Senin, 6 Oktober 2025

Bubur India dan Kopi Arab, Hidangan Khas Ramadan di Kota Semarang

Di Kota Semarang, ada dua sajian khas yang biasa disajikan untuk menyambut bulan Ramadan, yakni Bubur India dan Kopi Arab.

Editor: Content Writer
istimewa
Masyarakat di sekitar Masjid Jami Pekojan di Purwodinatan, Kota Semarang memiliki tradisi unik setiap Ramadan, yakni membuat dan membagikan bubur India di masjid sebagai menu buka puasa. 

TRIBUNNEWS.COM - Warga Muslim di setiap negara punya tradisi tersendiri dalam menyambut dan menyemarakkan Ramadan, salah satunya dengan menyajikan hidangan khas.

Masing-masing daerah memiliki makanan khas, termasuk Kota Semarang. Di kota ini, ada dua sajian unik Ramadan yang bisa dicicipi, yakni Bubur India dan Kopi Arab.

Bubur India

Masyarakat di sekitar Masjid Jami Pekojan di Purwodinatan, Kota Semarang memiliki tradisi unik setiap Ramadan, yakni membuat dan membagikan bubur India di masjid sebagai menu buka puasa.

Sajian Bubur India di Masjid Jami Pekojan telah ada sejak kurang lebih satu abad lalu dan menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Dahulu, tradisi ini dibawa para pedagang pendiri Masjid Jami Pekojan yang berasal dari Gujarat.

Tak hanya dinikmati warga sekitar, para pengunjung juga dipersilakan menyantap kelezatan bubur India tersebut.

Sebagai pendamping, takmir masjid juga menyediakan teh maupun susu dan takjil lainnya, seperti buah-buahan dan wingko babat.

Takmir Masjid Jami Pekojan, Sirin mengatakan, bubur India memiliki rasa khas dari bahan rempah-rempah. Sirin juga menambahkan beberapa campuran lauk yang berbeda setiap harinya agar lebih menggugah selera lidah.

"Khusus untuk hari ini Kamis, kita lauknya gulai. Kalau hari lain biasanya ya ikan, ayam dan ada banyak lagi. Yang pasti, cita rasanya tetap berbeda dengan bubur lainnya," kata Sirin ditemui seusai memasak bubur India di teras belakang Masjid Jami Pekojan, Kamis (14/3/2024).

Sirin menyebut, proses pembuatan bubur India membutuhkan waktu lebih dari 2 jam. Setiap harinya, Sirin menyiapkan 200 porsi bubur india untuk disantap bersama warga yang datang ke masjid.

Menggunakan dandang berukuran jumbo, skil memasak Sirin cukup cekatan. Bubur India dimasak menggunakan tungku tradisional dengan kayu sebagai bahan bakar utamanya.

Agar lebih lezat, Sirin juga memberikan irisan wortel, daun pandan, daun salam, serai, kapulaga, cengkeh dan aneka bumbu dapur lain.

"Proses masak tadi habis zuhur. Ini pas tadi baru selesai," ujarnya.

Pada awal Ramadan tahun ini, ia mengaku terkejut dengan antusias pengunjung yang datang. Sirin tak menyangka, meskipun dalam kondisi hujan deras, pengunjung tetap berdatangan mencicipi kuliner khas tersebut.

"Alhamdulillah mungkin ini jadi berkahnya ya, padahal sejak beberapa hari terakhir itu Semarang hujan deras. Alhamdulillah selalu habis," ungkap Sirin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved