Gempa Berpusat di Cianjur
Suka Duka Relawan Pramuka Antar Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur, Tembus Kemacetan Hingga Tersesat
Ulum Alimudin, relawan dari Pramuka Peduli Kwarcab Cianjur mengungkap suka dukanya selama mendistribusikan bantuan ke lokasi-lokasi sulit terjangkau.
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Bukan hal mudah menjangkau pengungsi gempa Cianjur, Jawa Barat yang masih minim menerima bantuan baik berupa makanan atau kebutuhan darurat lainnya.
Lokasi pengungsi yang tersebar dan minimnya akses jalan membuat pendistribusian logistik untuk penyintas gempa Cianjur mengalami kendala.
Bahkan relawan pun harus berjalan kaki cukup jauh untuk memberikan bantuan.
Baca juga: Distribusi Logistik Korban Gempa Tak Merata, Bupati Cianjur: Ada Warga yang Menyetok
Ulum Alimudin, relawan dari Pramuka Peduli Kwarcab Cianjur mengungkap suka dukanya selama mendistribusikan bantuan ke lokasi-lokasi sulit terjangkau.
Ia mengatakan sehari dirinya paling banyak hanya bisa mengantarkan empat paket bantuan dalam satu kali perjalanan.
Bahkan tak jarang, ia harus memarkirkan motornya jauh dari tenda pengungsian masyarakat.
"Kadang saya harus berjalan kaki, selain jalan yang kecil, ada juga jalan yang terhalang reruntuhan," kata Ulum berbincang dengan Tribunnews.com, Minggu (27/11/2022).
Baca juga: Penanggulangan Gempa di Cianjur Diperbolehkan Pakai Talangan Dana Desa
Bahkan ia pun pernah tersesat karena lokasi yang tak diketahui pasti meskipun yang akan menerima bantuan sudah share lokasi.
Hingga akhirnya bantuan pun baru bisa dikirim hari berikutnya.
"Saat itu akan mengantar logistik ke Gintung, harusnya titiknya di mana ini malah ada di Tapal Kuda."
"Sampai akhirnya logistik pun gagal terkirim hari itu dan baru bisa sampa hari berikutnya," katanya.
Kendala lainnya, banyaknya masyarakat yamg datang ke lokasi bencana membuat arus lalu lintas padat.
Selain jalan di lokasi bencana sempit, puing-puing rumah pun banyak yang menghalangi jalan sehingga akses transportasi menjadi tersendat.
Baca juga: Putranya Tertimbun Reruntuhan Gempa Cianjur, Ayah Bayi Usia 1 Tahun Pasrah Duga Anaknya Meninggal
"Paling sulit melakukan mobilitas karena jalanan padat kendaraan," ujarnya.
Pria asal Pamokalan, Sukamanah, Karangtengah ini mengaku dirinya bergabung menjadi relawan Pramuka Peduli karena panggilan hati.
Sesaat setelah merasakan gempa Magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022), dirinya langsung mengikuti perkembangan dan mengumpulkan informasi dampak kerusakan.
Ia lantas bekomunikasi dengan pihak Kwarcab Cianjur untuk mengetahui perkembangan.
Sampai akhirnya ia pun bergerak membantu memasang tenda darurat di depan Rumah Sakit Dr Hafiz atau RSDH untuk evakuasi pasien.
"Saya mendapat kabar RSDH terkena dampak dan butuh pemasangan tenda darurat untuk evakuasi pasien dan waktu ashar tenda darurat dipasang," ucapnya.
Baca juga: Rangga Ramadhan, Korban Tewas Longsor di Cianjur Tinggalkan Istrinya yang Lagi Hamil 7 Bulan
Kini Ulum setiap hari bertugas mengantarkan logistik yang berasal dari anggota pramuka.
Sebagai informasi Gerakan Pramuka Kwarcab Cianjur mendirikan pos tanggap darurat menyikapi bencana alam gempa bumi yang menyebabkan 318 orang meninggal dunia per Sabtu (27/11/2022).
Saat ini relawan yang tergabung dalam Pramuka Peduli berjumlah 239 yang berasal dari 13 kabupaten/ kota se-Jawa Barat dan Kwartir Daerah Jawa Tengah.
Dalam masa tanggap darurat gempa Cianjur ini, Pramuka Peduli mendirikan dapur umum, membantu proses pencarian orang hilang atau SAR, membantu menyalurkan logistik, trauma healing, hingga bantuan komunikasi.
Selain itu, Pramuka pun mengumpulkan donasi dari anggotanya untuk membantu masyarakat terdampak gempa.
Baca juga: Warga Desa Cijedil Cianjur Pilih Tidur di Dekat Reruntuhan untuk Jaga Rumahnya dari Maling
Tak hanya itu, ada juga bantuan logistik berupa pakaian baru, terpal, sembako, kasur, popok bayi, oba-obatan hingga susu bayi yang berasal dari anggota dan dermawan.