Senin, 6 Oktober 2025

Indonesia Inspirasi Berbagi Pianis Adam Gyorgy

Di sinilah, pianis kelahiran tahun 1982 di Hongaria ini menemukan inspirasinya untuk berbagi

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Daniel Ngantung
Adam Gyorgy, pianis Hongaria 

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mendapat tempat tersendiri di hati Adam Gyorgy. Di sinilah, pianis kelahiran tahun 1982 di Hongaria ini menemukan inspirasinya untuk berbagi.

Pada tahun 2007, saat ia sedang memberikan masterclass di Jakarta, seorang gadis cilik berusia 13 tahun memainkan sebuah concerto karya Franz Liszt yang cukup rumit.

Awalnya ia skeptis, namun setelah jemari-jemari kecilnya mulai memainkan piano, Adam pun terkagum-kagum. Ia sadar banyak anak bertalenta di dunia, namun belum mendapat kesempatan untuk mengasahnya.

Momen tersebut menginsipirasinya untuk mendirikan Adam Gyorgy Island Academy. Adam yang telah berkenalan dengan piano sejak usia empat tahun berkeliling dunia untuk mengadakan semacam akademi singkat untuk melatih dan mengasah para talenta lokal.

Akhir Desember ini, Adam Gyorgy Island Academy hadir di Nusa Dua, Bali. Namun sebelumnya, untuk kesekian kalinya, pianis yang saat ini berdomisili di New York City ini, akan menggelar sebuah resital di Aula Simfonia, malam ini, Sabtu (7/12/2013).

Kepada Tribunnews.com, Adam yang telah pentas di puluhan negara bercerita banyak tentang arti musik untuk kehidupannya, peran musik sebagai bahasa universal, hubungan cintanya dengan piano, pentingnya berbagi ilmu, kekagumannya pada Ananda Sukarlan, dan rasa irinya pada para penyanyi.

Berikut petikan wawancaranya:

Boleh ceritakan tentang Adam Gyorgy Island Academy?

Ini adalah kelanjutan dari Summer Castle Academy yang telah diadakan di Budapest, Hongaria, sejak 2008. Akhir Desember ini kami menggelarnya di Nusa Dua, Bali, selama sepekan. Kali ini saya berkolaborasi dengan Profesor Benjamin Loh (Nanyang Academy of Fine Arts and LaSalle College of the Arts, Singapore), dan Profesor Steven Spooner (University of Kansas, AS).

Saya percaya jika Anda memberi sesuatu tanpa pamrih, Anda akan mendapat balasannya 10 kali lipat.

Semakin saya sering bepergian, semakin saya sadar pendidikan musik yang saya dapat di Hongaria adalah sesuatu yang luar biasa dan tidak dapat saya temukan di manapun. Saya ingin memberikan pendidikan musik kepada anak-anak yang belum berkesempatan untuk mengenal lebih jauh tentang bermain piano dengan cara yang tradisional dan klasik ala Eropa.

Semuanya bermula ketika saya memberikan masterclass pada tahun 2007, seorang gadis kecil berusia 13 tahun memainkan salah satu concerto Liszt yang rumit. Awalnya skeptis, namun ia dapat memainkannya dengan indah.

Kenapa Anda memilih Bali?

Bali adalah lokasi yang sesuai dengan konsep Castle Academy. Sangat berbeda dari lokasi lainnya di dunia.
Kekayaannya selalu membuat saya terkagum sejak saya berkunjung ke Bali pada tahun 2007. Tempat yang indah, penuh dengan spirit, keunikan, dan tradisi.

Apa yang paling Anda sukai dari Indonesia?

Tentu saja rakyatnya. Saya telah berkunjung ke banyak negara, tapi orang di sini sangat berbeda.

Apa arti musik buat Anda?

Hal terpenting saat pentas adalah saya mempersembahkan musik yang membawa penonton ke tempat lain. Buat saya, musik tak kenal batas. Saya bisa berimprovisasi, berkreasi, dan memainkan nomor-nomor klasik bersama repertoar kontemporer.

