Kamis, 2 Oktober 2025

NASA Sebut Asteroid Selebar 390 Meter Akan Melintasi Bumi Besok Kamis, Berpotensi Berbahaya

NASA menyebut, asteroid selebar 390 meter akan melintasi bumi besok Kamis (26/3/2020). Asteroid tersebut berpotensi berbahaya bagi Bumi.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
Science Photo Library
NASA menyebut, asteroid selebar 390 meter akan melintasi bumi besok Kamis (26/3/2020). Asteroid tersebut berpotensi berbahaya bagi Bumi. 

TRIBUNNEWS.COM - NASA terus mencari asteroid yang dapat mengancam kehidupan di Bumi.

Asteroid yang disebut sebagai Near-Earth Object (NEO) harus melewati batas tertentu untuk dianggap 'berpotensi berbahaya'.

Dilansir Metro, para ahli di NASA menemukan indikasi asteroid yang berpotensi berbahaya itu.

Para insinyur NASA mengatakan, ada satu asteroid yang akan melintasi Bumi minggu ini.

Asteroid 2012 XA133 akan melewati Bumi pada Kamis (26/3/2020) mendatang dengan kecepatan 53.000 mph atau sekitar 85.295 kilometer per jam.

Baca: Bumi Dilanda Covid-19, Bagaimana Dengan Misi ke Bulan dan Planet Mars?

Baca: 5 Tempat Paling Rahasia di Bumi, Biara Paro Taktsang Jadi Tempat Paling Suci di Bhutan

Ukuran asteroid sekitar 1.280 kaki atau selebar 390 meter.

Dengan ukuran tersebut, asteroid dapat menyebabkan dampak besar di Bumi jika bertabrakan dengan planet itu.

Beruntung, para insinyur NASA menghitung asteroid berada dalam lintasan yang aman.

NASA menyebut asteorid ini sebagai objek dekat Bumi (NEO.
NASA menyebut asteorid ini sebagai objek dekat Bumi (NEO. (ESA)

Asteroid 2012 XA133 diyakini melewati 0,04453 unit astronomi (AU) atau sekitar 4,1 juta mil dari pusat Bumi.

AU tunggal menggambarkan, jarak dari Bumi ke matahari sekitar 93 juta mil.

"Ketika mereka mengorbit matahari, NEO terkadang dapat mendekat ke Bumi," NASA menjelaskan.

Perlu dicatat, pengertian 'dekat' secara astronomis bisa sangat jauh dalam istilah umum.

Dalam pengertian sebenarnya, itu bisa berjarak jutaan atau bahkan puluhan juta kilometer.

Bersama NASA, European Space Agency (ESA) masih terus melacak asteroid tersebut.

Asteroid ini adalah salah satu dari enam yang dilacak saat melintasi Bumi minggu ini.

Namun, asteroid 212 XA133 adalah satu-satunya yang masuk dalam kategori 'berpotensi berbahaya'.

"Asteroid yang berpotensi berbahaya (PHA) saat ini didefinisikan berdasarkan paramater yang mengukur potensi asteroid untuk mengancam Bumi," kata NASA dalam sebuah pernyataan.

"Setiap hari, sekitar seratus ton material antarplanet melayang ke permukaan bumi," ujar pusat studi NEO NASA.

Sebagian besar partikel antarplanet terkecil yang mencapai permukaan Bumi adalah partikel debu kecil yang dilepaskan oleh komet.

"Sebagian besar partikel antarplanet terkecil yang mencapai permukaan bumi berasal dari fragmen tabrakan asteroid yang telah bertabrakan satu sama lain beberapa tahun yang lalu," ungkap NASA.

NASA dan ESA masih terus melacak asteroid.
NASA dan ESA masih terus melacak asteroid. (Science Photo Library)

NASA menjelaskan secara terperinci tentang apa yang akan terjadi jika salah satu dari batu-batu tersebut akhirnya menabrak Bumi.

"Dengan interval rata-rata sekitar 10.000 tahun, asteroid berbatu atau besi yang berukuran lebih dari 100 meter diperkirakan akan mencapai permukaan bumi."

"Itu menyebabkan bencana lokal atau menghasilkan gelombang pasang yang dapat menggenangi daerah dataran rendah," jelas NASA.

Sementara itu, setiap beberapa ratus ribu tahun atau lebih, asteroid yang lebarnya lebih dari satu kilometer dapat menyebabkan bencana global.

Dalam hal ini, puing-puingnya akan menyebar ke seluruh atmosfer bumi.

Kondisi itu menyebabkan tanaman akan mati karena hujan asam.

Selain itu, sebagian sinar matahari dapat terhalang.

Badai yang dihasilkan dari puing-puing yang dipanaskan juga akan turun ke permukaan bumi.

"Karena jalur orbitnya sering melintasi Bumi, tabrakan antara Bumi dengan NEO sering terjadi. Kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan tertutupnya Bumi di masa mendatang."

"Adalah hal yang bijaksana untuk melakukan upaya untuk menemukan dan mempelajari objek-objek ini."

Kita perlu menganalisis ukuran, komposisi, dan strukturnya, serta mengawasi lintasan mereka di masa depan," turut ahli NASA.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved