Sepakbola SEA Games 2011
Andi Vermansyah: Saya Masih Suka Teringat Jualan Koran
ANDIK Vermansyah datang dari keluarga tak mampu. Semasa kecil, laki-laki kelahiran Jember 23 November 1991 itu turut membantu

TRIBUNNEWS.COM - ANDIK Vermansyah datang dari keluarga tak mampu. Semasa kecil, laki-laki kelahiran Jember 23 November 1991 itu turut membantu orangtuanya Saman (58), dan Jumiah (48), ibunya, mencari penghidupan untuk keluarga.
"Saat kecil, Andik berdagang koran dan jualan es di Surabaya," ujar Jumiah kepada Tribun Network sesaat setelah tiba di Hotel Sultan Jakarta, Senin ( 21/11) sore. Jumiah bersama suami, anak, menantu dan cucu sengaja didatangkan Andik dan PSSI untuk memberi dorongakan kepada Andik saat menghadapai Malaysia di laga final SEA Games 2011.
Pengalaaman itu tidak dilupakan Andik. Setelah sekarang namanya tersohor sebagai pesepakbola yang membela Garuda, serta klub Persebaya Surabaya, dia berubah menjadi pria berduit. Uang transfer mantan pemain PON Jatim itu, kini ratusan juta, dan gaji bulanan pun jutaan.
Walau begitu, geladang sayap Timnas U-23 ini masih tetap rendah hati dan baik. Kendati menjadi 'bintang' yang dipuji banyak orang, dia tidak berubah menjadi congkak. Dia rutin membagi-bagikan uang kepada fakir miskin, anak yatim piatu dan janda-janda di sekeliling rumah orangtuanya di Surabaya.
"Saya suka teringat masa sulit dulu, waktu masih jualan koran atau es. Jadi kalau melihat anak jalanan, pengasong koran dan pengamen, saya kasihan," ujar Jumiah menirukan ucapan Andik.
Andik pun menyalurkan amal berupa uang, rata-rata Rp 1,5 juta s/d Rp 2,5 juta. "Kalau anak saya terima gaji dari Persebaya, dia selalu membagi-bagikan uang kepada anak di yatim piatu," ujar Jumiah.
Saat ini, setiap mendapat gaji, Jumiah dan saudara Andik yang lain punya tugas mmenyantuni anak yatim piatu yang dititip di panti asuhan. Atau memberi uang kepada janada-janda tua dan tak mampu yang ada di sekitarnya hunian mereka di Surabaya. (tribunnews/domu d ambarita/yogi gustaman)