Minggu, 5 Oktober 2025

Lukman Sardi: Di Balik 98 Bukan Film Politik

Aktor Lukman Sardi mengungkapkan jika film 'Di Balik 98' yang disutradarainya tidak terlalu dekat dari unsur politik.

Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Achmad Rafiq
Aktor Sekaligus Sutradara Film, Lukman Sardi, ketika ditemui usai press screening film Di Balik 98, di Djakarta Theater, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktor Lukman Sardi mengungkapkan jika film 'Di Balik 98' yang disutradarainya tidak terlalu dekat dari unsur politik. Menurutnya, film bergenre drama percintaan tersebut, hanyalah menggunakan latar peristiwa Mei 1998.

Hal itu diungkapkan Lukman, ketika ditemui usai press screening film 'Di Balik 98', di Djakarta Theater, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).

"Kenapa saya bilang begitu, karena kalau ngga saya akan kupas tuntas (peristiwa Mei 1998). Itu kan cuma berdasarkan kejadian-kejadian. Misalkan kejadian demo, kita tahu ada kejadian demo saat itu. Atau penembakan di Trisakti. Itu hanya menguatkan cerita sebenarnya," jelas Lukman.

Lukman mengaku, cerita film yang telah dikerjaan sejak tahun 2013 itu, tidaklah mengandung unsur politik. Memang, beberapa adegan dalam film ini menggambarkan detik-detik peristiwa lengsernya Soeharto, terdapatnya gambaran tokoh-tokoh terkait menteri, petinggi militer, dan tokoh masyarakat, serta gambaran umum mengenai kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 itu.

Namun, apa yang ditampilkan dalam film berdurasi sekitar 100 menit itu, hanyalah sebatas gambaran formalitas. Menurut lukman, informasi yang telah didapatkan mengenai latar belakang peristiwa 1998 itu, berdasarkan dari hasil riset dan baca berbagai macam buku.

"Kalau data-data itu kita bisa pertanggungjawabkan. Karena kita dapat dari buku-buku yang sudah dipublish, seperti buku BJ Habibie, Fadli Zon, juga Sintong Panjaitan. Tapi memang kita interpretasi ulang," ungkapnya.

"Tapi kembali lagi, kalau memang masih dibilang film politik, itu sah-sah saja. Makanya, saya ngga mau ambil secara total (peristwa Mei 1998) itu. Kalau ngga, saya kupas aja sekalian," lanjutnya.

Pemain film '7/24' mengerti, jika film yang dibuatnya itu memiliki isu yang sangat sensitif. Tetapi pertanggungjawaban dirinya pada film ini merupakan cerita tentang sebuah harapan.

"Kalau kalian lihat filmnya, banyak harapan orang yang berantakan. Pertanggung jawaban saya terhadap anak-anak muda bahwa, peristiwa ini jangan terjadi lagi. Karena dengan begitu, harapan yang ada itu bisa berjalan," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved