Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Bahan Makanan Penyebab Keracunan MBG di Bengkulu Dibeli dari Luar Daerah

Ratusan siswa dan guru menjadi korban keracunan setelah menyantap menu program MBG di Kabupaten Lebong, Bengkulu pada Rabu (27/8/2025).

Tribun Bengkulu/Rizki Wahyudi
KERACUNAN MASSAL MBG - Suasana ramai dan panik di UGD RSUD Lebong, Bengkulu pada Rabu (27/8/2025). Puluhan siswa TK hingga SD bahkan guru diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan program MBG. Total ada 456 orang keracunan. 

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan siswa dan guru menjadi korban keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lebong, Bengkulu pada Rabu (27/8/2025).

Berdasarkan data terkini, korban keracunan MBG di Bengkulu telah mencapai 456 orang yang terdiri dari murid hingga sejumlah tenaga pendidik. 

Gejala yang dialami antara lain mual, muntah, hingga lemas, bahkan ada yang mengalami diare.

Menu MBG yang dibagikan saat itu terdiri dari satu buah jeruk, mie tepung, empat pentol bakso, tahu goreng, serta sayur tumis jagung.

Dari penyelidikan sementara diketahui sejumlah bahan makanan seperti bakso, mie, dan tahu dibeli dari luar daerah sebelum diolah kembali di dapur MBG.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG Kecamatan Lebong Sakti, Martin Azib.

Meski begitu, ia memastikan seluruh makanan yang disajikan sudah melewati proses sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). 

Bahkan sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah, makanan tersebut terlebih dahulu dikonsumsi oleh pegawai yang memasak di lokasi.

"Untuk bahan baku seperti bakso, mie, dan tahu, itu kami beli dari luar lalu diolah kembali, kami sudah sesuai SOP," tuturnya, dikutip dari TribunBengkulu.com, Kamis (28/8/2025).

Dapur MBG yang menjadi sorotan ini diketahui baru mulai beroperasi sejak 7 Agustus 2025 setelah diresmikan secara resmi.

Sementara itu, Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (LOKA POM) Rejang Lebong Pupa Feshirawan mengatakan, pihaknya telah mengirim beberapa sampel makanan ke laboratorium Balai POM Provinsi Bengkulu untuk dilakukan pemeriksaan. 

Baca juga: BPOM Koordinasi dengan Badan Gizi Nasional Terkait 456 Orang Keracunan MBG di Bengkulu

Beberapa jenis makanan yang diuji antara lain mie, bakso, tahu, dan sayuran.

"Sudah, sampelnya sudah kita kirimkan, sekarang masih menunggu hasilnya," jelas Pupa.

Selain sampel makanan, sambung Puspa, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan langsung ke dapur MBG di Lebong. 

Hasil pemeriksaan menunjukkan dapur tersebut memang sudah memenuhi standar. 

"Untuk bahan baku seperti bakso, mie, dan tahu, itu kami beli dari luar lalu diolah kembali, kami sudah sesuai SOP," bebernya singkat.

Dapur MBG yang menjadi sorotan ini diketahui baru mulai beroperasi sejak 7 Agustus 2025, usai diresmikan secara resmi.

Sementara itu, Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (LOKA POM) Rejang Lebong, Pupa Feshirawan, mengatakan pihaknya telah mengirim beberapa sampel makanan ke laboratorium Balai POM Provinsi Bengkulu untuk dilakukan pemeriksaan. 

Beberapa jenis makanan yang diuji antara lain mie, bakso, tahu, dan sayuran.

"Sudah, sampelnya sudah kita kirimkan, sekarang masih menunggu hasilnya," jelas Pupa.

Selain sampel makanan, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan langsung ke dapur MBG di Lebong. 

Hasil pemeriksaan menunjukkan dapur tersebut memang sudah memenuhi standar. 

Akan tetapi, dapur masih dalam keadaan terbuka dan penataannya belum rapi.

Kondisi inilah yang diduga menyebabkan makanan di tempat tersebut terkontaminasi bakteri.

"Agak terbuka dan belum rapi memang, diduga karena itulah ada kontaminasi bakteri, tapi untuk lebih pastinya kita tunggu hasil uji lab," lanjutnya.

Keterangan polisi

Kapolres Lebong, AKBP Agoeng Ramadhani melalui Kasubsi PIDM Humas Aipda Syaiful Anwar membenarkan adanya penambahan jumlah korban keracunan.

“Betul, kembali bertambah, sekarang sudah 456 orang totalnya, itu dari guru hingga siswa,” ujar Syaiful, Kamis.

Berdasarkan data, rincian korban adalah 119 orang dirawat inap, 328 orang rawat jalan, dan 9 orang menjalani rawat mandiri di rumah.

Sebagian besar korban mendapatkan penanganan di RSUD Lebong, dengan jumlah 379 siswa dan 3 guru.

Mereka tersebar di berbagai ruang perawatan, yakni:

  • Ruang Aula: 27 pasien anak.
  • Ruang PICU: 74 anak.
  • Ruang NICU: 1 anak.
  • Ruang Radiologi: 7 anak.
  • Ruang UGD: 10 anak.
  • Rawat jalan: 263 pasien yang sudah dipulangkan.

Selain di RSUD Lebong, perawatan juga dilakukan di sejumlah puskesmas:

  • Puskesmas Muara Aman, Kecamatan Lebong Utara: 3 anak dirawat jalan, seluruhnya sudah pulang.
  • Puskesmas Semelako, Kecamatan Lebong Tengah: 41 anak, terdiri dari 27 anak rawat jalan yang sudah pulang dan 14 anak hanya mengambil obat.
  • Puskesmas Lemeupit, Kecamatan Lebong Sakti: 3 anak dirawat jalan.
  • Puskesmas Talang Leak, Kecamatan Bingin Kuning: 17 anak rawat jalan.
  • Puskesmas Suka Raja, Kecamatan Amen: 1 guru menjalani rawat jalan.

Dengan demikian, total korban dugaan keracunan massal akibat MBG di Lebong telah mencapai 456 orang dan masih dalam pemantauan kepolisian serta Dinas Kesehatan setempat.

“Karena ada yang memang sebelumnya tidak dibawa ke RS, tetapi karena muncul gejala kemudian dibawa ke RSUD maupun faskes lainnya sehingga totalnya bertambah,” pungkas Syaiful. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Korban Keracunan Massal MBG di Lebong Bengkulu Kembali Bertambah Jadi 456 Orang, Ini Rinciannya.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunBengku.com/M Rizki Wahyudi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan