Gus Miftah Gombali Ganjar: Cintaku Padamu Tak Seindah Surat Cinta untuk Starla, Tapi Lillahitaala
Sontak, 'Pernyataan cinta' Gus Miftah itu langsung membuat jemaah pengajian baik yang mengikuti secara luring atau daring bertepuk tangan.
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ulama kondang asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman menyampaikan sebuah 'gombalan' kepada Ganjar Pranowo. Pria akrab disapa Gus Miftah itu mengaku sangat mencintai Ganjar. Dengan kata-kata puitis, Gus Miftah menyebut cintanya kepada Ganjar datang dari lubuk hati terdalam.
"Cintaku padamu tak seindah surat cinta untuk Starla. Tapi yakinlah, cintaku padamu Lillahitaala," kata Gus Miftah.
'Pernyataan cinta' Gus Miftah untuk Gubernur Jawa Tengah itu disampaikannya saat mengisi pengajian di Gedung Gradhika Bhakti Praja Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kamis (25/3/2021). Sontak, ucapan itu langsung membuat jemaah pengajian baik yang mengikuti secara luring atau daring bertepuk tangan.
Bukan tanpa alasan Gus Miftah menyampaikan ungkapan itu. Ia menilai, Ganjar adalah sosok pemimpin sekaligus sahabat yang selalu menunjukkan pada kebaikan.
"Sekitar enam bulan lalu, saya mengisi pengajian di Pemalang. Saya ditelepon seseorang yang saya kenal dekat, beliau adalah Gubernur Jawa Tengah. Kepada saya, beliau meminta agar pengajian segera diselesaikan karena sedang pandemi. Karena saya cinta pada beliau, saya langsung ikuti," ungkap Gus Miftah mengawali ceramah.
Dari cerita itulah, Gus Miftah menebarkan pesan moral pada masyarakat untuk selalu taat pada pemerintah. Karena sejatinya, kewajiban untuk taat pada pemerintah telah diatur dalam Al-Quran.
"Saya sampaikan pada jemaah, ini pelajaran penting bagi kita. Di musim pandemi seperti ini, kita harus manut pada pemerintah dan mengikuti pendapat para ahli. Jangan kita ikut orang-orang yang ahli berpendapat. Kalau pemerintah baik, kita wajib mengikuti. Kalau pemerintah salah, maka kritiklah dengan bahasa yang santun," katanya.
Tak hanya itu, Gus Miftah juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya persatuan dan kesatuan. Ia mengatakan semua paham-paham radikal harus disingkirkan dari Indonesia.
"Saya punya pengalaman saat mengisi pengajian di Jateng, ada seorang ASN guru yang mendukung khilafah. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus dicopot atau dipecat. Maka pada adik-adik pelajar, ojo nganti salah milih guru (jangan sampai salah milih guru). Carilah guru yang menyenangkan, jangan yang menakutkan. Carilah guru yang ramah, bukan yang suka marah-marah," tegasnya.
Gus Miftah juga menyemangati para pelajar untuk tetap bertahan menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya, anak muda tak boleh putus asa karena sebenarnya tidak ada ujian dari Tuhan yang melebihi kemampuan makhluknya.
"Insyaallah kalau mampu beradaptasi, maka akan selamat. Maka saya senang karena Pak Ganjar membuat simulasi-simulasi dalam rangka adaptasi dengan kebiasaan baru itu kepada masyarakat," ucap Gus Miftah.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan sebelum pandemi sebenarnya ia memiliki program rutin keliling sekolah-sekolah bersama Gus Miftah. Selain meningkatkan spiritualitas, Ganjar sengaja menggandeng ulama yang dikenal gaul itu untuk mengobarkan semangat kebangsaan.
"Namun karena kondisi seperti ini, tentu program itu sementara terhenti. Tapi tadi saya sudah ngobrol sama Gus Miftah, nanti Ramadan kita lanjutkan. Konsepnya mungkin secara hybrid, yang ikut luring dikit, sisanya daring. Intinya, ini tidak boleh berhenti sebagai ikhtiar kita mencari jalan keluar agar kegiatan tetap berjalan," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan ia sengaja menggandeng Gus Miftah karena dinilai cocok dengan kalangan milenial. Menurutnya, Gus Miftah memiliki spirit kebangsaan yang bagus dan cara penyampaiannya juga enak.
"Sambil guyon tapi mengena. Tadi saja misalnya, beliau menekankan bagaimana pentingnya memilih guru agar tidak tersesat. Pesan beliau jelas, ojo salah milih guru (jangan salah memilih guru). Ini penting disampaikan pada anak-anak kita," kata Ganjar.