Kapolda Sumsel: Jangan Biarkan Teroris Jadi Lone Wolf
Pergerakan teroris susah ditebak dengan menjadi serigala yang berjalan sendiri mencari mangsa.
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Sripoku.com, Welly Hadinata
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - "Jangan biarkan teroris itu menjadi serigala penyendiri atau lone wolf, karena itu modus mereka dan bergerak secara silent," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (14/5/2018).
Ditegaskan jenderal bintang dua ini, wilayah Sumsel kondisinya aman dan terkendali.
Namun tetap waspada sehingga memang harus siaga dan jangan sampai jebol.
Pergerakan teroris susah ditebak dengan menjadi serigala yang berjalan sendiri mencari mangsa.
"Sumsel masih ada sel-sel kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Karena kita ketahui ada tahun 2016 ada dua atau tiga orang yang diamankan. Serta tahun 2017 ada delapan yang diamankan. Jadi kita tetap siaga," ujarnya.
Diketahui Polda Sumsel masih memburu enam orang terduga teroris yang masih berkeliaran. Jika tak segera ditangkap, mereka dikhawatirkan akan menjadi lone wolf, istilah bagi pelaku tunggal teror.
Zulkarnain mengatakan, enam buronan teroris itu kabur dalam penggerebekan sarang teroris di Kabupaten Muara Enim beberapa bulan lalu.
Mereka adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang bermarkas di Jawa Barat.
Posisinya tidak diinformasikan, tetapi mereka masih ada.
Buronan teroris tetap terus di diawasi dan akan ditangkap. Sebab, mereka bisa saja merangkul anggota baru dan melakukan aksi teror. Pengawasan terhadap sel-sel teroris ini dikoordinasikan dengan Densus 88 karena memiliki teknologi dalam memonitor pergerakan.
Saat ini ada sembilan narapidana teroris yang berada di Sumsel. Empat diantaranya sudah dibebaskan dan sudah dilakukan deradikalisasi. Polisi masih berkomunikasi baik dengan mereka dan memantau secara tidak langsung keseharian mereka.
"Untuk pengamanan selain di markas komando, kami pun melakukan patroli di tempat-tempat strategis. Kita tetap siaga dan tidak mau jebol," ujar Zulkarnain.