Minggu, 5 Oktober 2025

Fatir Ahmad Tewas Dibully, sang Ibu Telpon Orang Tua Terduga Pelaku: Kalau Lihat Jangan Diam Saja

Fatir Ahmad Tewas Dibully, sang Ibu Telpon Orang Tua Terduga Pelaku: Kalau Lihat Jangan Diam Saja

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
(Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)
Fatir Ahmad Tewas Dibully, sang Ibu Telpon Orang Tua Terduga Pelaku: Kalau Lihat Jangan Diam Saja 

Fatir Ahmad Tewas Dibully, sang Ibu Telpon Orang Tua Terduga Pelaku: Kalau Lihat Jangan Diam Saja

TRIBUNNEWS.COM - Sri Ani Lestari (38), ibunda Fatir Ahmad mengaku sudah menghubungi orang tua terduga pelaku, I.

Ia mengatakan saat Fatir dirawat di rumah sakit, sempat mengaku dipukul di rahang oleh temannya itu.

Namun, Sri Ani menyebutkan jika orangtua I tidak terima ketika dimintai pertanggungjawaban.

"Ketika anak saya menceritakan di rumah sakit bahwa telah dipukul rahangnya oleh inisial I itu, saya langsung telepon orangtua I itu," ujar Sri Ani Lestari ketika di kediamannya, di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Senin (9/9/2019), seperti dilansir Tribun Jabar.

Baca: Anaknya Dituduh Bully Fatir Ahmad hingga Tewas, Suparno: Enggak Tega Diluar Sana Ramai Dituduh

Baca: Gibran Rakabuming Izinkan Nama Jan Ethes Ditiru, Kaesang Rekomendasikan Nama Sang Pisang

Tapi saat  ditelepon, orangtua I mengelak anaknya yang telah menyebabkan Fatir Ahmad sakit.

Tak hanya itu, orangtua I menyebut anak yang memukuli Fatir Ahmad tak hanya I.

Mendengar hal tersebut, Sri Ani Lestari bereaksi.

Menurutnya, bila melihat Fatir Ahmad dipukuli oleh anak-anak lainnya seharusnya orangtua I bertindak untuk memisahkan.

"Ngelaknya ya gitu, merasa bahwa bukan cuma anaknya yang mukuli anak saya, harusnya kalau sudah sering melihat anak-anak berantem, ya, dipisahkan, jangan diam saja," katanya.

Sri Ani juga menambahkan, saat kejadian pemukulan itu, sebenarnya ibu I tahu anaknya sudah memukul korban.

Namun, menurut Sri Ani, ibu terduga pelaku tak ada niatan untuk bertanya atau menghampiri korban setelah dipukul I.

"Waktu sore itu pas kejadian, temannya kan ngomong ke ibunya (ibu I) bahwa anaknya sudah memukul Fatir, tapi dia (ibu I) sama sekali tidak menghampiri untuk sekadar menanyakan kondisi, sama sekali tidak," terang Sri Ani.

"Setelah ortunya ngelak terus, saya coba mengibaratkan kalau dibalik kayak gitu, anaknya yang jadi korban, dan anak saya jadi pelaku. Setelah itu mereka diam," lanjut dia.

Baca: Harapan kepada Komisi III DPR yang Akan Melakukan Uji Kelayakan dan Kepatutan Capim KPK Hari Ini

Baca: Fahri Hamzah Sebut OTT KPK Hambat Investasi, Sudjiwo Tedjo Tak Sependapat: Banyak OTT Justru Bersih

Kisah bullying yang dialami Fatir Ahmad ini sempat viral, lantaran Sri Ani mengunggah kisahnya di media sosial Facebook dengan menggunakan nama akun sang anak, Sabtu (8/9/2019),

Dalam unggahannya, Sri Ani juga sempat membuat tulisan, meminta agar keadilan berpihak kepada Fatir.

"Anak yg mamah kandung selama 11 bln dua minggu dan yg pernah jauh dari pantat maman skrg dah pergi ninggalin mamah untuk selama nya, orang tua mana yang tidak terpukul??

Ya allah tunjukan kebesaran mu keadilan mu untuk kebenaran, amin," tulisnya

Baca: Pria Tusuk Siswi SMK karena Cinta Ditolak, Ngaku Dibilang Jelek hingga Cemburu Lihat Foto Ini

Baca: Wanita Ini Tewas Bakar Diri Setelah Ditangkap karena Menonton Bola di Stadion

Kronologi

Berdasarkan wawancara TribunJabar.id, saat ditemui di sebuah rumah Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Sri Ani menceritakan kronologi Fatir Ahmad yang diduga dibully oleh temannya.

