Minggu, 5 Oktober 2025

Tragedi Susur Sungai

Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Hanyut, Bupati Sleman Larang Kegiatan Masuk Sungai untuk Sementara

Bupati Sleman Sri Purnomo melarang seluruh sekolah untuk berkegiatan lapangan di sungai untuk sementara waktu, menyusul hanyutnya ratusan siswa.

KOMPAS.COM/WIJAYA KUSUMA
Bupati Sleman, Sri Purnomo akan mengundang seluruh kepala sekolah yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

TRIBUNNEWS.COM - Bupati Sleman, Sri Purnomo, melarang seluruh sekolah di Sleman, Yogyakarta berkegiatan lapangan di sungai untuk sementara waktu.

Imbauan tersebut menyusul hanyutnya ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Hal tersebut diungkapkan Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi atau Evi.

"Pak Bupati melarang seluruh kegiatan lapangan yang masuk sungai," ungkap Evi saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (22/2/2020) pagi.

Sementara itu, Bupati Sleman menyerahkan sepenuhnya proses evakuasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Kalau penanganan kita ngikut instruksi dari BPBD," ungkap Evi.

Baca: Update Terbaru Korban Hanyut Sungai Sempor Sleman Sabtu Pagi, 7 Meninggal Dunia 3 Belum Ditemukan

Panggil Seluruh Kepala Sekolah

Selain itu, Evi menyebut pagi ini Sri Purnomo akan melakukan rapat koordinasi memanggil seluruh kepala SMP di Kabupaten Sleman.

Koordinasi tersebut akan dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman.

"Nanti Bupati akan rapat dengan seluruh kepala SMP di Dinas Pendidikan," ungkapnya.

"Waktunya jam 08.30 WIB," imbuhnya.

Bupati Sleman, Sri Purnomo.
Bupati Sleman, Sri Purnomo. (KOMPAS.COM/WIJAYA KUSUMA)

Bupati Nilai Sekolah Ceroboh

Sebelumnya, Sri Purnomo juga mengungkapkan kejadian hanyutnya siswa SMPN 1 Turi Sleman adalah kecerobohan pihak sekolah.

Dilansir Kompas.com, mengadakan kegiatan susur sungai saat musim hujan adalah ceroboh.

"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo, Jumat.

Sri Purnomo menyebut saat musim hujan, semestinya kegiatan dilakukan di area sekolah.

"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali," ucapnya.

Hal tersebut terbukti setelah air sungai banjir mendadak.

"Terbukti ada yang meninggal sejumlah enam anak," jelasnya.

Sri Purnomo menyebut akan segera melakukan evaluasi agar tak ada lagi kejadian serupa yang terulang kembali.

"Ini sebagai pelajaran yang sangat mahal bagi kita Kabupaten Sleman dan bagi masyarakat di mana pun berada. Mudah-mudahan jangan sampai terulang lagi," ujarnya.

Update Evakuasi

Evakuasi pencarian korban hanyut di Sungai Sempor Sleman, DIY masih dilakukan Tim SAR Gabungan pagi ini, Sabtu.

Update terbaru Sabtu hingga pukul 07.00 WIB, tiga murid SMPN 1 Turi Sleman belum ditemukan.

Dilansir Twitter BPBD DIY, jumlah total peserta kegiatan Pramuka yang sebelumnya diberitakan berjumlah 250 siswa, kini dinyatakan valid berjumlah 249.

Kondisi pascakejadian banjir bandang yang menelan korban peserta susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi di Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Jumat (21/2). Enam orang anggota pramuka SMPN 1 Turi dilaporkan hanyut terbawa arus aliran Sungai Sempor saat melakukan susur sungai dan hingga berita ini diturunkan petugas gabungan berhasil mengevakuasi 5 korban meninggal dunia. TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY
Kondisi pascakejadian banjir bandang yang menelan korban peserta susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi di Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Jumat (21/2). TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY (TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY )

Baca: Ratusan Siswa Hanyut, Dosen UGM: Susur Sungai Tidak untuk Anak dan Remaja, Apalagi Musim Hujan

Hingga kini, jumlah siswa yang meninggal sebanyak 7 orang.

Sedangkan 3 orang masih belum ditemukan.

Peserta kegiatan tersebut berasal dari kelas 7 dan 8.

Sementara itu operasi pencarian dan penyelamatan dilanjutkan lagi pada pagi hari ini pukul 07.00 WIB.

Kronologi Kejadian

Dilansir tayangan langsung Kompas TV, reporter lapangan Kompas TV menyebut Badan SAR Yogyakarta mengungkapkan kronologi berawal ketika siswa-siswi SMPN 1 Turi mengikuti kegiatan susur Sungai Sempor.

Kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan Pramuka yang dilaksanakan sekolah.

Pada saat kegiatan susur sungai, kondisi arus sungai masih normal.

Ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman hanyut di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020)
Ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman hanyut di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) (Tangkap Layar Youtube Kompas TV)

Baca: Kronologi 250 Siswa SMPN 1 Turi Hanyut di Sungai Sempor Sleman, Terkena Arus Deras dari Hulu

Namun, tiba-tiba air dari arah hulu membesar dan menerjang secara deras.

Tim SAR menduga para siswa terkena aliran arus deras.

Diduga, ratusan siswa kemudian berpencar menyelamatkan diri masing-masing.

Sebagian ada yang langsung pulang ke rumah.

Hal ini sempat menyulitkan petugas untuk mendata total siswa yang selamat.

Sementara itu dilansir Tribun Jogja, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, membenarkan kegiatan siswa yang melakukan susur sungai dalam rangka kegiatan Pramuka.

Menurut keterangan yang berhasil dihimpun, ketika siswa-siswi tersebut turun untuk memulai kegiatan susur sungai, di lokasi tersebut belum turun hujan.

"Namun ternyata di hulu sungai hujan," katanya saat dihubungi Tribunjogja.com, Jumat  sore.

Akibatnya sejumlah siswa dilaporkan hanyut akibat terseret arus air yang sangat deras.

Saat ini dilaporkan juga bahwa proses evakuasi dan pendataan anak, masih dilakukan.

"Tim SAR gabungan saat ini tengah menyusur sungai Sempor, sementara untuk yang terluka dibawa ke Rumah Sakit SWA," katanya. 

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Wijaya Kusuma) (TribunJogja.com/Yosef Leon P)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved