Ramadan 2018
Kisah Mahasiswi Kalsel Puasa Ramadhan di China: Banyak yang Heran Puasa Sebulan, Apa Tidak Lapar?
pengalaman Ayu Febriani, mahasiswi semester 1, diploma 3 di Nanjing, Jiangsu, China. Ini adalah puasa pertamanya di luar negeri orang
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Di mana pun berada, puasa Ramadhan tetap harus kita kerjakan.
Meskipun tinggal jauh dari keluarga, bahkan di luar negeri sekalipun.
Berpuasa di negeri orang tentu tidak sama seperti di negeri sendiri.
Mulai perbedaan durasi waktu hingga cuacanya, begitupula budaya dan nuansanya tak seperti di tanah air.
Seperti halnya pengalaman Ayu Febriani, mahasiswi semester 1, diploma 3 di Nanjing, Jiangsu, China.
Ini adalah puasa pertamanya di luar negeri yang notabene umat muslimnya termasuk minoritas.
"Saya dan teman-teman muslim menjalankan ibadah puasa Ramadhan sekitar 16 jam sehari," ujar alumnus SMKN 4 Banjarmasin ini.
Waktu imsak di Nanjing sekitar pukul 3.30 pagi, waktu iftar (berbuka) sekitar pukul 19.10 malam.

"Kami terkadang sahur bersama. Sedangkan buka puasa, karena kami semester 1 ada juga kelas malam mulai pukul 6 sore sampai 8 malam, maka bila kuliah kami buka puasa di kelas. Kadang hanya minum membatalkan puasa, setelah kuliah baru makan di asrama," ceritanya.
Ya, berbeda dengan di tanah air yang banyak sekolah libur saat Ramadhan, di sana ia rutin kuliah masuk pagi.
"Tantangan berpuasa di sini hanya masalah cuaca. Sekarang sedang masuk musim panas, suhunya bisa sampai 40 derajat," seru Feby.
Diakui Feby, awalnya teman-temannya non muslim merasa aneh dan mereka bertanya, "kenapa puasa satu bulan? Tidak lapar kah?"
"Tapi Alhamdulillah, sudah banyak yang mengerti, guru-guru kami di sini juga sering memberikan kami izin kalau mau buka puasa. Selain itu di daerah sini ada masyarakat muslim, lumayan banyak, laki-laki sholat Jumat ke masjid dan buka puasa bersama di sana," tukasnya.
Program 3 tahun belajar di sana, pada tahun pertama Feby mendapat pelajaran bahasa, jika lulus tes bahasa Mandarin baru bisa melanjutkan mengambil jurusan yang rencananya Jurusan International Business.
"Kalau ada jalannya mau melanjutkan S1 di sini, tapi harus mengambil tes bahasa Mandarin lagi dengan tingkatan yang lebih tinggi," tandasnya. (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)