Sabtu, 4 Oktober 2025

Bocah di Tegal Diduga Disembunyikan Wewe Gombel, Ibunya Lakukan Ritual Lepas Busana, Si Anak Kembali

Sang Ibu, Darwati (50) mengatakan, anaknya hilang, Senin (28/10/2019) seusai magrib atau sekitar pukul 18.00.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Darwati, warga Kota Tegal, bersama putrinya Sri Wahyuning, saat ditemui tribunjateng.com di rumahnya, Minggu (3/11/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Fajar Bahruddin Achmad

TRIBUNNEWS.COM,  TEGAL - Seorang anak bernama Sri Wahyuning (5), pernah hilang selama tiga jam dan diduga disembunyikan oleh kalong wewe atau wewe gombel.

Sang Ibu, Darwati (50) mengatakan, anaknya hilang, Senin (28/10/2019) seusai magrib atau sekitar pukul 18.00.

Ia dan suaminya Rosidin (56), sehari- sehari berjualan soto di rumahnya, di Jalan Temanggung RT 02 RW 05 Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal.

Darwati bercerita, saat itu ia sedang melayani pembeli di waktu magrib, sedangkan Yuni, anaknya sedang bermain- main di depan rumah.

Baca: Pemilik Ammar TV Dikaitkan dengan Cerita Layangan Putus, Kolom Komentar Dimatikan, Youtube Diserang

Baca: Viral Video Siswi SMA Disetubuhi Setelah Dianiaya Kekasihnya, Dicari Keluarga Karena Hilang 3 Hari

Baca: Tersangka Pengeroyokan Ninoy Karundeng Menyerahkan Diri ke Polisi

Ia tanya ke pembeli, 'Mas, anak saya ke mana?' Anaknya tidak ada. Biasanya main ke kali. Saya cari di mana- mana tidak ada."

"Di rumah temannya tidak ada, di kali tidak ada."

"Saya khawatir, kalau anak saya diculik orang," kata Darwati bercerita saat ditemui Tribunjateng.com, Minggu (3/11/2019).

Darwati tanya ke suaminya, juga tidak tahu.

Kemudian ada ustad yang mengatakan, anaknya masih di kampung, tapi sedang diajak 'muter- muter'.

Ia dan warga sekampung, sekitar 50 orang pun berupaya mencari sembari membawa panci dan peralatan dapur namun  Yuni tidak ditemukan.

"Terakhir saya lihat depan rumah. Biasanya Yuni di kasur sama bapaknya, nonton televisi," ungkapnya.

Di saat satu kampung mencari, Darwati ingat pesan orang- orang dahulu kala.

Jika ada anak yang dibawa kalong wewe, orangtuanya harus telanjang.

Ia pun kemudian ke kebun yang berada persis di samping rumah, telanjang dan berposisi menungging.

"Aku kemutan mertuaku yang dahulu anake pernah digawa kalong wewe, kudu wuda. Akhire aku maring kebun. Aku wuda, kutang tak copot, cawet tak plorotna. Trus aku njipling atau nungging (Saya ingat mertua yang dulu anaknya dibawa wewe gomberl harus telanjang. Saya pergi ke kebun. Saya telanjang, bra lepas dan celana dalam dipelorotkan dan saya nungging. red)," kata Darwati dalam bahasa Tegal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved