia mengakui ada beberapa aktivitas di dalam rumah yang mengundang tanda tanya di dirinya.
Yakni, banyak tamu yang datang dan kumpul dengan Gatot di dalam rumah sejak pukul 19.00 WIB hingga waktu shubuh. Dan akvitas itu terjadi selama tiga minggu dirinya bekerja.
"Mungkin itu karena mereka sibuk untuk persiapan PARFI, saya lihat bicarakan urus tiket. Tapi, saya nggak tahu kalau kegiatan yang di lantai 2," terangnya.
Selain keramaian pada malam hari, Gatot juga kerap mengundang ratusan pengemis untuk diberikan sembako dan uang Rp100 ribu per orang setiap Jumat petang.
Terakhir, ada 275 orang yang datang ke rumah Gatot untuk mengantre pembagian sembako dan uang tersebut.
Aktivitas Gatot tersebut pernah menjadi keluhan warga sehingga ketua RT menegurnya.
Menurut JM, raut wajah Gatot tampak normal saat dirinya mengantar ke tempat tujuan. Pun demikian dengan wajah istri Gatot, Dewi Aminah.
"Nggak pernah Pak Gatot matanya beler. Kalau muka seperti kecapekan, pernah lihat. Mungkin capek urus acara PARFI di Lombok," jelasnya.
"Ibu Dewi juga nggak ada gelagat aneh. Dari muka biasa aja. Mereka berdua sibuk, sampai saya susah kalau mau tanya-tanya. Lagipula, keluarga ini religius banget, biasa kalau salat Magrib bersama," sambungnya.
JM menduga kasus dugaan penyalahgunan narkoba yang menimpa bosnya ini terkait pencalonannya sebagai Ketua Umum PARFI untuk kali kedua.
"Terus terang, sampai saat ini saya nggak percaya dia narkoba. Mungkin ini terkait politik, ada orang yang nggak senang sama dia. Saya pikir, kemungkinan Pak Gatot dijebak."