Rabu, 1 Oktober 2025

Viral Sosial Media

5 Fakta Rujak Cingur Viral Seporsi Rp 60 Ribu, Sudah Jualan Sejak 1999 hingga Omzetnya untuk Berobat

Berikut ini 5 fakta tentang rujak cingur kaki lima di Surabaya yang viral karena harganya mahal. Ternyata sudah jualan sejak 1999.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi

Berikut ini 5 fakta tentang rujak cingur kaki lima di Surabaya yang viral karena harganya mahal. Ternyata sudah jualan sejak 1999 dan omzetnya untuk berobat suami.

TRIBUNNEWS.COM- Viral di media sosial pedagang kaki lima jual rujak cingur di Surabaya dengan harga fantastis.

Kabar tersebut beredar lewat sebuah video di media sosial Instagram.

Dari video terlihat konsumen sedang merekam penjual yang tengah menjelaskan harga-harga makanannya.

Cerita belawal saat si konsumen  ingin membayar makanannya lalu bertanya berapa jumlah yang harus ia bayarkan.

Penjual lalu menyebutkan bahwa pembeli harus membayar total Rp 300 ribu, harga untuk rujaknya.

Baca: Gara-gara Senggolan, Penjual Rujak Cingur Dikeroyok Pemuda Diduga Mabuk di Pamulang

Rujak Cingur Kaki Lima Seporsi Rp 60 Ribu di Surabaya Ditertibkan Satpol PP
Rujak Cingur Kaki Lima Seporsi Rp 60 Ribu di Surabaya Ditertibkan Satpol PP (instagram)

"Bu, maaf ya saya mau tanya tadi habisnya bener 300 ribu buat rujaknya?," kata konsumen di video tersebut.

Lalu penjual tersebut menjelaskan bahwa harga rujak cingurnya adalah Rp 60 ribu satu porsinya dan estehnya Rp 15 ribu.

Dia kemudian menjelaskan kalo gado-gadong harga lontongnya adalah Rp 15 ribu.

Konsumen membeli empat porsi rujak cingur dan es teh.

Berikut ini kumpulan fakta pedangan rujak cingur yang telah dirangkum Tribunnews.com dari Tribunjatim.com pada Rabu (12/6/2019).

1. Sudah Jualan Selama 20 Tahun

Penjual rujak cingur ini bernama Marmila (45), ia memulai bisnisnya sejak 20 tahun silam.

Tepatnya ketika sang anak semata wayangnya itu masuk taman kanak-kanak (TK)

Awal berjualan ia tak langsung menjual menu rujak cingur, namun nasi dan aneka lauk pauk dengan harga Rp 150 - Rp 300.

"Ya lama pokoknya, anak saya masih TK saya sudah jualan nasi di situ seharga Rp 150 hingga Rp 300," ujar Marmila saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Selasa (11/6/2019).

Baca: Viral Rejeki Driver Ojol Ini Mengalir Deras di Hari Ultah Istri, Uang Beli Kado Spesial Tercukupi

Baca: Klarifikasi Dinas Pariwisata Wonosobo Tanggapi Keluhan Viral soal Tiket Masuk Kawasan Dieng

2. Pernah Jadi TKW di Taiwan

Belum genap setahun berjualan, Mila lalu memutuskan untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita di Taiwan.

Kembalinya dari Taiwan Mila lembali berjualan bisnis kuliner ini.

Mila juga menambahkan menu rujak cingur yang kala itu sedang naik daun di Surabaya.

Karena laris manis, Mila memutuskan untuk hanya berjualan menu rujak cingur.

Mila mengaku belajar membuat resep rujak cingur ini secara otodidak tanpa ada seorangpun yang mengajarinya.

"Saya masalah rujak gak pakai les. Tapi inisiatif sendiri. Bisa masak itu, gak ada yang ngajari. Jadi saya punya kemampuan disitu," jelasnya.

Karena sudah berjualan rujak cingur selama bertahun-tahun, lanjut Mila, harga seporsi rujak seharga Rp 60 Ribu, bukanlah harga asal sebut.

"Saya jualan sudah lama lho, sejak harganya Rp 7.500, kemudian Rp 15 Ribu, 25 Ribu, 55 Ribu, sekarang Rp 60 Ribu. Porsinya itu jumbo," ucapnya.

Selama 20 tahun ia berjualan di bahu Jalan Raya Wiguna sisi timur, dan tak pernah menggeser lapaknya sedikitpun.

Pemilik lapak rujak cingur yang viral di media sosial Marmila alias Bu Mella dan suaminya saat ditemui di rumahnya di Surabaya, Selasa (11/6/2019).
Pemilik lapak rujak cingur yang viral di media sosial Marmila alias Bu Mella dan suaminya saat ditemui di rumahnya di Surabaya, Selasa (11/6/2019). (TRIBUNMADURA/LUHUR PAMBUDI)

3. Omzet untuk Belanja Bahan Dan Berobat Suami

Ketika ditanya berapa omzet yang didapat dari berjualan rujak cingur, Mila enggan menyebutkannya secara gamblang.

Ia khawatir jika dibagikan malah akan berpotensi untuk mengundang salah paham sejumlah pihak.

"Setiap orang kan gak sama. Masalahnya, nanti membuat orang yang tidak suka akan dibesar-besarkan," kata nenek satu cucu itu.

Namun Mila menegaskan jika hasil berjualannya ini cukup untuk belanja bahan baku dan biaya berobat suaminya.

Marmila menuturkan sekitar enam tahun lalu, penyakit ginjal itu menyerang suaminya.

Sejak 2013, Mila harus menunjukkan kesetiannya mengantar sang suami cuci darah secara rutin, seminggu dua kali.

"Sudah enam tahun, seminggu dua kali. Biasanya cuci darah Senin dan Kamis," kata nenek satu cucu itu.

Baca: VIRAL Video Pria Kenakan Sepatu Hak Tinggi Milik Ibunya di Mall, Tindakannya Banjir Pujian Warganet

Baca: Viral Video Beruang Madu yang Tampak Kurus, BKSDA Kalbar Langsung Datangi Sinka Zoo Singkawang

4. Di Teror Orang Asing Lewat SMS

Meski mengaku tak masalah dengan video yang beredar di media sosial namun ada pula yang membuatnya bersedih.

Banyak yang beranggapan jika ia mematok harga yang asal-asalan untuk menu rujak cingur andalannya.

Bahkan ada juga orang asing yang mengintimidasinya.

"Sejak kemarin ada yang SMS saya tulisannya kata-kata dan kalimat yang tak patut. Nomor yang meneror saya itu banyak. Tapi tetap ada hikmahnya, pelanggan baru saya juga bertambah," ujarnya.

Meski mendapatkan reaksi yang beragam namun Mila mengaku tak takut.

Menurutnya harga yang dipatok sepadan dengan rasanya, selain itu ia juga mencari nafkah dengan cara yang halal.

"Saya tidak takut. Kenapa takut, kan saya tidak mencuri," kata Marmila, Selasa (11/6/2019).

Kondisi lapak Bu Mella yang menjual Rujak Cingur Rp 60 Ribu dan es Teh Rp 15 Ribu, yang berada di kawasan Jalan Raya Wiguna Timur Surabaya langsung tutup paska video viral di media sosial, Selasa (11/6/2019).
Kondisi lapak Bu Mella yang menjual Rujak Cingur Rp 60 Ribu dan es Teh Rp 15 Ribu, yang berada di kawasan Jalan Raya Wiguna Timur Surabaya langsung tutup paska video viral di media sosial, Selasa (11/6/2019). (TRIBUNMADURA/NUR IKA ANISA)

5. Sempat Didatangi Satpol PP

Satpol PP maupun Kelurahan Gunung Anyar Tambak menutup lapak milik penjual asal Gunung Anyar Emas Surabaya tersebut.

Penutupan tersesebut terkait adanya keluhan dari pembeli dan penertiban lokasi lpak yang dinilai menyalahi aturan.

"Sempat diperingatkan tapi dia protes, akhirnya diangkut Satpol PP," kata Sekretaris Kelurahan Gunung Anyar Tambak Indah W, Selasa (11/6/2019).

Mila dihimbau untuk mencantumkan harga disetiap menu yang dijual sehingga tidak ada keluhan dari pembeli yang merasa tertipu.

"Tolong ditempel tulisan harga di rombongnya dan ini kan tempat jalan umum,"

"kalau bisa tidak jualan di jalan umum karena itu cukup membahayakan kalau ada mobil cukup kencang."

"Dia bilang mau jualan di depan rumah kosong namun harus izin dulu," kata Indah.

Sementara itu, Kasi Trantib Satpol PP Legowo mengatakan lapak Mila ditertibkan untuk menjaga lingkungan agar tidak digunakan area berjualan.

"Biar orang tidak kecelek, sudah kadung makan ternyata harganya segitu dan juga kami tetap upaya pembinaan untuk tidak berjualan di tempat yang dilarang," tambah Kasi Trantib Legowo.

Penertiban rombong rujak cingur milik Bu Mella di kawasan Jalan Raya Wiguna Timur Surabaya, Senin (10/6/2019).
Penertiban rombong rujak cingur milik Bu Mella di kawasan Jalan Raya Wiguna Timur Surabaya, Senin (10/6/2019). (ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM)

Hal berbeda diungkapkan Mila, ia mengaku jika kemarin Selasa (11/6/2019) sengaja tak berjualan lantaran merasa sedang tidak enak badan.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk tidak berjualan dahulu.

"Hari ini saya tak jualan, kepala saya pusing."

"Karena kan kemarin saya didatangi banyak orang ya Kapolsek, kelurahan, banyak," katanya seraya memegang kening kepala sisi kanannya.

Namun, ia memastikan hari ini, Rabu (12/6/2019) lapak rujaknya akan kembali buka seperti biasa.

Baca: Tragedi Cinta Segitiga di Surabaya, Sumardi Bunuh Istri Lalu Gantung Diri

Baca: Begini Sikap Keluarga Dylan Sahara Pasca Video Ifan Seventeen dan Citra Monica Viral di Media Sosial

(Tribunnews.com/Bunga/TribunJatim/Luhur Pambudi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved