Cuaca Ekstrem
Dampak Cuaca Ekstrem, Penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang Delay karena Curah Hujan Tinggi
Cuaca ekstrem di akhir tahun membuat penerbangan di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sempat alami keterlambatan.
TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem di akhir tahun membuat penerbangan di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sempat alami keterlambatan.
Keterlambatan tersebut akibat dari intensitas curah hujan yang tinggi.
Hardi Ariyanto, GM PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Ahmad Yani mengimbau pada calon penumpang untuk berhati-hati.
Mengutip Kompas.com, ada 13 penerbangan yang mengalami delay atau penundaan.
"Sampai dengan pukul 12.00 WIB terdapat 13 penerbangan yang terdampak. Baik kedatangan maupun keberangkatan dengan rute penerbangan dari dan ke Jakarta, Balikpapan, Ketapang, dan Banjarmasin," ujar Hardi.
Tak hanya itu, ada satu penerbangan yang dialihkan ke Surabaya.
Baca juga: Berita Foto Banjir Semarang: Stasiun Tawang Tergenang Air hingga Gubernur Ganjar Tinjau Titik Banjir
Penerbangan tersebut dari Banjarmasin.
"Manajemen PT Angkasa Pura I beserta seluruh stakeholders terkait melakukan koordinasi dan kolaborasi, sehingga operasional bandara tetap berjalan dengan baik, meskipun dengan kondisi cuaca ekstrem," pungkasnya.
Selain itu, Hardi juga menambahkan ada sedikit kendala di ruas jalan menuju bandara.
Cuaca ekstrem membuat adanya genangan air di jalan menuju bandara.
"Selain memberikan dampak operasional di bandara, cuaca ekstrem juga menyebabkan adanya genangan air di ruas jalan menuju bandara," paparnya
Namun, pihaknya telah menyediakan kendaraan untuk menjemput penumpang yang tertahan di luar bandara.
Hardi berharap cuaca segera membaik agar kegiatan operasional bandara kembali seperti semula.
"Kami berharap cuaca segera membaik sehingga kegiatan operasional bandara dapat berjalan lancar, aman, dan tentunya tetap nyaman," pungkasnya.
Baca juga: Berita Foto Banjir Semarang: Stasiun Tawang Tergenang Air hingga Gubernur Ganjar Tinjau Titik Banjir
Rumah Warga di Tanjung Mas Mengungsi
Cuaca buruk juga membuat warga di Kampung Tambak Lorok, Tanjung Mas, Semarang mengungsi.
Warga mengungsi karena rumahnya berada di titik rawan terkena gelombang laut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua RW 15 Tambak Lorok, Slamet Riyadi.
Ia mengatakan, warga mengungsi untuk berjaga-jaga jika gelombang tinggi terjadi.
"Kita jaga-jaga gelombang tinggi terjadi lagi," paparnya.
Mengutip Kompas.com, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng, Dikki Rully mengatakan, cuaca ekstrem membuat rumah warga rusak.

"Yang rusak berat ada 17 rumah, yang mengungsi yang punya rumah itu. Total ada 17 warga yang mengungsi sekarang," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, rumah warga yang rusah berada di dekat pantai.
"Solusinya yang jangka panjang nanti tahun depan akan dibangun tanggul," ujarnya.
Petugas BPBD juga disiagakan di kawasan terdampak.
Bantuan juga dikirimkan untuk meringankan beban pengungsi.
"Petugas BPBD dan relawan juga sudah membantu warga untuk memperbaiki bangunan yang rusak," paparnya.
(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Muchamad Dafi Yusuf/)