Diledek Namanya Seperti Wanita, Ini Jawaban Riri Riza
Indonesia diwakili oleh tiga generasi di Tokyo International Film Festival (TIFF) yang masih berlangsung sampai
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia diwakili oleh tiga generasi di Tokyo International Film Festival (TIFF) yang masih berlangsung sampai dengan Sabtu mendatang. Mulai dengan Garin Nugroho yang tertua, lalu Mohammad Rivai Riza atau dikenal dengan nama Riri Riza (42) dan Edwin (34).
"Saya senang kelihatannya perfilman Indonesia yang tampil pada TFF ke-25 ini diwakili oleh tiga generasi," papar Kenji Ihizaka, Program Director TIFF kepada Tribunnews.com, Rabu (24/10/2012).
Hal ini juga diakui Garin yang melihat saat ini, perfilman Indonesia jauh lebih bebas dan semakin maju dibandingkan jamannya, "Kini mereka para sutradara baru bebas mengembangkan diri tidak seperti zaman saya."
Pemikiran serupa diungkapkan Riri pula, "Saya pikir sekarang, film Indonesia bahwa mereka telah memasuki fase baru. Masa 10 tahun terakhir ini adalah sangat berharga".
"Dalam situasi saat ini kami mampu memobilisasi khalayak yang lebih besar. Beruntung pula saya memperoleh finansial yang bisa mendukung film yang saya buat. Terima kasih kepada Mira Lesmana yang bertindak sebagai produser," ungkap pria kelahiran Makassar, 2 Oktober 1970.
Indonesia adalah negara yang sangat luas, beragam budaya dan agama. Riri ingin mencoba segala sesuatu dan tidak terjebak dengan metode representasi. Dari segi biaya, sejumlah modal dan sebagainya, "Saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda dari pekerjaan biasa khusus nya untuk anggaran supaya rendah tetapi kualitas dipertahankan baik."
Di hadapan banyak orang, Riri menyatakan bahwa Garin bukanlah gurunya, meskipun selama tiga tahun pernah bekerja bersama Garin dan lebih yunior di sekolah Ikatan Kesenian Jakarta (IKJ), "Memang Garin mengajar di IKJ Tetapi saya belum pernah diajarkan oleh dia."
Riri, yang juga sutradara Atambua, merasa bangga dengan pemutaran pertama kali film tersebut di dunia, yaitu di acara TIFF ini, "Saya pernah ke TIFF tahun 2006 tetapi baru kali ini menjadi peserta dengan filmnya masuk kelas kompetisi dan berhasil ditayangkan kali ini di TIFF," katanya yang mengaku banyak senang dengan film-film karya Jepang.
Riri muncul pertama kali sebagai sutradara melalui film Kuldesak pada tahun 1998. Lulusan SMA Labschool Jakarta dan Institut Kesenian Jakarta ini sering berkolaborasi dengan sahabatnya, Mira Lesmana dalam pembuatan film.
Menanggapi komentar Ishizaka namanya seperti wanita, dijelaskannya, "Nama Riri itu mungkin oleh mama saya sebagai singkatan dari dua namanya yaitu Rivai Riza."
SELEB POPULER