Minggu, 5 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Spontan Ambil Jemuran, Ibu Hamil Selamat dari Bencana Gempa Cianjur, Rumah Luluh Lantak

Nurhayati hamil sembilan bulan. Kini ia menantikan kelahiran anak kelimanya di pengungsian. Berharap persalinannya lancar.

Editor: Willem Jonata
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Warga terdampak gempa bumi mendapat bantuan sembako, makanan, sarung, dan popok bayi seusai kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Pos Layanan Psikososial, di halaman SDN 2 Sukamaju, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Seusai kunjungannya ke lokasi gempa, Presiden Jokowi menyatakan, pemerintah memastikan akan memberikan bantuan dana rehabilitasi untuk pembangunan dan perbaikan rumah warga yang terdampak gempa bumi Cianjur, yakni bantuan Rp 50 juta untuk rumah yang rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang, dan Rp 10 rusak ringan. Bantuan dana rehabilitasi rumah akan diberikan setelah evakuasi selesai dan distribusi bantuan sudah bisa menjangkau ke semua lokasi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Nurhayati (42) hamil 9 bulan. Ia bersyukur selamat dari bencana gempa yang meluluhlantakkan rumahnya di Kampung Cijedil, Desa Cijedil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Sebelum terjadinya gempa, Senin (21/11/2022) sekira pukul 11.00 WIB, Nurhayati bersama anaknya paling kecil berada dalam rumah. Anaknya tak berhenti menangis.

Baca juga: Suami Istri Ini Lolos dari Maut saat Gempa Cianjur Hancurkan Rumah Mereka: Satu Jam Kami Tertimbun

Dalam situasi itu, Nurhayati dihinggapi perasaan yang aneh. Spontan ia ke luar rumah mengambil jemuran.

"Saya itu keluar langsung aja mau ngambil pakaian dijemuran. Saat ngambil jemuran tiba-tiba langsung terasa gempa keras sekali," katanya  saat ditemui Tribunjabar.id di Posko Bencana BIN Desa Cijedil. 

Nurhayati asal Kampung Cijedil, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tinggal menunggu masa lahiran. 

Nurhayati yang dalam keadaan hamil, langsung masuk ke rumah dan membawa anaknya ke luar untuk menyelamatkan diri.

"Alhamdulillah selamat, tidak terkena rerutuhan hanya kena debu aja," lanjut Nurhayati.

Saat terjadi gempa, suami sedang bekerja. Tiga anaknya yang lain juga bermain di luar rumah.

Baca juga: Soal Rumah Korban Gempa Cianjur yang Rusak, Ridwan Kamil Sebut Proses Rekonstruksi akan Dimulai

Kala itu, suasana pascagempa benar-benar kalut. Rumahnya rusak parah. Bahkan ada tetangganya yang mengalami luka akibat terkena reruntuhan.

"Kemudian kami dievakuasi. Jam 5 sore sudah di sini. Alhamdulillah semua diberikan keselamatan," ungkapnya. 

Nurhayati yang hamil sembilan bulan kini berada di pengungsian sambil menghitung waktu kelahiran anak kelimanya.

"Ya kondisi saya sedang hamil sembilan bulan berada di pengungsian gimana ya serba salah. Inginnya sih di rumah. Kalau kondisinya begini ya sudahlah. Syukuri saja masih bisa tempat tinggal," ucapnya. 

Proses Evakuasi Korban Longsor Gempa Cianjur di Desa Cijedil Dihentikan Sementara Akibat Hujan Deras.
Proses Evakuasi Korban Longsor Gempa Cianjur di Desa Cijedil Dihentikan Sementara Akibat Hujan Deras. (Fahmi Ramadhan)

Ia berharap dengan kelahiran anaknya yang ke lima bisa lancar dan normal dan tidak ada kendala apa pun.

"Mudah-mudahan nanti lahirnya dilancarkan. Meski berada di pengungsian," harapnya. 

Sementara itu, kondisi rumah yang mengalami kerusakan Nurhaya berharap segera bisa diperbaiki dan dibantu oleh pemerintah dan para dermawan.

"Ya mudah-mudahan juga dapat bantuan untuk perbaikan rumah," tuturnya.

Nasib pilu Agus lihat istri dan anaknya ditemukan meninggal dalam kondisi berpelukan

Agus Gunawan (45) tetap berada di lokasi longsor Jalan Raya Cipanas-Cianjur, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ia sama sekali beranjak dari situ hanya untuk mengetahui nasib Yanti Mandasari (42) dan Qinanti (2), anak dan istrinya yang menjadi korban gempa.

Kondisi mobil Avanza hitam setelah berhasil diangkat tim SAR gabungan pasca tertimbun longsoran tebing setinggi hampir 20 meter di Jalan Raya Cipanas-Puncak, akibat gempa bumi pada Senin (21/11/2022) lalu.
Kondisi mobil Avanza hitam setelah berhasil diangkat tim SAR gabungan pasca tertimbun longsoran tebing setinggi hampir 20 meter di Jalan Raya Cipanas-Puncak, akibat gempa bumi pada Senin (21/11/2022) lalu. (Tribunnews Bogor/Rahmat Hidayat)

Hingga akhirnya ia melihat dengan mata kepala sendiri jasad istri dan anaknya berhasil ditemukan.

Yanti Mandasari merupakan guru TK Insan Hasanah. Sebelumnya ia berangkat dari Cianjur bersama anaknya Qinanti untuk menghadiri acara PKBM di Sarongge, Pacet, Cianjur.

Saat pulang, korban dan anaknya yang merupakan warga Kampung Awilarangan, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur tersebut menumpang mobil avanza bersama kepala TK Al Azhar Yeni Siti Rohaeni dan Kepala TU Al Azhar Andika Sulaiman, Jubaedah kepala TK Perwari, Yayah Rodiah kepala TK Bina Insani Al Muawanah, Ilis Nurhaeni kepala TK Kosgoro, Tati Rohayati, dan Andi Sulaeman TU Al Azhar.

Sampai akhirnya para korban ditemukan dalam satu mobil.

Saat ditemukan Yanti Mandasari dalam posisi sedang memeluk anaknya Qinanti di dalam mobil.

Anak sulung korban, Srikanti (22), mengatakan ia masih berkomunikasi dengan ibunya melalui aplikasi WhatsApp sebelum kejadian.

"Senin sebelum pukul 12.00 WIB, saya sempat bertanya lokasi ke mamah karena mamah update foto bareng adik, balasan dari mamah ada acara sekolah di Sarongge," ujar Srikanti dengan nada lirih ditemui di kamar mayat, Jumat (25/11/2022) siang.

Penampakan sebelum dan sesudah di lokasi jalan Cipanas-Cianjur sebelum terjadi longsor usai gempa pada Senin (21/11/2022). Sebelum longsor (kiri), sesudah longsor (kanan).
Penampakan sebelum dan sesudah di lokasi jalan Cipanas-Cianjur sebelum terjadi longsor usai gempa pada Senin (21/11/2022). Sebelum longsor (kiri), sesudah longsor (kanan). (Kolase Tribun Jakarta)

Srikanti yang sedang bekerja di Tangerang kembali mengirim WhatsApp mengabarkan kepada sang ibu bahwa ada gempa di Cianjur.

"Pas sudah kejadian gempa juga saya langsung kontak si mamah, dari situ sudah tak ada balasan dan ceklis satu," kata Srikanti.

Srikanti belum mendapat kabar mama dan adiknya terkubur longsor, ia hanya menunggu dan menduga handphone mamanya habis baterai.

"Ceklis satu sampai sore hingga malam, tak biasanya mamah seperti itu, dari situ saya dikabari ayah untuk segera pulang ke Cianjur," kata Srikanti.

Sang ayah, Agus Gunawan (45) langsung menuju lokasi longsor Sate Shinta dan mencari segala informasi di lokasi tersebut.

"Ayah tak pernah pulang ke rumah, ia terus berada di lokasi longsor sejak hari pertama kejadian hingga hari ini ditemukan," kata Srikanti.

Ditemui di sekitar mayat, wajah Agus terlihat sangat lelah.

Anggota Polsek Mande ini menyempatkan untuk tersenyum saat disapa Tribun meski menyimpan duka yang sangat mendalam.

Agus mengatakan, sejak hari pertama ia sangat ingin sekali menemukan anak dan istrinya.

Makanya ia berada di dekat lokasi longsor setiap hari.

Hujan dan udara dingin yang kerap menerpa kawasan Cugenang sudah tak ia rasakan di tubuhnya.

Dalam hatinya ia selalu ingin segera menemukan anaknya.

"Dingin sudah tak terasa di tubuh selama empat hari di sana," ujarnya singkat.

Agus mengatakan, saat ditemukan, istrinya sedang memeluk anaknya.

Sulitnya proses evakuasi membuat mobil Avanza tersebut harus dipotong-potong.

Saat evakuasi, jenazah anak terlepas sehingga yang terakhir diangkat.

Agus mengatakan, ia akan membawa jenazah istri dan anaknya ke Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang ,Cianjur selatan.

Pasalnya rumah dan kawasan Awilarangan juga sudah rusak diterjang gempa.

Rekan kerja termasuk Kapolsek Mande Iptu Dadeng pun berdatangan ke kamar mayat dan mengucapkan belasungkawa kepada Agus.

Data yang dihimpun di kamar mayat, total yang berada di mobil Avanza abu pelat nomor B 2628 SKR TK Al Azhar berjumlah 8 orang.

Enam orang kepala sekolah TK, satu orang guru, dan seorang anak balita.

Tangis keluarga pecah

Isak tangis dari rekan dan keluarga pecah di halaman kamar mayat RSUD Sayang Cianjur saat enam jenazah para kepala sekolah TK tiba di kamar mayat, Jumat (25/11/2022) pagi.

Satu persatu kantong jenazah diturunkan untuk diidentifikasi forensik.

Rekan dan keluarga dari para kepala sekolah sudah menunggu sejak pagi.

Semua menitikan air mata saling berpelukan tatkala tim forensik memanggil satu persatu keluarga untuk masuk ke kamar mayat dan memastikan bahwa itu keluarga mereka.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Firasat Selamatkan Ibu Hamil Tua dan Anaknya dari Reruntuhan, Sang Anak Nangis Terus Sebelum Gempa

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved