Saat Jepang Menjajah, Bukit Soeharto Disebut-sebut Jadi Lokasi Pembantaian Pekerja Paksa
Kawasan Bukit Soeharto sangat representatif karena letaknya strategis diantara Kota Balikpapan dan Samarinda, dua kota penting di Kaltim.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Januar Alamijaya
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Gubernur Kaltim Isran Noor menilai Bukit Soeharto layak menjadi ibu kota baru Indonesia ketimbang Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur.
Isran Noor menilai kawasan Bukit Soeharto sangat representatif karena letaknya strategis diantara Kota Balikpapan dan Samarinda, dua kota penting di Kaltim.
Dua Kota ini memiliki bandara internasional dan infrastruktur pendukung lainnya yang sudah tersedia.
Seperti pelabuhan Direct Call di Kariangau Balikpapan dan jalan tol Balikpapan - Samarinda.

"Keunggulannya jika di Bukit Soeharto ya karena ada dua bandara Internasional yang letaknya dekat, bisa lewat Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan APT Pranoto Samarinda, Juga ada pelabuhan Direct Call Kariangau, serta jalan tol yang mau selesai," tutur Isran Noor.
Isran Noor menilai biaya pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Bukit Soeharto lebih murah.
Baca: FORNAS Kelima Digelar di Samarinda, Hayono Isman: Ini Bakal Jadi FORNAS Terbaik
"Biayanya kalau dibangun di sana pasti murah karena tidak ada penduduk di sana. Kalaupun ada mereka bukan memiliki areal yang ada sertifikatnya. Hutan Bukit Soeharto kan bukan hutan lindung, tapi Taman Hutan Raya. Jadi bisa saja digunakan untuk pusat pemerintahan," ujar Isran Noor.
Tak hanya itu, Bukit Soeharto juga layak menjadi ibu kota baru Indonesia karena relatif aman dari bencana alam seperti gempa bumi.
Bagaimana sesunguhnya kondisi karateristik kawasan Bukit Soeharto yang menjadi salah satu alternatif wilayah ibu kota baru Indonesia? Berikut fakta-faktanya :
1. Berada di Dua Kabupaten
Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto terletak di dua wilayah Kabupaten di Kalimantan Timur, yakni Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara (PPU) dan memiliki luasan kurang kurang lebih 61.850 hektare.
Bukit Soeharto dijadikan kawasan taman hutan raya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. SK.419/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004, tentang Perubahan fungsi Taman Wisata Alam Bukit Soeharto seluas ± 61.850 hektare yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur menjadi Taman Hutan Raya.
2. Bisa Diakses dari Samarinda ataupun Balikpapan
Untuk dapat mengakses kawasan Bukit Soeharto bisa ditempuh dengan 2 cara. Pertama adalah melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Dari Balikpapan ke kawasan Bukit Soeharto bisa ditempuh dalam waktu kira-kira 1 jam.
Cara kedua adalah melalui Bandara APT Pranoto di Samarinda lalu disambung dengan perjalanan darat yang memakan waktu kira-kira 1,5 jam.

3. Rawan Kebakaran
Kawasan Bukit Soeharto juga cukup rawan terbakar terutama saat musim kemarau.
Dugaanya, Hal ini disinyalir karena di bawah lapisan tanah kawasan Bukit Soeharto terdapat batu bara yang rawan terbakar.
4. Ada Aktivitas Penambangan
Meski bersatus Taman Hutan Raya, kawasan Bukit Soeharo tak lepas dari aktivitas pertambangan.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim mencium aroma dugaan korupsi dalam proses perizinan perusahaan tambang yang beroperasi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Hal ini dikemukakan Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang berdasarkan investigasi yang dilakukan sejak 2009, saat penetapan perubahan batas kawasan Tahura Bukit Soeharto. Rupang, mengatakan ada 44 perusahaan batu bara yang beraktivitas di kawasan Tahura.
Aktivitas pertambangan batu bara di Tahura mulai menggeliat sejak keluarnya Surat Keputusan Kolaborasi oleh Kementerian Kehutanan melalui SK Menhut No 270/1991 dan SK Nomor 577/2009.
SK tersebut menetapkan sejumlah perusahaan bisa memanfaatkan jalur sepanjang Tahura Bukit Soeharto untuk jalan hauling.
"SK kolaborasi ini untuk menyiasati izin yang sudah kadung dikeluarkan, sebab perusahaan butuh jalan akses untuk ke stockpile. Tapi jalur akses ini membelah Tahura (eks HPH).
5. Cerita Pembantaian Zaman Jepang
Berdasarkan penuturan penduduk yang tinggal di sekitar Bukit Soeharto, kawasan saat zaman pendudukan Jepang menguasai Indonesia, para romusha yang dipekerjakan di kawasan hutan ini.
Mereka lalu dibantai lalu mayatnya dibuang begitu saja di dalam hutan tanpa dikubur.
Sejumlah penduduk mengaku pernah melihat penampakan itu mengatakan bahwa hantu romusha sangat berbahaya dan kerap meminta tumbal.
6. Tempat Pembuangan Petrus
Di era tahun 80-an, penembak misterius menakuti penduduk di Indonesia. Para penembak misterius menembak penjahat atau preman lalu mayatnya dibuang begitu di kawasan ini.