Nadia Mulya Ingin Padat dan Seimbang
Kesibukan presenter dan aktris Nadia Mulya beberapa bulan terakhir semakin menjadi-jadi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesibukan presenter dan aktris Nadia Mulya beberapa bulan terakhir semakin menjadi-jadi. Di samping pekerjaan, pikiran ibu dua putri ini juga tercurah pada Rumah Pandai Terang Indonesia, sebuah yayasan sosial untuk membantu dan memberdayakan masyarakat yang terkena dampak bencana alam melalui pendidikan non-formal.
Yayasan ini didirikan oleh Kanaya Tabitha, didukung oleh Nadia bersama Aline Adita. Di yayasan ini, Nadia sendiri memiliki tugas khusus sebagai perekrut tenaga-tenaga baru.
"Tugasku mirip HRD yang menyeleksi dan merekrut orang yang mau bekerja di yayasan ini.
Tentunya kami ingin mereka yang terlibat dalam yayasan adalah kaum profesional sehingga visi dan misi dapat terealisasi dengan maksimal," kata Nadia saat ditemui Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Tidak mau suam-suam kuku, Nadia yang juga dikenal sebagai penulis buku gaya hidup sosialita itu sempat kewalahan membagi waktu antara pekerjaanya di industri hiburan dan Rumah Pandai. Apalagi ia masih memiliki "utang" merampungkan dua bukunya, buku kelima dan keenam. Namun seiring waktu berjalan, manajemen waktu bukanlah masalah lagi saat ini.
"Porsinya 90 persen - 90 persen. Padat dan seimbang," ujarnya tersenyum.
Bagi Nadia, terlibat dalam yayasan Rumah Pandai Terang Indonesia adalah sebuah panggilan batin. Dengan kapasitas yang ia miliki, Nadia merasa masih mampu memberi bantuan yang bukan sekedar barang.
"Dulu memberi sumbangan kalau ada yang mengajak saja. Tapi kelamaan aku merasa itu sepertinya tidak cukup. Sekarang aku bertekad untuk aktif membantu secara kontinu," ungkap kontestan Puteri Indonesia 2004 itu.
Sejak berdiri, Rumah Pandai Terang Indonesia sudah menjangkau korban erupsi gunung Sinabung dan beberapa lokasi bencana lainnya. Di sana, didirikan sebuah perpustakaan sebagai lokasi pengganti sementara sekolah yang hancur sekaligus tempat melepas trauma dan kepenatan.
Belakangan Nadia dan timnya sedang fokus berekspansi ke kawasan timur, seperti Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
"Kami berencana ingin memberi bantuan mesin tenun untuk memberdayakan perempuan di sana," ucapnya.