Ini Buktinya Musik Blues Itu Gak Bikin Ngantuk
-Dogma blues sebagai musik yang bikin ngantuk pun kini mulai terkikis.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -Dogma blues sebagai musik yang bikin ngantuk pun kini mulai terkikis. Karena kalangan muda mulai terlihat banyak yang menyukainya dan ternyata setiap alunan musik dan denyut nada-nadanya mampu memberi spirit untuk bangkit dan berkreasi.
Seperti yang terlihat dalam pergelaran akbar yang diusung Bandung Blues Society (BBS) bersama CliD Design & Art Production belum lama ini di Galeri Kita, Kantor Disparbud Jabar. Ribuan anak muda silih berganti berdatangan ke acara yang mengusung tagline Blues In The Art yang digelar selama seminggu, dari tanggal 1 sampai dengan 8September 2012. Belum lagi para pengisi band-nya yang ternyata tidak hanya kalangan tua, tapi band-band dari kampus pun banyak yang mengisi, bahkan ada juga band yang semua personelnya gabungan antara anak-anak dan remaja.
Pekan blues yang menjadi momen berkumpulnya para pencinta blues itu tidak hanya diisi dengan konser musik. Beragam kegiatan lain yang berkait dengan blues pun digelar, mulai dari workshop, blues clinic, pameran foto dinamika blues di Bandung, pameran seni dari pencinta blues, pameran koleksi piringan hitam blues hingga pemutaran film yang menceritakan tentang perkembangan blues di dunia.
Dalam acara blues clinic dan diskusi tersebut, BBS mampu menghadirkan beberapa musisi dan pengamat musik blues ternama seperti Hari Pochang, Hadi Pramono, Yudhi Kondoi, Dien Fakhri, Iqbal Marpaung, Moch Firdaus, Budi Abuy, Abah Blues, Imel Rosalind, Khrisna Timebomb dan Eka Satria. Begitu pula dengan film-film yang dipertontonkannya seperti film The Crossroad, Deep Blues by Robert Mugge, Ten Days Out (Kenny Wayne Shepperd), Road to Memphis, Eric Clapton: Session of Robert Johnson, dan Muddy Watters The Rolling Stones at Checkboard Lounge, mampu memberikan inspirasi bagi kalangan muda untuk lebih mencintai blues.
Sementara dalam konsernya, selain menghadirkan Bad Boy Blues, Electric Cadilac & MIC Band pada malam pembukaannya yang langsung dibuka dengan penampilan Uncletraff, juga tampil band-band ternama lain yang membawakan blues pada malam-malam berikutnya. Seperti pada Minggu (2/9/2012) malam, berbagai lagu blues sempat mengudara mulai dari tembang 'I Just Wan to Make Love To You', 'Champagne and Reefer', 'Rock Me Baby', dan 'Got Mojo Working', hingga tembang lawas 'Hoochie Coochie Man' mampu dibawakan oleh beberapa band yang tampil malam itu. Seperti band The 24th Hour Blues, dan The Soul Liberation juga tampil band-band lainnya. Begitu juga pada malam berikutnya.
"Semua band yang tampil itu sekitar 30 band untuk selama seminggu. Dari Bandung saja ada 25 band dan dua band dari Jakarta," kata Yoga Ogoy selaku Ketua Pelaksana Blues in The Art kepada Tribun belum lama ini.
Menurut Yoga yang juga sebagai Ketua BBS, komunitas Bandung Blues Society ini lahir pada bulan Maret 2008. Lahirnya BBS ini dikatakan Yoga diawali oleh adanya keinginan pihak Bumi Sangkuriang untuk menghidupkan acara musiknya. Kemudian keinginan itu disambut baik oleh Micko `Protonema' (alm) . Sejak itu aktivitas rutin membuat pertunjukan dan sharing soal musik blues di Bumi Sangkuriang, Jalan Ki Putih, Ciumbuleuit Bandung. Namun aktivitas rutin itu terhenti di tahun 2010. Pertunjukan blues tidak lagi digelar di Bumi Sangkuriang, tapi mengalihkannya ke kampus-kampus.
"Sekarang ini blues tidak lagi dicap sebagai musik ngatuk. Keberadaan BBS secara tidak langsung telah mengubah ekspektasi masyarakat tentang musik blues. Dulu juga anggapannya musik blues itu hanya orang tua saja yang mendengarkan, tapi sekarang banyak anak muda yang suka blues dan selalu hadir di event kita. Hampir semua band blues yang menjadi headliners pernah manggung di BBS," kata Ogoy.
- Permintaan Sting Tak Repotkan Promotor di Jakarta
- Tiket Konser Sting Termahal Rp 5 Juta, Termurah 850 Ribu
- T2 Senang Bakal Konser di Hongkong
- Ariel Noah Bisa Tenggelamkan Boyband? Ini Kata SM*SH
- Ada Bunyi Gendang dan Suling di Lagu Baru Setia