Rabu, 1 Oktober 2025

Napi Jadi Otak Peredaran Narkoba, Kalapas Tanjung Gusta Medan Mengaku Kewalahan Awasi Ponsel

Apabila memang telah terbukti masuknya alat selular adanya kerjasama dengan pegawai Lapas, Budi menegaskan akan menindak bahkan meminta hukuman mati

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Napi Jadi Otak Peredaran Narkoba, Kalapas Tanjung Gusta Medan Mengaku Kewalahan Awasi Ponsel
net
ilustrasi ekstasi

Laporan Wartawan Tribun Medan  Victory Arrival Hutauruk

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumut kembali merilis narapidana yang menjadi otak peredaran sabu dengan berat kotor 5602,6 gram, pil ekstasi sebanyak 1.900 butir dan pil H5 sebanyak 330 butir,  Kamis (26/4/2019).

Ia adalah Khairul Arifin Hasibuan alias Dedek Kunto alias DK terpidana kasus narkotika yang divonis 8 tahun penjara pada 2013 silam.

Kepala Lapas (Kalapas) Tanjung Gusta Medan, Budi Situngkir mengakui,  pihaknya kalah dari teknologi untuk bisa mengamankan peredaran komunikasi di Lapas.

"Kami ingin memperketat pintu masuk tetapi masih ada satu dua memiliki HP mereka. Itu tadi makanya kami berusaha terus sekarang, namanya teknologi, teknologi dilawan dengan integritas ya memang berat, ini tantangan berat baru," tuturnya.

Ia menjelaskan harusnya untuk bisa memantau dan memantau para napi yang menggunakan telepon selular menggunakan alat yang canggih juga.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Hari Ini, Pontianak dan Bandar Lampung Waspada Hujan Petir

"Harusnya teknologi dilawan dengan teknologi. Tapi karena mungkin kami pakai manual yah sebisa mungkin ini yang bisa dikerjakan. Makanya maunya kepolisian bantu kami juga supaya diungkap dari siapa itu hp," tuturnya.

Apabila memang telah terbukti masuknya alat selular adanya kerjasama dengan pegawai Lapas, Budi menegaskan akan menindak tegas bahkan meminta hukuman mati.

"Petugas kami seluruhnya di Lapas itu hanya ada 194. Kalau memang ada yang terlibat, bila perlu dipecat dihukum matipun boleh. Tapi itu tadi cuman sampai sekarang hp nya kalau ditanya dari yang bebas. Makanya polisi bantu kami juga dari siapa itu hp nya," tegasnya.

Baca: Mahfud MD Ungkap Soal Sosok 'Pengadu Domba' Saling Serang ternyata 1 Komplotan, Cuma Mau Buat Kacau

Ia mengakui bahwa minimnya jumlah petugas Lapas dengan perbandingan jumlah narapidana menjadi masalah dalam penanganan narkotika di Lapas.

"Masih berusaha ya pemerintah masih keterbatasan anggaran, jadi pegawai yang ada sekarang sajalah, jadi kalau kurang yah masih jelas kurang namanya menghadapi 3300 orang kan. Sekarang penjaga itu seluruhnya 194 dimana satu regu 21 orang saja yang menjaga," bebernya.

Ia menuturkan selanjutnya setelah kejadian ini pihaknya akan memperketat pengawasan narapidana di Lapas terutama juga terhadap para pegawai.

"Ya berikutnya memperketat ruang masuknya barang barang terlarang ke dalam lapas. Makanya sekarang kan pegawai dan pengunjung dititip hp nya di depan. Karena ini hanya pakai manual, ya kita kalau ada informasi ya kita tindak lanjutin," tuturnya.

Terakhir, ia juga menjelaskan bahwa pihaknya selalu kooperatif baik dengan BNN maupun Kepolisian apabila terdapat informasi napi yang bermasalah.

"Konsekuensi, ya kita berusaha makanya kita kasih targetnya ke BNN ada informasi dari BNN kita koperatif mau membantu makanya kita serahkan terdakwanya," tutupnya.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved