Nasrun Ambil Jalan Pintas Habisi Supartini Setelah Kekasihnya Hamil dan Gagal Digugurkan
Tak ingin keluarganya berantakan, pelaku diduga mengambil jalan pintas menghabisi korban.
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG -- Polisi menduga motif di belakang aksi Nasrun membunuh Supartini lantaran panik mendengar pengakuan korban telah berbadan dua.
Apalagi korban juga meminta pelaku bertanggung jawab. Tak ingin keluarganya berantakan, pelaku diduga mengambil jalan pintas menghabisi korban.
Kapolres Tanjungpinang AKBP Ucok Lasdin Silalahi mengatakan, korban dan pelaku pernah bekerja di perusahaan yang sama. Korban mengenal pelaku sudah sejak lama.
Sejak keluar kerja beberapa tahun silam, korban dan pelaku menjalin hubungan kasih.
Baca: Gara-gara Tak Mau Disuruh Menanak Nasi, Seorang Ayah Tega Membunuh Anak Kandung
"Dulu pernah kerja di tempat yang sama. Kemudian mereka menjalin hubungan. Hingga akhirnya mereka menjalin hubungan intim.
Pengakuannya baru dua kali melakukan. Terakhir di Wisma Seroja Jalan Kamboja. Tak lama korban hamil. Hasil forensik telah hamil 2 bulan," katanya.
Sebelumnya, korban dan pelaku sempat ketemu pada tanggal 10 Juli. Saat itu korban dan pelaku melakukan hubungan suami istri di Wisma Seroja.
Kepada pelaku, korban mengaku tengah hamil. Saat itu korban mengejar pelaku untuk bertanggungjawab. Selain itu upaya menggugurkan telah dilakukan namun tidak berhasil.
Sementara korban mengejar pelaku terus. Sedangkan pelaku tidak bertanggungjawab dengan alasan takut ramah tangganya berantakan.
Hal itu yang membuat geram pelaku dan memunculkan perencanaan menghabisi nyawa janda beranak satu itu.
"Pelaku kemudian menghabisi nyawa korban seorang diri. Namun kita masih dalami apakah ada yang membantu. Tapi sejauh ini saksi lainnya baru sekadar saksi," ungkapnya.
Setelah menghabisi nyawa korban pada Jumat malam, sempat beberapa hari keluarga korban mencarinya.
Tak lama pada hari Minggu pagi dua hari kejadian korban ditemukan di sungai Wacopek. Kabar lewat media pun menyeruak. Pelaku pun sempat datangi rumah korban untuk melayat.
"Ia benar. Pelaku sempat melayat ke rumah korban. Dia mendatangi rumahnya,"katanya.
Kedatangannya sempat disambut keluarga korban. Kedatangannya tidak dicurigai. Karena memang keluarganya tidak begitu mengenal.
Saat itu, pada hari Senin korban setelah diotopsi barulah dimakankan. Seperti diberitakan, sesosok mayat ditemukan mengapung di bawah jembatan arah Wacopek Bintan, Minggu (15/7/2018) pagi.
Kondisi mayat tersebut sangat mengenaskan. Wanita berkulit putih itu masih mengenakan celana Jeans baju kaos putih. Kaki dan tangannya terikat dengan tali. Sebagian tubuhnya berada dalam karung.
"Dia dikarungi lalu diikat dengan pemberat," ungkap Ijen, warga di lokasi kejadian.
Beberapa anggota polisi di ruang mayat RSUP Kepri menuturkan, wanita itu mengalami luka sobek di bagian wajah. Pada wajahnya terdapat bekas sayatan barang tajam. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Pengakuan Tersangka ke Polisi, Pelaku Panik Korban Mengaku Berbadan Dua,