Saat itu sekitar 15.00 WIB pada akhir Agustus 2019, Sri Ani melihat sang anak sedang bermain dengan beberapa teman di kompleksnya.

Ketika Fatir asyik bermain, Sri Ani memintanya masuk ke dalam rumah untuk mandi.

Namun, si korban menolak dengan alasan masih ingin bermain memutari kompleks tersebut.

"Lima menit sebelum kejadian pemukulan, saya nyuruh Fatir mandi, tapi dia menolak. Saat saya ingin masuk ke dalam rumah karena Fatir masih ingin bermain, belum sempat masuk, masih di teras, saya mendengar Fatir menangis. Sontak saya langsung menghampiri dan mempertanyakan apa yang terjadi," ujar Sri Ani saat ditemui TribunCirebon.com, Senin (9/9/2019).

Setelah menghampiri, Sri Ani mendapatkan informasi dari teman korban, bahwa anaknya telah dipukul teman sepermainannya yang berinisial I.

Baca: Nagita Slavina Pakai Kemeja yang Sama dengan Milik V BTS, Harganya Fantastis

Baca: Pasien yang Meninggal Dunia Akibat Vape Kini Menjadi 6 Orang, Ratusan Lainnya Derita Sakit Paru-paru

Mendengar informasi tersebut, ia langsung menginterogasi anaknya.

Ia bertanya penyebab korban dalam kondisi menangis.

"Ketika saya tanya,'Dek sakit enggak?' Anak saya menjawab 'Enggak, mah'. Karena anak saya menjawab kayak gitu dan tidak kelihatan ada luka, saya tidak menegur anak itu (inisial I) dan saya tidak memperpanjang permasalahan tersebut karena tidak ingin ribut dengan tetangga," tutur Sri Ani.

Sri Ani menambahkan, sepenglihatannya saat Fatir Ahmad bermain, ia hanya melihat sang anak bermain dengan teman yang berinisial I.

Menurut Sri Ani, teman-teman yang lainnya berada jauh dari posisi Fatir dan I tersebut.

"Saya itu melihat Fatir bermain cuma dengan inisial I, teman-teman yang lainnya jauh," kata Sri Ani.

Mengetahui keadaan anak Fatir Ahmad sempat mengalami kejang-kejang, Sri Ani kemudian membawa sang anak ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sri Ani membawa Fatir ke RS Polri Kramat Jati karena di dua lokasi sebelumnya, yakni Rumah Sakit Bekasi dan satu rumah sakit lain menolak untuk merawat bocah tersebut.

Ia mengatakan, awalnya Rumah Sakit Polri tidak mengetahui gejala apa yang diderita oleh Fatir.

Baca: Stan MPR Hadir di Festival Konstitusi dan Anti Korupsi di UGM Yogyakarta

Baca: Sambil Merintih Fatir Ahmad Sempat Sebut I Pembully, Ayah Terduga Pelaku: Kasian Anak Saya Dituduh

Tiga dokter yang menangaini disebut Sri Ani tidak tahu penyebab anaknya kejang-kejang.

"Prediksi awal anak saya mengidap penyakit tetanus, tapi ketika diperiksa tidak ada luka atau goresan di tubuh anak saya. Maka langsung lakukanlah rontgen, tapi 3 dokter tidak mengetahui penyakit apa yang diderita anak saya, soalnya anak saya kejang kayak tetanus tapi tidak ada luka di tubuhnya," terang Sri Ani.

Sri Ani menyebutkan, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, akhirnya diketahui bahwa penyakit Fatir Ahmad berasal dari rahang.

Saat diketahui penyebabnya, ternyata lidah Fatir sudah tergigit dan dalam kondisi kritis.

"Setelah diketahui dan anak saya dalam kondisi kritis, saat mau pakai selang untuk paru-paru anak saya sudah tidak ada," ucap dia.

Diketahui, Fatir Ahmad menjadi korban bullying oleh teman sepermainannya di Bekasi beberapa waktu lalu.

Korban meninggal dunia pada 30 Agustus 2019.

Diduga, korban dibully dengan cara dipukul dan ditendang oleh temannya.

Namun, nyawa bocah berusia 6 tahun tersebut tak bisa diselamatkan, Fatir Ahmad akhirnya meninggal dunia setelah sempat dirawat di RS Polri Kramat Jati.

 (Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/TribunJabar/Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved