Selasa, 30 September 2025

Kecelakaan Maut Bus di Tikungan Harmoko, 3 Bocah dan 1 Orang Dewasa Tewas, Ini Kronologinya

Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus terjadi di tikungan Harmoko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan.

Editor: Endra Kurniawan
Tangkap layar kanal YouTube SripokuTV
Kecelakaan maut bus di tikungan Harmoko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus terjadi di tikungan Harmoko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan.

Akibat kecelakaan ini, empat orang dilaporkan tewas dengan rincian 3 orang anak-anak dan 1 orang dewasa.

Sedangkan lokasi insiden nahas ini tepatnya berada di Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Muba, Provinsi Sumatera Selatan, Kamis (27/5/21) sekitar pukul 05.00 WIB.

Tikungan Harmoko yang berada di perbatasan Jambi-Sumsel ini membuat sebuah mobil bus penumpang rute Padang tujuan Jakarta terguling.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan yang menimpa Bus PO Sambodo bernopol B 7314 NGA ini mengakibatkan 3 anak-anak dan 1 orang dewasa tewas.

Dari keempat korban tewas tersebut diketahui semuanya merupakan wanita.

Baca juga: Kecelakaan Libatkan Tiga Motor di OKU Timur, Pengendara Ninja Terpental

Sementara penumpang lainnya ada yang mengalami luka berat 3 orang.

Salah satu penumpang yang selamat yakni Madi, mengungkapkan sebelum kecelakaan terjadi bus PO Sambodo sempat istirahat di rumah makan Simpang Raya.

Saat itu juga sopir bus berganti, selama dalam perjalanan bus seperti melayang-layang ketika dibawa sopir pengganti.

“Sopirnya ganti waktu istirahat makan, jadi waktu yang baru bawa mobil di tikungan pertama saja menurut dia sudah melayang."

"Karena khawatir mengerem mendadak jadi saya bereskan barang, saya lanjut tidur kemudian mobil melayang dan terguling kesebalah kiri,” ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh, Rani (28), menurutnya dari tikungan awal yang ke kiri itu sudah oleng, jadi sopir seperti tidak bisa mengendalikan mobil tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Malang, Rombongan Arisan Keluarga Tabrak Pohon, 7 Orang Tewas

"Jadi waktu ditikungan kekanan oleng jatuh ke kiri, saya belum tidur, baru sekitar 10 atau 15 menit gitu dari rest area,"ungkapnya.

Sementara itu, salah satu sopir bus PO Sambodo Gunarto (38) mengungkapkan bahwa tidak tahu secara pasti kejadian tersebut.

Saat itu sedang bergantian karena dirinya mengantuk.

“Saya kurang tahu pak, saya tidur saat itu. Pas bangun ketika mobil sudah terbalik, jumlah penumpang sekitar 33 kalau nggak salah. Dari padang ke Jakarta," ujarnya.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Muba AKP Betty Purwanti SIK, membenarkan perihal kecelakaan tersebut saat ini pihaknya telah menerjunkan tim ke loksi.

“Ya benar, tim sudah menuju lokasi. Sopir bus yang membawa mobil melarikan diri,” ujarnya.

Baca juga: Menyalip Sambil Geber Gas Motor, Pemuda Ini Tewas Dikeroyok, Sempat Dikira Korban Kecelakaan

Sejarah Tikungan Harmoko

Sering makan korban, ternyata begini sejarah dari Tikungan Harmoko.

Dilansir dari berbagai sumber, sejak dulu di kecamatan Bayung Lencir tepatnya di desa Senawar Jaya ada sebuah tikungan.

Pada tahun 1989, di tikungan ini terjadi kecelakaan yang menimpa rombongan Pejabat Tinggi Negara Indonesia yakni rombongan Menteri Penerangan di era Orde Baru H. Harmoko.

Rombongan Harmoko yang menggunakan Bus Pemda mengalami kecelakaan saat melintasi tikungan diketahui sedang melakukan perjalanan Safari Ramadhan.

Gara-gara kejadian tersebutlah muncul julukan Tikungan Harmoko oleh masyarakat Bayung Lencir.

Entah apa yang sebenarnya terjadi, namun hingga saat ini di daerah tersebut sering terjadi kecelakaan.

Hal ini juga bisa dikarenakan tikungan tersebut berada ditebing curam dengan tikungan ganda.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Bone, Mobil Seruduk Kios, 3 Warga Tewas, Ada yang Masih Anak-anak

Siapa Harmoko?

H. Harmoko lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939 dalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie.

Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka.

Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965.

Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965).

Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Mojokerto, Penumpang Ojek Online Tewas Terlindas Bus

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko pun dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader".

Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7.

Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul BREAKING NEWS: Tikungan Harmoko Kembali 'Makan' Korban, Bus PO Sambodo Terguling, 4 Penumpang Tewas

(Sripoku.com/Fajeri Ramadhoni)

Berita lainnya seputar kecelakaan maut.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved