Dua Siswi Madrasah Ditemukan Tak Bernyawa di Bekas Galian Tambang, Sepatu dan Tas Jadi Petunjuk
Dua siswi ditemukan tak bernyawa dalam kolam bekas galian tambang di Desa Peniraman saat penilaian pelajaran olahraga berenang.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ferryanto
TRIBUNNEWS.COM, MEMPAWAH - Tragedi dua siswi tewas tenggelam di kolam bekas galian tambang, menggemparkan Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (27/11/2018) pagi.
Nabila Putri (13), warga Nusapati Jalan Raya Nusapati Rt. 003 / Rw. 002, Desa Nusapati dan Diya Fitriani (13), warga Gang Usaha III Kelurahan Sungai Pinyuh, Mempawah, meninggal dunia saat penilaian mata pelajaran olahraga.
Murtini, ibunda Nabila Putri sangat terpukul menghadapi kenyataan ini.
Ditemui di kediaman, di Desa Nusapati, Kecamatan Mempawah Timur, Murtini tampak masih syok, matanya masih sembab dan pandangannya seolah kosong.
Tak jarang, Murtini meneteskan air mata. Tak banyak kata yang bisa ia ucapkan.
Murtini mengetahui putrinya tenggelam sekitar pukul 09.30 WIB.
Ketika mendatangi Puskesmas, ia telah mendapati sang putri kesayangan telah terbujur kaku.
Murtini tak memiliki firasat apapun perihal kepergian anak bungsunya itu.
Hanya saja beberapa hari sebelum peristiwa ini, sang buah hati Nabila bersikap rajin.
"Dia berkemas dalam rumah, dalam beberapa hari ini, malam saja nyuci pakaian," ujarnya.
Dia tak mengetahui sang putri mengambil nilai olahraga berenang di lokasi galian tersebut.
"Saya kira olahraga itu di sekolahan, rupanya di sana," kata Murtini seraya menunjukkan lokasi galian.
Murtini mengaku ikhlas dengan kepergian anak keempatnya itu.
Namun pihak keluarga berharap proses hukum dapat tetap berjalan.
Baca: Pemilik 3 Sekolah Bahasa Jepang Ditemukan Meninggal di Rumahnya, Diduga Korban Pembunuhan
Karena ia menilai ada unsur kelalaian dari pihak guru olahraga atas hal tersebut.
Nabila dimakamkan di pemakaman keluarga tak jauh dari kediamannya.
Kolam Renang
Anggota DPRD Kabupaten Mempawah, Ramdani, yang turut menyambangi kediaman korban berbela sungkawa, merasa sangat prihatin atas kejadian ini.
Ia menilai, ada kecerobohan dari pihak guru dalam hal ini.
"Sebenarnya pihak sekolah harusnya menyesuaikan fasilitas yang dimiliki sekolah. erbicara kolam renang, ini kan harusnya di kolam renang, kalau kolam renangnya tidak ada, jangan memaksakan," ujarnya.
"Saya melihat ini ada kecerobohan juga, memaksakan sesuatu yang tidak layak, sehingga ada korban," katanya.
Ia pun mengimbau pihak sekolah harus berhati-hati melaksanakan kurikulum pendidikan, dan menyesuaikan standar kemampuan yang dimiliki sekolah.
Ramdani mengapresiasi pihak keluarga yang telah menyerahkan semuanya kepada yang berwajib.
"Pihak keluarga sudah meyakini ini suatu musibah, dan saya minta ini diserahkan ke proses hukum, biar hukum yang menilai," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemudanya, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Mempawah, Firman Juli Purnama, berbelasungkawa atas kejadian ini.
Ia pun sangat menyesalkan kejadian ini dan berharap kejadian tak akan terulang kembali.
Firman mengimbau jika pihak sekolah hendak mengambil nilai praktik, untuk memperhatikan berbagai risiko yang ada.
"Jangan sampai adalah yang dapat mencederai para murid, harus memikirkan berbagai risikonya," kata Firman, Selasa (27/11/2018).
Firman berencana akan mengunjungi pihak keluarga korban untuk menyampaikan bela sungkawa secara langsung.
Sepatu dan Tas
Sebelumnya dibertitakan, dua siswi MTSN 2 Mempawah yang duduk di kelas VII meninggal dunia akibat tenggelam di lokasi bekas galian, di Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah, Selasa (27/11/2018) pagi.
Kapolsek Sungai Pinyuh, Kompol Sunaryo mengungkapkan kedua siswi tersebut bernama Nabila Putri (13) dan Diya Fitriani (13).
Keduanya ditemukan tak bernyawa dalam kolam bekas galian tambang di Desa Peniraman saat penilaian pelajaran olah raga berenang.
"Ini pas mata pelajaran olah raga, dibawa guru olah raganya yang berinisial M. Mungkin program pengenalan berbagai gaya berenang," tuturnya saat dijumpai di kantornya, Selasa (27/11/2018) sore.
Ia menjelaskan, sekira pukul 09.00 korban bernama Nabila diketahui tenggelam di kolam tersebut.
Setelah diangkat dan berusaha diberikan pertolongan, ternyata nyawa Nabila tak dapat tertolong, selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Sungai Pinyuh.
Tak lama berselang, ia pun mendapat kabar bahwa ternyata ada satu lagi siswi yang tenggelam.
"Diketahui itu jam 9-an, pertama satu dulu setelah satu dapat informasi ada satu lagi, soalnya ada sepatu, ada tas, itu belum diambil, anaknya ke mana. Dicek dicari, katanya juga belum pulang ke rumahnya, lalu kita inisiatif ke sana. Di sana kita menggerakkan masyarakat untuk membantu menyelam mencari si anak, dan akhirnya benar, habis azan Zuhur tadi ketemu si anak itu ada di dalam kolam itu," paparnya.
Kemudian, korban pun dibawa ke Puskesmas Sungai Pinyuh guna dilakukan visum.
Saat ini, sang guru berinisial M, telah diarahkan ke Polres Mempawah untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut, sekaligus menghindari amukan massa.
"Saya kirim ke Polres, soalnya tadi massa sudah ramai tadi, jadi saya dorong sana," katanya.
Pihak kepolisian pun telah melakukan visum kepada kedua korban, dan saat ini keduanya telah dibawa pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan.
Artikel ini telah tayang di Tribunpontianak.co.id dengan judul Tragedi Dua Siswi Madrasah Tewas Tenggelam di Bekas Galian, Sepatu dan Tas Jadi Petunjuk