Saat kecil, saya selalu percaya bisa terbang. Dan itu adalah pernyataan yang relevan dengan sekarang. Jadi untuk membuat konser di mana kita bisa mengepakkan sayap dan terbang dengan musik, karya yang luar biasa harus menjadi yang utama.

Banyak yang bilang musik dimulai saat tak bisa berkata-kata lagi. Musik adalah bahasa universal yang memiliki kuasa untuk menghubungkan orang dari seluruh dunia.

Jika musik adalah sebuah bahasa, maka saya berbicara lewat piano setiap harinya.

Kenapa Anda pilih piano? Apa yang spesial tentang piano?

Jujur saja, saya iri pada penyanyi. Mereka bisa memberi dampak yang luar biasa pada manusia dengan bernyanyi penuh emosi, dan mengungkapkan nilai manusia dengan suara.

Tapi saya tetap cinta pada piano. Dengan kompleksitasnya, piano dapat menciptakan keajaiban jika dimainkan dengan baik. Sebenarnya ini seperti instrumen perkusi. Bagaimana membuatnya "bernyanyi" dengan indah adalah tantangannya.

Siapa komposer yang paling menginspirasi Anda dan memengaruhi Anda dalam berkarya?

Saya suka cara (Franz) Liszt mengekspresikan dirinya melalui pianis. Lalu saya mengaplikasikannya dalam gaya saya sendiri. Saya rasa kami terkoneksi satu sama salain. Liszt bagaikan rockstra di zamannya. Tapi dia lebih dari pada itu.
Sisi terdalam manunsia yang ia ungkapkan dalam Sonata in B Minor akan menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.

Anda bilang, "Berlatih adalah cara kita mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerahnya." Apa maksudnya?

Talenta bagaikan sebuah tanggung jawab. Jika Anda bertalenta, Anda wajib untuk menjaga, mengasah, dan menguasainya. Anda tak boleh mengecewakan orang-orang yang telah memercayai dan mendukungmu dengan hasrat mereka yang tak habisnya. Anda harus mensyukuri talenta Anda.

Pernah merasa penat bermain piano? Kalau ya, bagaimana Anda melepas kepenatan?

Sejujurnya saya tidak pernah merasa penat karena inilah hasrat saya, dan hasrat berperan penting dalam hidup saya. Olahraga juga. Saya suka bersepeda dan bermain sepak bola. Saya juga suka desain, sinematografi, dan fotografi.

Nomor apa saja yang akan Anda mainkan di konser Jakarta malam ini?

Saya akan membuka konser dengan karya sendiri, "A Day in New York". Lagu ini tentang sehari di New York City, pikiranku saat bangun di pagi hari lalu saat berjalan di Central Park, berlari di sepanjang East River hingga tiba di tengah keramaian Times Square.

Saya juga akan memainkan nomor-nomor yang audience-friendly seperti "Hungarian Rhapsody No. 2" dan "La Campanella". Begitu pula "Sonata in B Minor" yang berbicara tentang perjalanan hidup. Mungkin ini adalah nomor yang paling komplek dan luar biasa yang pernah diciptakan untuk piano.

Lebih nyaman mana? Memainkan karya komposer lain atau karya sendiri?

Di saat saya menikmati cara menginterpretasi karya para komposer jenius, lalu terbuai dalam karyanya, saya juga menyukai tantangan menciptakan sebuah komposisi dan improvisasi yang mengeksplor perasaan saya sebebas-bebasnya.

Adakah pianis Indonesia yang ingin Anda ajak berkolaborasi atau kagumi?

Saya telah bertemu banyak sekali musisi, semuanya bertalenta dengan caranya tersendiri. Mereka memiliki kans untuk berkontribusi pada musik.

Ananda Sukarlan mungkin satu dari pianis Indonesia yang populer. Dia sempat membuatkan saya sebuah lagu beberapa tahun lalu. Sampai saat ini kami masih berteman baik. Musiknya tidak hanya eksis, tapi sebagai pianis dia punya cara pendekatan yang luar biasa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved