Kisah Haru Kakak-Adik di Bogor, Satu Seragam Sekolah Dipakai Bergantian, Kondisi Ibu Bikin Pilu
Ada kisah haru datang dari sebuah gang sempit bernama Gang Sawo, Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Ada kisah haru datang dari sebuah gang sempit bernama Gang Sawo, Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Dari sana tersimpan kisah perjuangan dua pelajar yang menggugah hati siapa pun yang mendengarnya.
Baca juga: Pemkab Bogor Raih Penghargaan Digital Transformation Governance Index dari UGM
Adalah Haikal (18) dan Haezar (15), kakak beradik dari keluarga sederhana yang harus bergantian memakai satu seragam pramuka demi tetap bersekolah agar bisa menggapai mimpi mereka.
Setiap pagi, Haezar yang duduk di bangku kelas IX SMP mengenakan seragam pramuka dan berangkat lebih dulu.
Sementara Haikal, siswa kelas XII SMK, menunggu adiknya pulang agar bisa mengenakan seragam yang sama untuk pergi ke sekolah.
Pilunya alasan Haikal dan Haezar memakai seragam bergantian ini.
Bukan karena mereka ingin tampil serasi, tapi karena mereka hanya punya satu seragam yang layak dipakai.
Pilunya Kondisi Keluarga, Tinggal di Rumah Kontrakan Bersama Ibu ODGJ
Saat ditelusuri, keseharian Haikal dan Haezar lagi-lagi menguras air mata.
Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan petakan.
Keduanya bersama ibu yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ).

Hanya ada nenek yang sudah sepuh (tua), dan adik perempuan yang masih duduk di kelas 3 SD.
Sang ayah telah meninggal dunia lima tahun lalu, meninggalkan beban berat yang kini dipikul oleh keluarga besar mereka.
Setiap bulan, keluarga ini harus mengeluarkan sekitar Rp700 ribu untuk sewa kontrakan, belum termasuk kebutuhan makan dan biaya sekolah.
Tante mereka, Dika Yuniasari, menyebut bahwa keluarga besar saling bahu-membahu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Mereka tidurnya sama nenek sama mamanya, ayahnya udah meninggal,” ujar Dika dengan nada lirih.
Respon Tetangga Usai Video Seragam Bergantian Viral
Nurma, tetangga mereka, mengaku ingin membantu namun terbatas oleh kondisi ekonomi sendiri.
Meski begitu, ia bersyukur video tentang Haikal dan Haezar yang bergantian seragam telah viral dan menarik perhatian banyak pihak.
“Ya lebih bagus kalo memang viral mah, kalo kata saya lebih banyak yang bantu gitu,” ujarnya.
Nurma berharap bantuan terus mengalir, terutama untuk sang nenek yang harus mengurus cucu-cucunya di usia senja.
“Soalnya kalo lihat neneknya kasian kadang, kasian udah tua, ngurusin cucu namanya bapaknya engga ada,” tambahnya.
Satu Seragam, Seribu Harapan

Kisah Haikal dan Haezar bukan sekadar cerita tentang kemiskinan, tapi tentang keteguhan hati, cinta keluarga, dan harapan yang tak pernah padam.
Di balik satu seragam yang mereka bagi, tersimpan mimpi besar untuk masa depan yang lebih baik.
Semoga kisah ini menjadi pengingat bahwa di balik angka dan data, ada wajah-wajah muda yang berjuang keras untuk pendidikan dan kehidupan yang layak.
Artikel ini diolah ulang dari TribunnewsBogor.com dengan judul Sosok Kakak Adik di Bogor Terpaksa Gantian Seragam Demi Sekolah, Kondisi Orangtuanya Memprihatinkan,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.