Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Tanggapan Sejumlah Pihak Parpol terhadap Hasil Survei Litbang Kompas, Demokrat Sedih dan Kecewa

Hasil survei Litbang Kompas atas elektabilitas partai politik menuai tanggapan dari sejumlah pihak parpol, pihak Partai Demokrat sedih dan kecewa.

Harian Kompas
Hasil survei Litbang Kompas atas elektabilitas partai politik periode 22 Februari - 5 Maret yang dirilis pada Kamis (21/3/2019) menuai tanggapan dari sejumlah pihak parpol. Pihak Partai Demokrat mengaku sedih dan kecewa. 

Hasil survei Litbang Kompas atas elektabilitas partai politik periode 22 Februari - 5 Maret yang dirilis pada Kamis (21/3/2019) menuai tanggapan dari sejumlah pihak parpol. Pihak Partai Demokrat mengaku sedih dan kecewa.

TRIBUNNEWS.COM - Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas partai politik (parpol) periode 22 Februari - 5 Maret, pada Kamis (21/3/2019).

Hasil survei Litbang Kompas tersebut menunjukkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) paling tinggi.

Pada Pemilu 2019, ambang batas parlemen naik dibandingkan Pemilu 2014, yakni dari 3,5 menjadi 4 persen.

Pemilu 2019 diikuti 16 partai politik nasional, sedangkan Pemilu 2014 diikuti 12 partai politik nasional.

Hasil Survei Elektabilitas Litabang Kompas
Hasil Survei Elektabilitas Litabang Kompas (kompas.id)

Hasil survei elektabilitas partai politik Litbang Kompas tersebut mendapat tanggapan langsung dari pihak partai politik yang bersangkutan.

Berikut Tribunnews rangkumkan dari berbagai sumber tanggapan sejumlah partai politik terhadap hasil survei Litbang Kompas.

Baca: PDIP Lihat Survei Litbang Kompas Sebagai Peluang Sekaligus Tantangan

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menanggapi santai hasil survei elektabilitas partai yang dilakukan Litbang Kompas.

Berdasarkan survei, PDIPmenjadi partai pemenang pemilu 2014 dipilih oleh 26,9 persen responden.

Menurut Andreas pihaknya melihat hasil survei tersebut sebagai tantangan sekaligus peluang.

"Bagi PDI Perjuangan, hasil survei Kompas ini menggembirakan sekaligus tantangan untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan performa kerja kader baik untuk pilpres maupun pileg," ujar Andreas saat dihubungi, Kamis, (21/3/2019).

"Tidak bisa dipungkiri bahwa coat tail effect berperan penting meningkatkan elektabilitas partai, karena ini pun merupakan konsekuensi logis dari hubungan emosional antara partai dan kadernya," tuturnya.

Namun menurutnya, faktor utama tingginya elektabilitas PDIP adalah konsolidasi Partai dan Kader PDI Perjuangan yang dilakukan secara kontinyu baik itu bersama internal kader maupun bersama rakyat.

"Performa PDI Perjuangan yang konsisten menampilkan diri sebagai partai ideologis yang nasionalis-pluralis yang secara konsisten menjadi pemersatu bangsa dengan basis Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi bagian terbesar rakyat bahwa partai ini adalah Indonesia yang bhineka, Indonesia yang Pancasila.

Ini adalah faktor pembeda, bukan hanya dalam retorika tetapi juga dalam kerja nyata yang dirasakan oleh rakyat," pungkasnya.

Baca: Tanggapi Survei Litbang Kompas, Sekjen Gerindra Sebut Berhimpitan dengan PDIP

2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengatakan pihaknya harus terus bekerja keras menghadapi Pemilu Legislatif 2019 meskipun berdasarkan survei Litbang Kompas, partainya memperoleh 17 persen suara.

"Sekali lagi pada akhirnya kita harus kerja keras, dan hasil akhirnya 17 april, survei itu hanya memotret keadaan, hasil surveinya juga berbeda-beda," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (21/3/2019).

Muzani mengatakan selama ini pihaknya selalu menanamkan kepada kader partai bahwa apapun hasilnya elektabilitas Partai Gerindra berdasarkan survei sejumlah lembaga, kader harus tetap bekerja keras.

Karena menurutnya hasil lembaga survei merupakan potret keadaan saat survei itu digelar bukan pada saat pemungutan suara. Sehingga menurutnya potensi perubahan suara sangat besar.

"Saya sudah berkali-kali ngomong apakah survei hasilnya menyenangkan atau sebaliknya tak menyenangkan kita. kalau kami memahami survei itu sebagai cara memotret dari lembaga yang melakukan survei, kami tetap harus memperbaiki kinerja, kami harus terus menyempurnakan kinerja agar hasilnya harus lebih baik dari yang dikatakan lembaga survei,"katanya.

Berdasarkan survei internal menurut Muzani, elektabilitas Partai Gerindra tidak berbeda jauh dengan elektabilitas PDIP. Hanya saja Muzani enggan menyebutkan angka elektabilitas partainya itu.

"Sudah, angkanya berhimpitan dengan saudara kami PDIP, tapi nantilah," pungkasnya.

Baca: Survei Litbang Kompas, Golkar: Tren Naik, Kami Akan Bekerja Terus Untuk Raih 18 Persen Kursi DPR RI

3. Partai Golongan Karya (Golkar)

Menurut Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, terjadi peningkatan elektabilitas partai yang dipimpin Airlangga Hartarto dalam tren survei Litbang Kompas.

Hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret menunjukkan elektabilitas Partai Golkar berada di peringkat ketiga dipilih oleh 9,4 persen responden.

"Kalau melihat trend Partai Golkar menurut survei Litbang Kompas, sesungguhnya mengalami peningkatan yang lumayan. Awalnya 6,2 persen kini meningkat menjadi 9,4 persen," ujar Ace yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Ma’ruf Amin kepada Tribunnews.com, Kamis (21/3/2019).

Namun hasil ini masih belum membuat partai Golkar puas.

Partai berlambang beringin itu akan terus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas hingga akhirnya pada Pemilu 17 April mendatang mampu memperoleh 18 persen kursi di DPR RI.

"Kami masih akan bekerja terus untuk meningkatkan elektabilitas kami menjadi 18 persen kursi di DPR RI," tegas Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini.

Peningkatan ini tentu bukan tanpa sebab. Tahun lalu Golkar kata dia, menghadapi berbagai prahara di internal dengan segala gejolak internalnya.

Pun saat itu kasus korupsi yang melibatkan beberapa kader membuat semua kader harus kerja keras menjaga kepercayaan publik agar tetap memilih Partai Golkar.

Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar imbuh dia, mencoba untuk terus menkonsolidasikan struktur Partai agar terus percaya diri meyakinkan rakyat dari mulai tingkat pusat hingga ke daerah.

"Bagaimanapun pemilih Pak Jokowi bukan hanya partai tertentu. Nah, ceruk pemilih Pak Jokowi di luar PDIP masih jauh lebih besar. Kami ingin juga merebut segmen yang besar itu," jelasnya.

Baca: Elite Demokrat: Survei Litbang Kompas Masih Buat Kami Sedih Dan Kecewa

4. Partai Demokrat

Partai Demokrat masih belum puas dengan perolehan elektabilitas 4,6 persen dalam hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret karena masih belum sesuai ekspektasi.

Demikian disampaikan Ketua DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Kamis (21/3/2019).

"Survei Litbang Kompas tersebut memang masih membuat kami sedih dan kecewa," ujar Ferdinand Hutahaean.

Namun demikian, menurut Ferdinand Hutahaean, hasil survei ini akan menjadi penyemangat untuk semua kader dan simpatisan Demokrat untuk terus bergerak dan meraih target suara 10-15 persen di Pileg 2019 mendatang.

Semua kader partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu akan berjuang untuk membuktikan dan menunjukkan kepada publik, Demokrat masih menjadi partai yang diperhitungkan dalam politik nasional Indonesia.

"Survei itu membuat kita justru semakin semangat untuk semakin bergerak. Pun untuk menunjukkan partai Demokrat itu masih menjadi partai yang besar dan pernah menjadi pemenang pemilu yang akan cukup diperhitungkan di kancah politik nasional," ucap Ferdinand Hutahaean.

Sisa waktu kurang satu bulan ini, imbuh dia, masih cukup bagi Demokrat dengan semua elemen di dalamnya untuk mencapai target yang telah diputuskan DPP.

"Kami tetap optimis hasil akhir nanti kita akan bisa meraih setidak-tidaknya target 10-15 persen. Dan kita optimis bisa meraih itu dengan kekuatan yang kita miliki," tegasnya.

Baca: Elektabilitasnya Rendah, Andi Arief Sebut PSI Penebar Kebencian dan Ketegangan Beragama

5. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mengatakan survei Litbang Kompas menjadi pecutan bagi partainya untuk semakin bekerja keras satu bulan jelang pemilu.

Berdasarkan survei itu, PSI diprediksi tidak lolos parlemen karena elektabilitasnya hanya 0,9 persen.

Rian mengatakan melewati ambang batas parlemen adalah ujian PSI sebagai partai baru.
"Sebagai partai baru, hasil survei kami pada akhirnya akan terbiaskan oleh margin of error. Dari PSI yang berisi semangat muda, ya harus dikasih ujian terus dong. Mana seru berpolitik kalau mudah-mudah saja," ujar Rian ketika dihubungi, Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

Rian mengatakan beberapa lembaga survei sebenarnya telah mengumumkan hasil yang berbeda dari Litbang Kompas.

Kata dia, elektabilitas PSI pernah disebut berada pada posisi 3 sampai 4 persen.

Namun, semua hasil survei tersebut menjadi evaluasi bagi PSI.

Rian menegaskan kader PSI semakin semangat untuk berjuang menuju parlemen.

"Seluruh kajian lembaga survei kami anggap sebagai pecutan agar PSI lebih giat dan gencar lagi turun ke warga, komunitas dan para influencer," kata Rian.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved