Senin, 6 Oktober 2025

Kerusuhan di Wamena Papua

TNI Siagakan Personel, Bantu Mediasi & Tenangkan Masyarakat Antisipasi Meluasnya Kerusuhan di Wamena

TNI menyiagakan personelnya dan berupaya memediasi serta menenangkan masyarakat dalam rangka mengantisipasi meluasnya kerusuhan di Sinakma, Wamena.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Penerangan Kodam XVII Cenderawasih
TNI telah menyiagakan personelnya dan berupaya memediasi serta menenangkan masyarakat dalam rangka mengantisipasi meluasnya kerusuhan di Sinakma Wamena ,Jayawijaya pada Kamis (23/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI menyiagakan personelnya dan berupaya memediasi serta menenangkan masyarakat dalam rangka mengantisipasi meluasnya kerusuhan di Sinakma, Wamena, Jayawijaya pada Kamis (23/2/2023).

Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengatakan kerusuhan tersebut berawal dari adanya isu yang berkembang di masyarakat Sinakma Wamena, Kabupaten Jayawijaya bahwa telah tersiar isu penculikan anak Orang Asli Papua (OAP).

Isu tersebut mengakibatkan terjadi kerumunan massa OAP di kios-kios milik warga pendatang.

Upaya mediasi, kemudian dilakukan oleh pihak Polres, para tokoh adat dan tokoh masyarakat Wamena.

Baca juga: Cerita Kapolres Jayawijaya saat Menenangkan Kerusuhan di Wamena: Diserang Pakai Batu & Kios Dibakar

Namun, akibat adanya provokasi maka terjadi kerusuhan di beberapa lokasi di Sinakma sampai berakibat adanya pembakaran ruko dan kios, pemalangan jalan, pelemparan kendaraan dan timbul korban jiwa dari masyarakat.

"Saya telah perintahkan Dandim 1702/Jayawijaya untuk menenangkan massa agar kerusuhan tidak meluas dan juga sudah disiagakan personel TNI untuk mengantisipasi terjadi kerusuhan susulan," kata Sembiring dalam keterangan resmi Penerangan Kodam XVII Cenderawasih pada Jumat (24/2/2023).

"Saya imbau masyarakat tenang dan dan tidak terpengaruh oleh adanya isu-isu provokatif oleh pihak-pihak tertentu," sambung dia.

Sementara itu, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Cpn Arhenius Murib mengatakan pihaknya terus berupaya menenangkan massa dan membantu mediasi, sehingga kerusuhan tidak meluas dan situasi kembali kondusif.

"Komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak telah kita lakukan agar kerusuhan tidak meluas, suasana kembali tenang dan tidak ada korban jiwa," kata dia.

"Saat ini kami TNI menyiagakan personel apabila sewaktu-waktu akan digerakkan. Semoga kondisi kembali normal dan kondusif serta tidak ada isu-isu maupun tindakan-tindakan provokatif," sambung dia.

Baca juga: BERITA FOTO Suasana Kerusuhan di Wamena, 9 Orang Tewas, Polisi Diserang hingga Api Hanguskan Ruko

Kronologis Kerusuhan

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo kerusuhan di Wamena terjadi sekitar pukul 12.30 WIT.

Ia menyebut, kericuhan dipicu oleh isu penculikan anak yang hingga kini belum jelas kebenarannya.

"Kami mendapatkan informasi bahwa ada sebuah mobil tujuan Kampung Yomaima yang ditahan oleh masyarakat di Kampung Sinakma. Diduga sopir mobil tersebut adalah oknum penculikan anak, sehingga ini yang membuat kehebohan di tengah masyarakat," ungkap Benny.

Massa membakar kios milik warga perantau di Kampung Lantipo, Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegununga, Kamis (23/2/2023) siang. Warga terprovokasi isu penculikan anak.
Massa membakar kios milik warga perantau di Kampung Lantipo, Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegununga, Kamis (23/2/2023) siang. Warga terprovokasi isu penculikan anak. (Tribun-Papua.com/Arny Hisage)

Sebelumnya, massa membakar kios milik warga di Kampung Lantipo, Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua Tengah, Kamis (23/2/2023) siang.

Laporan wartawan Tribun-Papua.com, insiden ini berlangsung di dekat Gereja GKI Ukul Ebe Hunik Sinakma, sekira pukul 14.30 WIT.

Sekelompok warga tersebut terprovokasi setelah membaca isu beredar di media sosial, terkait adanya dugaan penculikan anak oleh perantau di darah Distrik Napua.

Dalam informasi yang beredar di WhatsApp, pelaku disebut menggunakan mobil pikap.

Baca juga: Update Kerusuhan di Wamena: 9 Orang Tewas hingga Kondisi Mulai Kondusif

Disebutkan juga dalam informasi tersebut bahwa polisi berupaya melindungi pelaku.

Belum diketahui kebenaran soal informasi tersebut. Namun kabar tersebut diduga hoaks.

Akibat kabar miring ini, emosi warga tersulut hingga melakukan pembakaran.

Asap membumbung tinggi hingga membuat warga lainnya ketakutan. Situasi pun mencekam.

Para warga trauma kasus kericuhan 2019 terulang.

Petugas pemadam kebakaran saat berupaya memadamkan api di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Petugas pemadam kebakaran saat berupaya memadamkan api di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya. (Dokumentasi Humas Polda Papua)

Kini, aparat gabungan TNI-Polri berada di lokasi untuk meredam situasi.

Polres Jayawijaya pun masih menelusuri sosok penyebar pesan yang diduga hoaks tersebut.

9 Korban Tewas, Belasan Luka-luka

Sementara itu Pembela HAM, Theo Hesegem kepada Tribun-Papua.com mengatakan, akibat insiden kerusuhan, sebanyak 9 orang tewas.

Rincian korbannya 7 orang merupakan warga Papua, sementara sisanya warga pendatang.

Selain korban jiwa, ada belasan orang lainnya menderita luka-luka akibat kerusuhan yang pecah pada Kamis (23/2/2023) siang itu.

"(Korban) yang luka-luka kurang lebih 17 orang. Saya baru pulang dari rumah sakit untuk melihat jenazah dan warga yang luka-luka," kata Hesegem.

Informasi tambahan, kerusuhan juga mengakibatkan kerugian materiil.

Sejumlah rumah toko (ruko) dan kios milik warga terbakar di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved