Senin, 29 September 2025

Ibadah Haji 2025

Sosok Kasim, Calon Jemaah Haji Tertua di Kabupaten Malang, Berangkat Sendiri karena Istri Meninggal

Sosok Kasim bin Rabun, warga Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bakal berangkat Haji Mei 2025 di usia 95 tahun.

SuryaMalang.com/Luluul Isnainiyah
JEMAAH HAJI TERTUA - Kasim bin Rabun, warga Sumberpucung, Malang, Jawa Timur, menjadi calon jemaah haji (CJH) tertua di Kabupaten Malang, Senin (21/4/2025). Inilah sosok Kasim bin Rabun yang berusia 95 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Sosok Kasim bin Rabun, warga Dusun/Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Kasim merupakan Calon Jamaah Haji (CJH) tertua di Kabupaten Malang. Saat ini, usianya 95 tahun.

Rencananya, Kasim akan melaksanakan ibadah Haji 2025 pada bulan Mei mendatang.

Saat ini, ia disibukkan dengan persiapan sebelum berangkat Haji.

Seperti bimbingan manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sumberpuncung, beberapa waktu lalu. 

Saat ditemui SuryaMalang.com pada Senin (21/4/2025), Kasim terlihat masih sehat dan bisa berjalan di usianya 95 tahun. 

Namun, pendengaran Kasim mulai berkurang. Ketika ditanya, harus menggunakan suara yang sedikit keras.

Kasim mengaku siap untuk menunaikan ibadah Haji. 

"Saya gak takut, karena  mati dan hidup Allah yang mengatur," ucap Kasim dengan bahasa Jawa.

Sehari-hari, Kasim tinggal di rumah bersama anaknya, Soleh.

Sokeh merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Ia juga mengurus segala keperluan hingga administrasi pemberangkatan haji sang ayah.

"Saya yang mendampingi Bapak ikut manasik haji dari kabupaten kemudian di kecamatan sampai nanti berangkat," katanya.

Baca juga: Petani di Bogor Berangkat Haji di Usia 100 Tahun, Jerih Payah 70 Tahun Menabung

Sokeh menyebut, Kasim lahir pada 1 Januari 1930. Kasim memiliki istri bernama Kasni Sainten, usianya 85 tahun.

Kasim dan istrinya diketahui bekerja sebagai petani. Dari hasil jerih payah tersebut, lantas dikumpulkan sedikit demi sedikit. 

Hingga mereka memiliki tabungan untuk menunaikan ibadah haji.

Keinginan Haji Sudah Lama

Sokeh menceritakan, keinginan Haji ini sebenarnya berasal dari ibunya. 

Semasa hidupnya, ibunya sempat berucap kepada anak-anak ingin menunaikan ibadah Haji bersama Kasim.

"Motivasi naik haji ini justru dari ibu. Waktu itu ibu punya keinginan haji kemudian disampaikan ke anak-anaknya."

"Akhirnya saya cari informasi ke Kemenag dan kami daftarkan bapak sama ibu tahun 2019," jelasnya.

Hingga waktunya tiba, Kasim bisa berangkat Haji tahun ini. 

Namun, takdir berkata lain, istri Kasim meninggal dunia pada Januari 2025 lalu. 

Kasim terpaksa harus menunaikan ibadah Haji seorang diri.

"Bapak kan jemaah prioritas lansia, dapat informasi harus pelunasan. Sementara ibu sudah meninggal Januari 2025 lalu dan belum istitaah. Maka bapak harus jalan sendiri," kata Sokeh. 

Baca juga: Arab Saudi Umumkan Larangan Haji untuk 14 Negara, Siap-Siap Denda Rp200 Juta dan Penjara

Persiapan Fisik

Lebih lanjut, Sokeh mengatakan, beberapa persiapan telah dilakukan sang ayah, termasuk persiapan fisik. 

Kegiatan fisik yang dilakukan Kasim, di antaranya berkebun.

"Setiap hari bapak ke kebun, di sana sejam dua jam lalu pulang. Misal berangkat jam 06.30 WIB nanti pulangnya jam 08.00 WIB. Terus siang balik lagi ke kebun," tambahnya.

Selain itu, Sokeh memastikan, ayahnya istirahat cukup dan menjaga pola makan. 

Adapun pantangan makanan yang tidak boleh dimakan Kasim di antaranya, makanan pedas, asam, dan tekstur keras.

"Riwayat penyakit ya mungkin penyakit tua. Makanan juga dijaga karena lambungnya kan nggak kuat," tutur Sokeh. 

Jemaah Tertua dari Kota Malang

Di Kota Malang, Jawa Timur, juga terdapat sosok jemaah Haji 2025 tertua yang berusia 94 tahun.

Sastro Wasiyo menjadi calon jemaah haji tertua dari Kota Malang, didampingi salah satu anaknya, Suparyono yang berusia 54 tahun.

Saat ditemui ketika menjalani manasik Haji pada Kamis (24/4/2025), Sastro bercerita tentang dirinya yang akan melaksanakan ibadah haji. 

Berangkat ke Tanah Suci adalah momentum yang ia tunggu-tunggu sejak mendaftar pada 2019 lalu.

Sebagai petani di Kabupaten Ngawi, impiannya untuk berangkat Haji itu hampir mustahil.

Sehari-hari, Sastro menggarap lahannya, sementara anaknya ada enam.

"Saya petani, tidak punya apa-apa. Orang desa, anaknya banyak. Ya, saya minta kepada Allah. Sekarang anak-anak sudah besar dan bekerja semuanya. Mereka ada di mana-mana," ucapnya.

Dari anak-anaknya, Sastro mendapatkan jalan untuk berangkat haji.

Anak-anaknya bekerja di beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Mulai dari karyawan di perusahaan milik daerah hingga karyawan di sebuah universitas negeri di Kota Malang.

Sementara beberapa lainnya, menjalankan usaha secara mandiri.

"Dibantu anak-anak saya semua. Dulu memang ingin berangkat haji, tapi bagaimana bisa begini seperti sekarang. Saya petani," ungkapnya.

Saat ini, Sastro menjadi calon jamaah tertua dari Kota Malang.

Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kasim, Calon Jamaah Haji Tertua di Kabupaten Malang, Berangkat Sendiri Karena Istri Meninggal Dunia

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, SuryaMalang.com/Luluul Isnainiyah, Benni Indo)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan