Didukung Kemendikti Saintek, Riset Smartfarming dan Aquaponik Tingkatkan Ekonomi UKM
Program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) yang dijalankan para periset dari dua perguruan tinggi swasta di Jakarta berguna untuk UMKM.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) yang dijalankan para periset dari dua perguruan tinggi swasta di Jakarta, Universitas Mercu Buana dan Universitas Budi Luhur, tahun 2025 ini memasuki tahun kedua.
Program riset ini mengembangkan tiga teknologi utama, yakni Smart Farming untuk pertanian mandiri singkong dan kacang tanah.
Baca juga: Prabowo Minta Mendikti Saintek Bina Kampus Agar Tak Mudah Dihasut
Kemudian, Aquaponik untuk budidaya ikan dan sayuran, yang menjadi dukungan langsung bagi kemandirian produksi Warung Makan Cisadane, khususnya menu khas berupa ikan Cere dan Nila di kawasan ekowisata Keranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan
Serta, riset Printer DTF (Direct to Film) untuk mendukung kerajinan tangan lokal sebagai produk olahan kreatif. Hasil riset aquaponik budidaya ikan bersama sayuran terbukti mampu meningkatkan perekonomian warga.
“Dengan aquaponik, warga tidak hanya bisa menanam sayuran, tetapi juga membudidayakan ikan sekaligus, sehingga warung makan dapat memperoleh bahan baku lokal secara berkelanjutan. Teknologi ini juga meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi,” kata Julpri Andika, anggota tim pelaksana dari Universitas Mercu Buana, Jakarta, dalam keterangan tertulis dikutip Senin, 22 September 2025.
Program ini mendapat apresiasi dari UMKM pelaku usaha kuliner dan warga desa. Salah satu pemilik warung menyampaikan, dengan dukungan aquaponik, mereka bisa menyediakan ikan segar dan sayuran langsung dari desa.
"Selain itu juga bisa meningkatkan kualitas menu dan menarik lebih banyak pengunjung," ungkapnya.
Warga yang mendapatkan manfaat dari riset ini menilai, inovasi yang dihasilkan para periset membuat mereka lebih mandiri dan tidak lagi bergantung pasar.
"Hal ini membuka peluang usaha baru di sekitar desa," sebutnya.
Program riset ini merupakan kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat, berhasil menjadi terobosan penting dalam membangun kemandirian produksi, pertanian, dan ekonomi kreatif desa wisata.
Riset ini menggunakan Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah (PBW), Ruang Lingkup Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) dengan fokus pada penerapan teknologi inovatif.
Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdikti Saintek) Tahun Anggaran 2025 dan mendapatkan dukungan penuh dari Universitas Mercu Buana.
Tim pelaksana diketuai oleh Heru Suwoyo, dengan anggota Julpri Andika dan Rizky Dinata dari Universitas Mercu Buana serta Nazori dari Universitas Budi Luhur dan didampingi beberapa mahasiswa. (tribunnews/fin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.