Tragedi Susur Sungai
Selamatkan 30 Siswa SMPN 1 Turi, Mbah Diro Sumbangkan Penghargaan dari Kemensos untuk Bangun Masjid
Warga yang menyelamatkan 30 siswa SMPN 1 Turi Sleman dalam tragedi susur sungai, menerima penghargaan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Warga yang menyelamatkan 30 siswa SMPN 1 Turi Sleman dalam tragedi susur sungai, menerima penghargaan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, Selasa (25/2/2020).
Warga tersebut bernama Mbah Sudiro atau Diro dan Darwanto atau Kodir.
Mbah Diro mengaku berat menerima penghargaan dari Kemensos, karena dalam aksi heroiknya menyelamatkan siswa yang hanyut, dirinya juga dibantu oleh warga lain.
Ia mengatakan, akan membagi penghargaan Kemensos tersebut untuk membangun masjid.
"Sangat berat menerima, karena yang kerja bukan hanya saya tapi masyarakat semua. Kebetulan yang tercatat saya sama mas ini (Kodir)."
"Uang ini saya bagikan dan saya sumbangkan untuk membangun masjid," kata Sudiro, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (25/2/2020).
Penghargaan Kemensos RI
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial RI, Rachmat Koesnadi, memberikan apresiasi atas keberanian dari Mbah Diro dan Kodir.
Baca: Ketua Gudep SMPN 1 Turi Jadi Tersangka Tragedi Susur Sungai, 2 Tahun Lagi Jalani Masa Pensiun
Baca: Akui Lalai Jaga Siswa SMPN 1 Turi, Pembina Pramuka Minta Maaf dan Menangis atas Tragedi Susur Sungai
Rachmat mengaku, pihaknya mendengar dan membaca berita dari media mengenai sosok Mbah Sudiro dan Kodir.
Sehingga, Menteri Sosial Juliari P Batubara memerintahkan jajarannya untuk memberi penghargaan kepada keduanya.
"Pak Mensos sangat memberikan perhatian kepada warga yang telah melakukan aksi kemanusiaan seperti mas Kodir dan Mbah Sudiro," kata Rachmat.

Kementerian Sosial juga mengapresiasi seluruh relawan yang terlibat dalam seluruh operasi penyelamatan serta proses evakuasi.
Menurutnya, naluri kemanusiaan Kodir dan Mbah Sudiro, modal terbesar dalam segala aspek sosial dan kemanusiaan.
“Kami sangat mengapresiasi kerja kemanusiaan teman- teman semua, khususnya kepada pak Kodir dan pak Sudiro."
"Kalau tidak ada mereka, mungkin korban bisa lebih. Terima kasih banyak pak," ucap Rachmat.
Keberanian Sudiro
Mengutip TribunJogja.com, Sudiro saat itu tengah membersihkan makam, dan mendengar teriakan para siswa dari kejauhan.
Sudiro mengungkapkan, dirinya sempat ingin mengingatkan para siswa agar naik dari sungai.
"Saya baru membersihkan makam. Saya sudah mau memperingatkan supaya naik saja karena cuaca tidak mendukung. Lalu sudah dengar anak-anak minta tolong."
"Anak saya langsung menghampiri, katanya anak-anak kintir (hanyut terbawa arus)," kata Sudiro.

Sudiro langsung menuju Sungai Sempor dan berjumpa dengan Darwanto, warga yang lebih dulu mengevakuasi siswa di lokasi kejadian.
Sudiro ikut membantu mengevakuasi dengan merangkul anak-anak ke tepi sungai.
Menurutnya, para siswa yang digendongnya itu sudah tak berdaya.
"Arusnya memang cukup deras. Mungkin daerah atas sudah hujan deras, dan tiba-tiba air langsung tinggi."
"Itu yang membuat anak-anak terbawa arus. Ya cuma membantu sebisa saya saja. Ada yang cuma dipegangi saja, ada yang digendong," jelasnya.
Baca: Yasinta Bunga Korban Meninggal Susur Sungai SMPN 1 Turi, Anak Tunggal yang Fasih Baca Alquran
Baca: VIDEO Tersangka Ungkap Alasan Adakan Susur Sungai Sempor bagi Siswa SMP N 1 Turi
Sudiro mengaku sempat ikut terhanyut terbawa arus sungai saat menyelamatkan korban.
Namun, dirinya bisa berpijak pada batu dan berpegangan pada tangga panjang yang dibawanya.
"Saya sempat ikut hanyut, anak masih di punggung saya."
"Saya bisa pegangan, tetapi karena batu licin, jadi terpeleset, kaki kena luka," ungkap Sudiro.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Christi Mahatma Wardhani)