Gempa Berpusat di Cianjur
Gempa Cianjur: Ibu Bongkar Reruntuhan Cari Makanan Anaknya hingga Rumah Singgah Tetap Kokoh
Dedeh bersama suami dan dua anaknya harus mengungsi di tenda pengungsian bersama ratusan korban lainnya.
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR- Dedeh (40) menjadi korban gempa Cianjur, Jawa Barat. Rumah dan warungnya ambruk diguncang gempa di Kampung Salaeuri, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dedeh bersama suami dan dua anaknya harus mengungsi di tenda pengungsian bersama ratusan korban lainnya.
Baca juga: Hibur Para Korban Gempa Cianjur, Ridwan Kamil Bagikan Piza dan Bercanda di Tenda Pengungsian
Bahkan, di saat anaknya yang masih berusia tiga tahun ingin cemilan, ia bingung harus berbuat apa.
Di satu sisi warungnya hancur, di sisi lain tak ada harta yang terselamatkan saat gempa terjadi.
Ia harus mengorek-ngorek puing reruntuhan, tak ada yang bisa diberikan olehnya karena warungnya sudah hancur.
"Semuanya warung juga ancur, sekarang kalau pengen ngambilin makanan sampe harus dikerukin dulu, sampe tangan sakit," katanya, Sabtu, (26/11/2022).
Selain itu, di wilayah tersebut sangat sulit mencari rumah makan.
Para pengungsi hanya bisa menunggu supply makanan dari bantuan logistik yang datang atau menunggu dapur umum selesai menyiapkan makanan.
Baca juga: Buku Yasin, Boneka hingga Sepeda Motor Diangkut dari Timbunan Longsor Gempa Cianjur
Jika ingin membeli makanan atau mencari kebutuhan di warung, maka warga harus menempuh perjalanan kurang lebih 8 kilometer.
Namun, jika kondisi normal 8 kilometer itu maka akan terasa dekat, akan tetapi, di tengah kondisi darurat saat ini, untuk menempuh jarak tersebut bisa membutuhkan waktu hingga satu jam perjalanan.
Hal tersebut disebabkan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di jalur yang hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat.
Baca juga: Tim SAR Temukan 8 Jenazah Korban Meninggal Gempa Cianjur Hari Ini
Sedangkan saat ini, kendaraan roda empat ataupun roda dua begitu membludak melintasi jalur tersebut, dikarenakan dalam kondisi seperti ini banyak kendaraan yang membawa bantuan logistik dan juga kendaraan untuk keperluan evakuasi.
Rumah Singgah GS Kokoh saat Diguncang Gempa Cianjur Meski Sekitarnya Ambles
Satu unit rumah selamat dari longsor saat gempa Cianjur di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang, ini menjadi sorotan.
Meski tanah di sekitarnya amblas karena longsor akibat gempa Cianjur, rumah yang disebut rumah singgah GS itu kokoh berdiri.
Baca juga: Hibur Para Korban Gempa Cianjur, Ridwan Kamil Bagikan Piza dan Bercanda di Tenda Pengungsian
Selamatnya rumah singgah GS dari longsor saat gempa itu kini menguak kisah soal pemiliknya.
Bangunan rumah singgah GS masih berdiri kokoh meski tanah di depannya sudah amblas akibat longsor saat gempa bumi di Cianjur Senin (21/11/2022).
Jarak dari rumah ke tebingan longsor kemungkinan hanya sekitar satu meter.
Rumah bercat krem itu tampak memiliki beberapa pintu dan jendela.
Kemudian bagian atapnya juga terlihat sedikit rusak, mungkin imbas gempa dan longsoran tersebut.
Lalu di belakang rumah tersebut terdapat bangunan lagi dengan warna cat serupa.
Baca juga: Cerita Perekam Video Detik-detik Anak SD Menjerit Saat Longsor Gempa Cianjur Timbun Gurunya
Di belakang bangunan tersebut tampak rimbun dipenuhi pepohonan tinggi.
Rumah ini juga dilengkapi bangunan mirip kolam renang di sampingnya.
Rumah itu juga jadi saksi bisu terjadinya longsor yang mengakibatkan sedikitnya enam kendaraan tertimbun tanah.
Bangunan ini tidak ikut tergerus saat tebingan setinggi 30 meter melahap korban jiwa.
Rupanya ada kisah di balik rumah yang selamat dari longsoran tersebut.
Selain keberadaannya yang mencolok lantaran berdiri di atas perbukitan, kisah rumah ini juga cukup dikenal oleh warga sekitar.
Baca juga: Tim SAR Temukan 8 Jenazah Korban Meninggal Gempa Cianjur Hari Ini
Di mana menurut warga, sang pemilik rumah kerap mengalami kejadian misterius.
Bahkan hal tersebut membuat sang pemilik rumah tidak berani lagi untuk tinggal atau singgah di sana.
Menurut Yanto (62), warga Jalan Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, bangunan yang tersisa ini kerap dinamai warga sebagai rumah singgah GS.
Diketahui, rumah singgah GS ini diambil dari nama pemiliknya yakni Ganda Sugita, yang merupakan warga asal Cianjur.
"Bangunan itu itu milik GS. Sering dijadikan rumah singgah dari dulu. GS itu nama pemiliknya," kata Yanto (62), saat dijumpai di lokasi longsor, Kamis (24/11/2022).
Yanto diketahui merupakan pemilik warung yang tergerus tanah lonsor di lokasi tersebut.
Ia tahu betul kisah dari sang pemilik rumah tersebut karena bertahun-tahun berada di sana.
Menurut Yanto, rumah singgah GS itu sudah cukup lama tidak ditempati oleh pemiliknya.
Baca juga: Alami Trauma, Puluhan Korban Gempa Cianjur Terpaksa Mengungsi di Kandang Kambing
"Ya ada mungkin dari tahun 80-an atau sekitar 90-an lah gak ditempatin. Sekarang-sekarang saya jarang melihatnya lagi," ungkapnya.
Yanto mengungkapkan, bangunan yang berada di atas perbukitan ini awalnya merupakan lahan kosong.
Lahan kosong itu memang merupakan daerah resapan air di kawasan ini, yang juga banyak ditumbuhi oleh pepohonan rindang.
Namun GS yang saat itu dikenal sebagai juragan keramik, membeli lahan yang luasnya sekitar 3 haktare.
"Lahan kosong terus dibeli sama GS, baru dibangun dan dikelola beberapa bangunan," ungkapnya.
Meski membangun rumah di lahan tersebut, menurut dia, GS tidak tinggal di sana.
GS menjadikan bangunan itu sebagai rumah singgah yang ia kunjungi setiap satu minggu sekali.
"Gak tahu sudah berapa lama beli itu. Dulu kudanya juga banyak, seperti rodanya ada. Dulu ada kuda ketika sering ke sini. Ada seminggu sekali ya kalau ke sini," tambahnya.
Namun menurut pemilik warung lainnya, Ahman, ada kejadian misterius yang membuat GS tidak kembali mengunjungi bangunannya itu.
GS pun akhirnya meminta bantuan warga Cibereum untuk mengelola lahan miliknya itu.
Salah satu kejadian misterius yang membuat GS kapok, kata Ahman, yakni saat dirinya dikalungi senjata tajam.
"Kalau cerita mah banyak. Katanya ada tiga kali orang yang ngalungin golok ke GS. Mungkin itu yang buat GS gak sering ke sini lagi," kata Ahman.
Namun, alih-alih dipercaya menjaga bangunannya, GS justru dikhianati dengan penjaga yang menjual beberapa pohon di area tersebut.
Baca juga: Tanggapi Gempa, Wakil Ketua MPR: Bantuan Harus Merata dan Segera Buat Rencana Pemulihan
"Dulu banyak banget pohon duriannya. Tapi, ya itu sisa satu terus lama-lama habis. Itu sih dijualin rame ceritanya. Gak tahu kenapa," tambahnya.
Ia juga menuturkan, seiring berjalannya waktu GS kini memilih menetap bersama keluarganya di Kota Bandung.
Saat ini, diakui Ahman, rumah singgah ini hanya dikunjungi oleh ahli waris dari GS.
"Mungkin sudah usia juga ya. Jadi GS milih diam di Kota Bandung sama anaknya. Kalau sekarang ahli warisnya atau siapanya memang sering ke sini," tandasnya.
Berita ini telah tayang di Tribun Jabar berjudul;
Ibu di Cianjur Terpaksa Bongkar Reruntuhan Cari Makanan Ringan, Anak Kelaparan: Tangan Sampai sakit
dan
Rumah Singgah GS Kokoh saat Diguncang Gempa Cianjur Meski Sekitarnya Amblas, Terkuak Pemiliknya