Banjir Bandang Terjang Wilayah Paniai Papua: 3 Rumah Hanyut, 47 KK Terdampak
Banjir bandang menerjang Desa Uwebutu, Distrik Madi, Kabupaten Paniai, Papua, Selasa (19/1/2021) malam.
TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang menerjang Desa Uwebutu, Distrik Madi, Kabupaten Paniai, Papua, Selasa (19/1/2021) malam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Radiya Jati, mengatakan banjir bandang di Desa Uwebu ini menyebabkan sekira 71 KK terdampak.
"BPBD Kabupaten Paniai menginformasikan banjir bandang dipicu oleh intensitas hujan tinggi. Curah hujan tinggi menyebabkan tanggul di wilayah tersebut jebol sehingga banjir bandang tidak terelakkan," kata Jati dalam keterannnya sebagaimana dikutip dari laman BNPB, Kamis (21/1/2021).
Banjir bandang itu menyebabkan 3 rumah warga hanyut, 8 rumah warga dan 1 sekolah rusak berat.
Baca juga: Info BMKG: 12 Daerah Ini Berpotensi Banjir Akibat Cuaca Ekstrem pada 19 - 25 Januari 2021
Saat ini, BPBD masih melakukan pendataan terkait kemungkinan adanya warga terdampak dan kerusakan lainnya.
Hingga kin, warga membutuhkan bantuan berupa bahan makanan, pakaian, selimut dan tenda pengungsian.
Banjir Bandang di Puncak Bogor
Sebelumnya, banjir bandang juga menerjang kawasan Puncak Bogor, Selasa (19/1/2021).
Diketahui, banjir terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Peristiwa tersebut terjadi di kawasan Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Dalam beberapa video viral yang beredar di media sosial, terlihat banjir bandang yang bercampur dengan lumpur mengalir deras.
Lumpur yang mengalir dari aliran Kali Sampay itu meluap hingga menutup badan jalan.
Diwartakan dari laman resmi bnpb.go.id Rabu (20/1/2021), banjir bandang tersebut disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang disertai longsoran dari gunung.
"Lokasi tepatnya terjadi banjir adalah di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , Raditya Jati, Selasa, (19/1/2021).
Baca juga: Kumpulkan Donasi, Baim Wong Sedih Lihat Langsung Kondisi Banjir di Kalsel
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan lembaga juga instansi terkait untuk melakukan assesment, evakuasi, dan penanganan banjir bandang tersebut.
BNPB selalu menghimbau kepada warga untuk selalu waspada dan siaga menghadapi musim hujan yang akan berlangsung hingga Februari 2021.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam tiga hari kedepan, wilayah Kota Bogor dan sekitarnya, berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat.
Warga bisa memantau prakiraan cuaca dan iklim di wilayahnya melalui laman BMKG.
Selain itu, warga juga bisa melihat potensi bencana di wilayahnya melalui Inarisk.
900 Jiwa Terdampak
BPBD Kabupaten Bogor melaporkan, 900 jiwa terdampak banjir.
Sementara ini warga diungsikan ke rumah kerabat dan sebagian menempati Wisma PTPN 8 Gunung Mas.
Diketahui banjir bandang tersebut menyebabkan puluhan rumah warga rusak, bahkan beberapa akses jalan di wilayah tersebut tak dapat dilalui.
Adapun kerugian materil yang ditimbulkan masih dalam pendataan BPBD Kabupaten Bogor.
Dikutip dari kompas.com, salah satu warga memberikan kesaksian saat banjir bandang menimpa kawasan Puncak Bogor.
Menurut keterangannya, peristiwa banjir tersebut terjadi dua kali, yakni pada Selasa dini hari dan pukul 09.30 WIB.
Namun yang paling parah terjadi pada pukul 09.30 WIB.
Beruntung, perisitiwa terjadi bukan di saat warga masih tertidur lelap, sehingga warga masih bisa menyelamatkan diri.
Nani warga yang menyaksikan banjir bandang menerjang wilayah rumahnya mengaku banjir datang dipenuhi lumpur saat dirinya sedang makan bersama dengan anaknya.
Saat itu terdengar gemuruh air dari atas. Ia pun terkejut lantaran sejumlah warga berlarian ke arah bawah dan berteriak agar semuanya keluar rumah.
"Lagi makan di ruang tamu, terus ada yang teriak, banjir-banjir gitu. Saya akhirnya ikut lari juga," kata Neni.
Baca juga: Terseret Banjir Saat Menyeberang Sungai Avur, Somad Hilang, Anaknya Selamat
Menurut pengakuannya, dari kejauhan terlihat gelondongan pohon dipenuhi lumpur.
Material air yang bercampur lumpur membuat ranting pohon terbawa derasnya air yang mengalir dari aliran Kali Sampay, anak Sungai Ciliwung.
Air lumpur itu pun meluap hingga menutup badan jalan dan sebagian masuk ke halaman rumah warga.
"Ternyata banjir longsor lumpur dari atas, banyak kayu-kayu dan pohon yang sudah dilumuri lumpur itu ikut kebawa. Jadi larilah saya ikut ke bawah, karena disuruh kumpul," ujarnya.
Para warga pun berlarian menyelamatkan diri, berusaha naik menghindari longsoran lumpur.
Akibat perisitiwa itu, dua orang warga pingsan.
Kedua warga tersebut langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
(Tibunnews.com/Daryono/Ranum Kumala Dewi)