Bantu Ketahanan Pangan Lewat Teknologi Pupuk
Hasilnya, panen perdana padi yang dihasilkan dari luas lahan sekitar 10 hektar itu bertipe padi varitas inpari 30.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) berdampak ke berbagai bidang mulai dari perdagangan, investasi, pariwisata, hingga ketahanan pangan.
Sebagai upaya membantu pemerintah mengatasi krisis pangan, Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri berupaya meningkatkan hasil panen di daerah lumbung padi seperti Jawa Barat yang meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang serta Subang.
Hasilnya, panen perdana padi yang dihasilkan dari luas lahan sekitar 10 hektar itu bertipe padi varitas inpari 30.
Penanaman dilakukan di areal persawahan Desa Jaga Pura, Kec. Gegesik, Kab. Cirebon, Jawa barat mencapai 7,5 hingga 8 ton/bahu (1 bahu setara 0,70 hingga 0,74 hektare).
"Ini mendukung program kerja Wapres di bidang industri pertanian dalam meningkatkan produktivitas ketahanan pangan yakni memperkuat ketahanan pangan masyarakat dalam kondisi pandemi Covid-19," kata Asisten staf khusus Wakil presiden Ikhsan Abdullah, Selasa (19/5/2020).
Panen raya ini merupakan hasil diskusi panjang dari tiga pihak.
Pada Sabtu (15/2/2020) lalu, FKDB on farm, Asstafsus wapres RI, dan Bhabinkamtibmas memutuskan melakukan percobaan penanaman padi dengan cara membangun ekosistem yang didukung oleh teknologi pupuk futura serta nutrisi esensial.
Proyek penanaman benih padi itu tidak menggunakan anggaran negara melainkan dukungan dari masing-masing personal.
Setelah berjalan sekitar 90 hari, pada Senin (18/5), tanaman padi yang ditanam 3 bulan lalu tersebut akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan.
"Alhamdulillah dengan teknologi dan ekosistem baru dimana dulunya padi yang dipanen mencapai 4-5 ton/bahu kini meningkat sebesar 25 persen menjadi 7,5 hingga 8 ton/bahu," kata dia.
Untuk ke depan, pihaknya memperluas penanaman padi dan menghasilkan panen yang memadai perlu ditingkatkan lagi dengan menggandeng perbankan nasional, kementerian pertanian, Badan Usaha Logistik (Bulog) serta pemilik sawah dengan konsep maro, mertelu, merampat dengan menerapkan sistem syariah.
Pada saat ini, kata dia, banyak masyarakat mulai beralih dan bermain di industri online (e-commerce) dan dengan keberhasilan penanaman benih padi ini sekaligus menyadarkan generasi petani bahwa industri pertanian mampu memberikan pekerjaan dan peningkatan produktivitas serta membantu masyarakat pencari kerja.
Mendatang akan ditingkatkan dengan konsep syariah yaitu program bagi hasil maro (paro-paro), mertelu, merampat, nyatu dan seterusnya yang sesuai dengan nilai-nilai kearifanan lokal yang mulai terkikis dan wajib untuk ditumbuhkan kembali.
"Kami sangat optimistis dapat memberikan kontribusi, memberikan lahan pekerjaan bagi angkatan kerja di desa dan perkampungan," tuturnya.