Rina, Kembang Desa yang Banting Setir Jadi Pembuat Layang-layang
Setelah berhenti bekerja di sebuah pabrik, Rina memilih menjadi pembuat layang-layang untuk membantu kakaknya yaitu Dindin (35).
Editor:
Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rina (21), gadis cantik asal Kampung Pasirwangi, Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat, setiap harinya terampil membuat layang-layang.
Setelah berhenti bekerja di sebuah pabrik, Rina memilih menjadi pembuat layang-layang untuk membantu kakaknya yaitu Dindin (35).
Rina mengaku setiap harinya, ia bisa membuat layangan sebanyak 500 - 1.000 buah.
"Tergantung, sehari bisa 500 buah sampai 1.000 buah layangan, " kata Rina di rumahnya, Kamis (2/7/2020).
-
Baca: Rentetan Kecelakaan Akibat Terjerat Senar Layangan: di Mataram Anggota Satpol PP Jadi Korban
-
Baca: Pengendara Motor Tewas Tersangkut Benang Layangan, Berikut Keterangan Polisi
Gadis berparas cantik yang menjadi kembang desa di desanya itu membuat layangan pada pukul 08.00 WIB - 20.00 WIB.
Permintaan layangan untuk musim sekarang lebih banyak.
Dia pun harus membantu kakaknya Dindin memproduksi layangan itu.
Per hari, Rina dibayar Rp 80 ribu jika berhasil menyelesaikan 1.000 buah layangan.
Rina pun memperlihatkan keahlian membuat layangan dengan jemari lentiknya saat menempelkan kertas ke kerangka layangan itu.
Cuma lima menit Rina bisa membuat satu buah layangan.
Sementara itu, Dindin mengaku hasil produksinya itu ia jual ke daerah Bandung dan Jakarta.
"Ya paling banyak Bandung sih, Banjaran, Soreang," ujar Dindin.