Senin, 6 Oktober 2025

Pasien Batu Ginjal di Batang Trauma usai Salah Diagnosa HIV, Diduga Malapraktik

Pria di Batang, Jawa Tengah, Mistono, sempat divonis terjangkit HIV. Namun vonis tersebut tidak benar. Ia diduga jadi korban malapraktik oleh RSUD.

Tribun Jateng/Dina Indriani
KENA HIV - Warga Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah bernama Mistono(59) tidak menyangka hidupnya jadi kian suram. Hal tersebut bermula saat ia menjalani perawatan penyakit batu ginjal. Mistono kamudian harus menjalani operasi di RSUD Batang pada November 2024. Namun, bukannya sembuh, ia justru divonis mengidap HIV dan harus mengkonsumsi obat selama tujuh bulan. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di Batang, Jawa Tengah bernama Mistono diduga menjadi korban malapraktik.

Malapraktik adalah kelalaian profesional oleh tenaga medis yang tidak sesuai standar, sehingga menimbulkan kerugian, cedera, atau kematian pasien, dengan unsur hubungan terapeutik, kelalaian, kerugian, dan kaitan sebab-akibat.

Pria berusia 59 tahun itu divonis penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) setelah menjalani operasi batu ginjal di RSUD Batang pada November 2024.

Mistono tidak pernah menduga, pengobatan batu ginjal yang ia jalani justru berakhir dengan vonis penyakit serius.

Berawal dari keluhan anyang-anyangan akibat batu ginjal, ia kemudian menjalani operasi di RSUD Batang.

Alih-alih pulih, Mistono malah didiagnosis mengidap HIV dan diwajibkan mengonsumsi obat selama tujuh bulan.

“Awalnya saya kena kencing batu, terus dibawa ke RSUD Batang, langsung dirontgen, dan di hari ketiga saya dioperasi,” tutur Mistono saat ditemui di rumahnya, Jumat (26/9/2025) sore, dikutip dari TribunJateng.com.

Warga Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah itu mengaku tertekan selama berbulan-bulan.

Tubuhnya lemah, kencing berdarah, dan rasa pusing tak kunjung reda. 

Bahkan ia juga dijauhi oleh lingkungan sekitar, hingga menyebabkan hubungan rumah tangganya renggang.

“Saya disuruh minum obat HIV, tapi tidak ada perubahan. Malah sakit terus. Saya dimarahi, dijauhi, nggak kumpul sama istri,” keluhnya.

Baca juga: Kaki Pasien Alami Luka Bakar usai Jalani Operasi Tulang Punggung, RSUD Bojonegoro Bantah Malapraktik

Merasa ada yang janggal, Mistono meminta rujukan ke RS Siti Khodijah Pekalongan.

Hasil pemeriksaan rontgen dan USG di rumah sakit itu menunjukkan vonis tersebut tidak benar.

Sebaliknya, ditemukan sisa selang operasi sepanjang 30 cm yang masih tertinggal di dalam tubuh Mistono.

“Dokter bilang ada selang tertinggal di dalam tubuh saya setelah operasi di RSUD Batang,” ungkap Mistono.

Setelah menjalani operasi lanjutan untuk mengangkat selang itu, kondisi Mistono langsung membaik.

Ia pun kembali beraktivitas normal dan memutuskan untuk melakukan tes ulang HIV di Laboratorium Cito pada 22 September 2025.

Sehari kemudian, hasil pemeriksaan dengan nomor 2509220061 menyatakan Mistono non reaktif atau negatif HIV.

“Alhamdulillah hasilnya negatif,” ucap Mistono dengan lega.

Anak Mistono, Yusro, menegaskan pihak keluarga menuntut pertanggungjawaban atas dugaan salah penanganan dan diagnosa yang menimpa sang ayah.

“Kami mau minta pertanggungjawaban dari rumah sakit pascaoperasi hingga sakit selama sembilan bulan,” tegas Yusro.

Di sisi lain, Manajemen RSUD Batang belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan salah diagnosa HIV tersebut.

Pria di Malang hilang penglihatan usai jalani operasi

Pria di Malang hilang penglihatan usai jalani operasi katarak
KORBAN DUGAAN MALAPRAKTIK - Yulianto didampingi keluarga dan kuasa hukumnya saat melapor ke Polres Malang, Jumat (26/9/2025).

Yulianto (47), warga Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengalami kebutaan setelah menjalani operasi mata di Klinik Cakra, yang merupakan bagian dari Rumah Sakit Umum (RSU) Pindad Turen.

Awalnya Yulianto mengalami gangguan penglihatan. Lantas ia melakukan pengobatan di Klinik Cakra pada 2024 lalu.

Di sana, ia divonis mengalami katarak.

Katarak adalah kondisi medis yang ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata, yang menghalangi cahaya masuk ke retina dan menyebabkan penglihatan buram, seperti melihat melalui jendela berkabut atau kotor.

"Saat itu saya langsung divonis katarak. Sehingga solusinya kalau ingin sembuh, maka harus operasi mata," ungkap Yulianto saat ditemui, Jumat (26/9/2025), melansir Kompas.com.

Kala itu, ia menanyakan peluang keberhasilan operasinya dan mendapat jawaban dari pihak klinik, tingkat keberhasilannya mencapai 100 persen.

"Persentase keberhasilannya katanya 100 persen. Oleh karena itu saya berani operasi. Seandainya kalau bilang 80 persen, mungkin saya tidak akan melanjutkan operasi," ucapnya. 

Alih-alih sembuh, penglihatan Yulianto justru hilang sama sekali setelah menjalani operasi tersebut.

Bahkan, matanya mengalami pendarahan hebat. 

"Saat itu saya ditawari oleh pihak rumah sakit untuk operasi ulang. Tapi saya tidak mau, karena trauma," katanya.

Ia kemudian melaporkan Direktur RSU Pindad, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang dan salah satu dokter spesialis mata, dr R, ke Polres Malang pada Jumat.

Yulianto merasa bahwa RSU Pindad dan dokter R diduga melakukan malapraktik terhadap dirinya.

Di sisi lain, kuasa hukum Yulianto, Agus Salim Ghozali menjelaskan, pihaknya sudah melakukan upaya komunikasi dengan pihak rumah sakit.

Namun, pihak rumah sakit dengan tegas menyatakan bahwa tindakan operasi yang dilakukan terhadap Yulianto sudah sesuai dengan prosedur.

"Namun, RSU Pindad kekeh bahwa tindakan operasi yang dilakukan pada klien kami sudah sesuai prosedur," ucap dia.  

Agus menyebut, RSU Pindad mengeklaim kegagalan operasi yang dilakukannya itu akibat Yulianto sedang mengalami diabetes melitus.  

"Tapi seharusnya kalau sudah tahu klien kami mengalami diabetes, dokter tidak memaksakan operasi," kata Agus. 

Dalam waktu dekat, pihak kepolisian akan memanggil dokter yang bersangkutan beserta manajemen rumah sakit.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS Pria Asal Batang Divonis HIV Usai Operasi Ginjal, Ternyata Ada Selang 30 Cm Tertinggal dan di Kompas.com dengan judul "Pria di Malang Hilang Penglihatan Setelah Operasi Katarak, Dokter Mata dan RS Dilaporkan ke Polisi"

(Tribunnews.com/Falza) (Kompas.com/Imron Hakiki) (TribunJateng.com/dina indriani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved