Buaya Berkalung Ban Berhasil Ditangkap, Upaya Evakuasi Sempat Terhenti Karena Pandemi
Selama ini, buaya tersebut menyedot perhatian masyarakat sekitar yang menaruh rasa iba karena adanya kalung ban yang melingkar di tubuhnya.
TRIBUNNEWS.COM - Penangkapan buaya berkalung ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah menjadi perhatian masyarakat.
Buaya berkalung ban di Kota Palu yang selama ini viral akhirnya berhasil ditangkap oleh pria bernama Tili pada Senin (8/2/2022).
Tili menangkap buaya tersebut setelah melakukan percobaan selama tiga pekan lamanya.
Setelah ditangkap, ban yang sebelumnya melingkar di tubuh buaya tersebut kemudian dilepaskan dengan cara dipotong dan kemudian itu dilepaskan lagi.
Selama ini, buaya tersebut menyedot perhatian masyarakat sekitar yang menaruh rasa iba karena adanya kalung ban yang melingkar di tubuhnya.
Buaya berkalung ban tersebut diketahui muncul sejak 2016 silam, dan menjadi perhatian Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah.
"Sejak 2016 ini sudah menjadi perhatian utama dari BKSDA Sulawesi Tengah," kata Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni Hasmar saat berbincang di acara Sapa Indoensia Malam, Kompas Tv, Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Perjuangan Tili Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu: Habis Rp4 Juta untuk Umpan, Tali Sempat Dicuri
Baca juga: Foto-foto Buaya Berkalung Ban Berhasil Dibebaskan, Ditaklukkan Pria Sragen, Sudah Diincar 3 Pekan
Berbagai upaya dilakukan oleh BKSDA untuk menangkan dan mengeluarkan ban tersebut dari tubuh buaya.
Ahli reptil Indonesia, Muhammad Panji atau yang dikenal Panji sang Petualang, sempat didatangkan untuk mengevakuasi buaya tersebut.
Kemudian pada awal 2020 lalu, BKSDA juga sempat mendatangkan ahli reptil asal Australia, Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilso, untuk menangkap buaya itu.
Namun, usaha tersebut urung berhasil hingga akhirnya datang pandemi Covid-19.
Aksi penangkapan buaya berkalung ban ini selalu menjadi perhatian masyarakat sekitar.
Banyak masyarakat yang datang dan berkerumun untuk menyaksikan proses penangkapan buaya berkalung ban tersebut.
Dikerenakan situasi pandemi yang saat itu mulai melanda Indonesia, akhirnya rencana penangkapan buaya berkalung ban tersebut dihentikan untuk sementara.
"Setiap perburuan untuk menangkap buaya ini selalu jadi tontonan yang menarik bagi masyarakat. Sehingga waktu itu saya hentikan waktu itu di tahun 2020 untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerumunan masyarakat," ungkap Hasmuni.
Hasmuni berterimakasih kepada Tili dan juga masyarakat yang membantu dalam melepaskan ban di tubuh buaya tersebut.

Baca juga: SOSOK Pria Penangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Berjuang Sendiri dan Sering Diremehkan Warga
Baca juga: Gagal Ditangkap Panji Petualang hingga Matt Wright, Buaya Berkalung Ban Takluk di Tangan Pria Sragen
Percobaan selama Tiga Pekan
Usaha penangkapan buaya berkalung ban yang dilakukan oleh Tili ini telah berlangsung selama tiga pekan lamanya.
Seperti dilaporkan TribunPalu, sejak pertengahan Januari lalu, Tili setiap sore memasang umpan untuk menangkap sang buaya.
Umpan yang diberikan pun bermacam-macam, mulai dari merpati hingga ayam.
Motif penangkapan yang dilakukan oleh Tili ialah semata-mata karena ia merasa kasihan dengan buaya itu.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucap Tili, Selasa (8/2/2022).
Ia memasang umpan dan menalikan umpan itu menggunakan sebuah tali yang ujungnya diikat pada batang kayu besar disekitar sungai.
Hal itu dimaksudkan agar memudahkan dalam menarik buaya saat umpannya dimakan.

Habiskan 35 Ekor Umpan dengan Biaya Rp4 Juta
Tili mengaku, selama ini ia mengeluarkan uang dari kantong pribadinya hingga jutaan rupiah untuk membeli umpan.
Menurutnya, ia sudah menghabiskan umpan hingga 35 ekor ayam dan juga merpati dengan kisaran biaya Rp4 juta.
"Habis uang sekitar Rp4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya.
Untuk peralatan lain, ia hanya mengandalan sebuah tali kapal dengan panjang 300 meter.
Sayangnya, tali tersebut sempat dicuri orang hingga akhirnya hanya menyisakan 100 meter saja.
"Kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.
"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal, makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.
Beberapa hari sebelum buaya berkalung ban tersebut ditangkap, Tili terlebih dahulu telah menangkap anak dari sang buaya.
Anak buaya itu ditangkapnya saat berada di tengah-tengah sungai menggunakan perahu rakit.
"Anaknya buaya ini saya tangkap di sana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah 4 hari saya tangkap anaknya buaya ini," ungkap Tili.

(Tribunnews.com/Tio) (TribunPalu.com/Nur Sahela, Moh Salam)