Selasa, 30 September 2025

Satu Hari Jelang Imlek, Ganjar Keliling Pecinan

Satu hari menjelang perayaan tahun baru Imlek 2571, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo keliling Pecinan Semarang, Jumat (24/1). Setelah sempat mengis

Editor: Content Writer
Ist
Satu hari menjelang perayaan tahun baru Imlek 2571, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo keliling Pecinan Semarang, Jumat (24/1). 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Satu hari menjelang perayaan tahun baru Imlek 2571, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo keliling Pecinan Semarang, Jumat (24/1). Setelah sempat mengisi perut di salah satu warung tenda di jalan Pemuda, Ganjar mengawali jalan-jalan dengan mampir ngopi di Dharma Boutique Roastery, berlanjut Salat Jumat di satu-satunya masjid di Pecinan hingga menghadiri Kenduri di gedung Rasa Dharma.

Sekitar satu jam Ganjar menikmati kopi di Dharma Boutique Roastery, yang konon merupakan pabrik kopi tertua di Indonesia yang dimiliki orang non eropa. Sesuai namanya, tempat itu adalah pusat roasting beragam varian kopi yang terletak di Wothandul Barat Pecinan Semarang. Karena kuatnya aroma kopi yang sampai di jalanan, begitu memasuki tempat itu Ganjar langsung memesan satu gelas.

Baca: Tradisi Perayaan Imlek di Luar Negeri, Wat Traimit di Bangkok hingga Grand Parade di San Francisco

"Yang robusta, kalau arabica perutku engga kuat, pasti mual," kata Ganjar.

Ganjar pun menerima berbagai kisah tentang keberadaan Dharma Boutique Roastery dari Budi Setiawan, sang juru roasting. Kata Budi, pemilik Dharma Boutique Roastery saat ini merupakan generasi penerus keempat dan sebenarnya hanya melayani pembelian biji atau bubuk kopi yang telah diolah di tempat itu. Setelah mendengar penjelasan tersebut, Ganjar langsung menguji kemampuannya mengolah kopi di alat sangrai.

"Ternyata sangrai itu harus dilakukan sampai kopinya mengeluarkan bunyi seperti kayu terbakar," tambah Ganjar.

Baca: 60 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek dalam 3 Bahasa dan Arti Gong Xi Fa Cai yang Sering Salah Kaprah

Sebelum meninggalkan Dharma Boutique Roastery, Ganjar keliling ke bagian belakang rumah tersebut. Di sana masih tersimpan mesin-mesin pengolah kopi bermerek Eurika, yang konon telah dimiliki generasi awal Dharma Boutique pada kisaran tahun 1920. Setelah mengusulkan agar tempat tersebut dijadikan cafe, Ganjar langsung meluncur ke Masjid An Nur Diponegoro yang berjarak sekitar 50 meter.

An Nur Diponegoro, merupakan satu-satunya masjid di kawasan Pecinan Semarang. Meski letaknya masuk ke gang sempit, masjid tersebut sarat jamaah. Dua lantai penuh sesak. Seperti di tempat-tempat lain, selesai beribadah Ganjar jadi sasaran rebutan masyarakat yang ingin berselfie.

Usai itu Ganjar langsung meluncur ke Gedung Rasa Dharma, yang dikelola oleh Perkoempoelan Sosial Rasa Dharma. Di sana, Ganjar disambut oleh Ketua Komunitas pecinta wisata Semarang (Kopi Semawis) yang langsung mengajak Ganjar keliling altar dan menyaksikan sinchi Gus Dur.

Baca: Aksi Heroik Kapolsek Sukoharjo Gendong Gadis Lumpuh ke Mobil Patroli demi Berobat

"Ini satu-satunya di Indonesia, orang non Tionghoa yang kami masukkan dalam sin. Sinchi ini diberikan langsung oleh Ibu Sinta Nuriyah langsung kepada kami pada 2013 silam," katanya.

Begitu keliling altar, Ganjar dipersilakan menikmati jamuan Kenduri yang telah disiapkan di meja makan. Begitu selesai, saat pulang ganajr juga masih mendapat bingkisan makanan atau yang oleh orang Jawa disebut sebagai berkat.

"Ini yang bisa dilihat secara visual bagaimana kerukunan itu ada dan Gus Dur berada di hati orang Tionghoa. Inilah cara yang sebenarnya bertoleransi, ternyata bukan hanya Jawa atau Islam, Tionghoa juga ada kenduri pulang membawa berkat. ," kata Ganjar. (dda)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved