Minggu, 5 Oktober 2025

Gandeng Thailand, Seni Rupa FSRD UNS Pamerkan Seni Tradisi dengan Media Plexiglass

Fakultas Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand.

ISTIMEWA/Sigit Purnomo Adi
Fakultas Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com.Solo, Muhammad Nursina

TRIBUNNEWS.COM.SOLO - Belum lama ini, Fakultas Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti sebuah pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand.

Pameran bertajuk The First International Exibition Visual Art Colaboration 2019 itu digelar di Phong Chang Academy of Arts Rajamangala University of Technology Rattanakosin Bangkok, Thailand, pada 23-25 September 2019.

Peserta pameran tidak hanya dari Indonesia dan Thailand, melainkan dari Vietnam, Tiongkok, dan Turkey.

Dalam kesempatan itu, FSRD UNS diwakilkan oleh para dosen, alumni, serta mahasiswa aktif menampilkan karya seni tradisi dengan media plexiglass atau kaca akrilik.

Karya seni tradisi lukis kaca dari FSRD UNS yang mengikuti sebuah pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand.
Karya seni tradisi lukis kaca dari FSRD UNS yang mengikuti sebuah pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand. (ISTIMEWA/Sigit Purnomo Adi)

Baca: ICRA 2019 akan Tampilkan Karya Kreasi Mutakhir Produk Kriya dan Gaya Hidup

Baca: Kontribusi Karya Anak Bangsa Bantu Pelayanan Publik di Setiap Daerah

Kenapa Karya Seni Tradisi Lukis Plexiglass?

Saat ditemui Tribunnews, seorang peserta pameran dari jajaran dosen Seni Rupa FSRD UNS, Sigit Purnomo Adi menjelaskan, ada sebuah keinginan untuk melestarikan karya seni tradisi lukis yang saat ini mulai luntur.

Padahal, karya seni lukis tradisi sendiri sudah ada sejak lama.

Berawal dari program penelitian studi sekitar tahun 2010 lalu, dosen Seni Rupa FSRD UNS pertama kali membawa karya seni tradisi lukisdi media kaca ke Australia.

Keberjalanannya, kaca sebagai medium utama dalam proses penciptaan karya ini mengalami kendala karena sifat bahannya yang rentan.

Saat itu, karya yang ingin ditampilkan hanya dapat dipajang sebagian karena beberapa karya ada yang pecah.

Dari kejadian itu, timbul pemikiran untuk menggunakan plexiglass atau akrilik menggantikan kaca.

Tapi tidak mengurangi esensi dari karya seni lukis tradisi yang kerap ditemui visual pewayangan dan topeng.

“Waktu itu, karya seni yang akan ditampilkan banyak yang pecah hingga gagal dipajang. Makanya menggunakan plexiglass sebagai pengganti kaca,” ucap Sigit, saat ditemui di kediamannya.

Kemudian, penelitian penciptaan seni yang melibatkan dosen dan alumni ini diajukan sebagai bakti ke institusi.

“Penelitian penciptaan seni diajukan ke pihak universitas, Alhamdulillah lolos."

“Dan setelah itu diajukan ke Dikti, Alhamdulillah lolos juga," ujar Sigit.

Namun, pada tahap Dikti ada perbedaan, yakni aplikasi flexiglass untuk berbagai kerajinan seperti cap lampu, pembatas ruangan, dan lainnya.

Pameran ini merupakan goal atau luaran penelitian penciptaan seni yang dilakukan oleh dosen dan alumni Seni Rupa FSRD ini.

Lebih lanjutnya, Sigit berharap, pameran ini dapat berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya.

Serta memberikan hubungan kerjasama yang baik dan pengalaman positif dalam berkarya untuk dosen, alumni, serta mahasiswa Seni Rupa FSRD UNS.

Suasana pameran bertajuk The First International Exibition Visual Art Colaboration 2019 yang digelar di Phong Chang Academy of Arts Rajamangala University of Technology Rattanakosin Bangkok, Thailand, pada 23-25 September 2019.
Suasana pameran bertajuk The First International Exibition Visual Art Colaboration 2019 yang digelar di Phong Chang Academy of Arts Rajamangala University of Technology Rattanakosin Bangkok, Thailand, pada 23-25 September 2019. (ISTIMEWA/Sigit Purnomo Adi)

Penyajian Karya Seni Tradisi di Atas Plexiglass

Lingkup kesenian yang luas dan beragam merupakan wahana bagi seorang perupa agar dapat menyajikan sebuah karya seni dengan baik.

Begitu juga dalam mengeksplor karya seni tradisi, dimana kita, bangsa Indonesia, memiliki beragam budaya dan adat yang dimikili setiap daerah.

Keberagaman ini dimunculkan oleh para peserta FSRD UNS dalam karya seni lukis tradisi yang dipamerkan di Thailand.

Ada yang mengkombinasikan dengan teknik seni grafis, stiker, kolase, engraving, dan batik. Namun tetap menggunakan plexiglass sebagai medium utamanya.

Baca: Lagi, Gaya Gitaris Fingerstyle Alip Ba Ta Pukau Musisi Tersohor, Addie MS Ingin Bertemu

Baca: Pengamen Rabab Asal Riau Jajakan Karya Seni Mengandalkan Alat Musik Tradisional

Berikut peserta pameran dari Seni Rupa FSRD UNS yang mengikuti The First International Exibition Visual Art Colaboration 2019 yang digelar di Phong Chang Academy of Arts Rajamangala University of Technology Rattanakosin Bangkok, Thailand:

1. Rahmanu Widayat

2. Nooryan Bahari

3. Sigit Purnomo Adi

4. Dyah Yuni Kurniawati

5. Jazuli Abdin Munib

6. I Gusti Ngurah Tri Marutama

7. Ratna Endah Santosa

8. Deny Tri Ardianto

9. Setyawan

10. Anung B Studyanto

11. Stera Laksana Ramatullah (alumni)

12. Luna Dian Setya (alumni)

13. Susdiyantoro (mahasiswa aktif)

14. Hario Kurniawan (mahasiswa aktif)

15. Angginingtyas (mahasiswa aktif)

16. Ahmad Tri Gunawan (mahasiswa aktif)

17. Gilar Wahono Atmojo (mahasiswa aktif)

18. Ali Nuril (mahasiswa aktif)

19. Dewi Wulansari (mahasiswa aktif)

20. Krisdiantoro (mahasiswa aktif)

21. Yusuf Apri (mahasiswa aktif)

22. Herlambang Bayu Aji (alumni)

23. Abda Lucky Sanjaya (alumni)

Seni Rupa FSRD UNS mengikuti sebuah pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand.
Seni Rupa FSRD UNS mengikuti sebuah pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand. (ISTIMEWA/Sigit Purnomo Adi)

(Tibunnews.com/Sina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved