Keuntungan Aplikasi My Tulungagung yang Dibuatnya Dimanfaatkan Bukhori untuk Beramal
Dengan telepon genggam miliknya, Achmad Bukhori (23) menunjukkan fitur-fitur yang ada di aplikasi My Tulungagung.
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Dengan telepon genggam miliknya, Achmad Bukhori (23) menunjukkan fitur-fitur yang ada di aplikasi My Tulungagung.
Aplikasi berbasis Android ini menyajikan berbagai informasi, mulai dari wisata, tempat makan, hingga segala pernak-pernik Tulungagung.
Aplikasi yang diluncurkan 27 Desember 2017 ini dikembangkan oleh Bukhori secara mandiri.
Lulusan SMA Jawaahirul Hikmah tahun 2013 ini awalnya gerah, karena banyak yang tidak tahu lokasi wisata di Tulungagung.
"Waktu itu setelah lulus SMA teman-teman bingung, mau liburan ke mana. Padahal di Tulungagung begitu banyak lokasi wisata," ucap Bukhori, saat ditemui di rumahnya, di Jalan MT Haryono Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Tulungagung.
Anak ke-2 dari tiga bersaudara ini pun bertekad membuat aplikasi berbasis Android, yang memberikan informasi lokasi wisata di Tulungagung.
Berbekal kemampuan pemrograman yang dipelajari secara otodidak, Bukhori mulai merintis aplikasi ini.
Baca: Siti Mariyam Menangis Divonis 6 Tahun Penjara Setelah Kepergok Antar Sabu ke Lapas Kerobokan
Versi pertama My Tulungagung sebenarnya sudah jadi, namun batal dipublikasikan oleh Bukhori.
"Saat itu isinya hanya tempat-tempat wisata. Fiturnya sangat jauh kalau dibandingkan dengan yang sekarang," tambah Bukhori.
Dibantu seorang temannya, Bukhori kembali menyempurnakan My Tulungagung.
Saat itu Bukhori menghadapi kendala, laptop dipakai bekerja yang mempunyai spesifikasi kurang mumpuni.
Akhirnya setelah bekerja selama enam bulan, My Tulungagung selesai dikerjakan.
Sejak 27 Desember 2017 aplikasi ini sudah bisa diunduh di Playstore.
Baca: Setya Novanto Ikhlas Tak Akan Banding, KPK Segera Mengeksekusinya
Di dalamnya terdapat informasi lebih dari 40 wisata alam dan sekitar 20 wisata buatan.
Informasi seluruh instansi di Kabupaten Tulungagung juga ada di dalamnya.
Belum lagi informasi hotel, taman, tempat makan, rumah sakit, perusahaan ekspedisi, garasi bus, diler motor, diler mobil dan lain-lain.
Untuk pembuatan aplikasi, publikasi dan promosi Bukhori menghabiskan biaya kurang dari Rp 10 juta.
Uang itu disisihkan dari gajinya sebagai tenaga pemasaran online perusahaan konveksi di Tulungagung.
"Saya dipercaya memasarkan setiap produk baru melalui internet. Sebagian gajinya dialokasikan untuk aplikasi ini," tuturnya.
Untuk mendapatkan informasi setiap lokasi, Bukhori banyak dibantu temannya.
Baca: Gunung Agung Erupsi Diikuti Gempa Selama 172 Detik Tadi Malam
Ada pula yang mengambil dari internet. Bukhori yang bagian menginput setiap informasi ke dalam aplikasi.
Empat bulan berjalan, kini Bukhori menyiapkan update My Tulungagung.
Fitur terbaru dipersiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Di dalamnya akan dimasukkan jadwal salat, waktu buka puasa dan imsak.
Lewat update aplikasi ini Bukhori juga akan mulai menggaet pemasang iklan.
Nantinya hanya disediakan 10 slot, setiap slot dijual Rp 1 juta per tiga bulan.
"Saya patok setiap divisi hanya satu iklan, jadi tidak ada iklan produk yang saling bersaing. Misalnya hanya satu iklan hotel, satu iklan restoran dan sebagainya," urai Bukhori.
Mantan santri Pondok Pesantren Jawaahirul Hikmah Desa/Kecamatan Besuki ini akan menggunakan uang dari iklan My Tulungagung untuk beramal.
Baca: Tjung Lip Kiong Kaget Tubuh Adiknya Tergantung Tak Bernyawa di Dalam Rumah
Bukhori bertekad tidak akan mengambil keuntungan dari para pemasang iklan.
Dengan yakin Bukhori mengaku tidak akan merugi, mesti tidak mengambil keuntungan sama sekali.
"Sejak awal saya berpikir bagaimana caranya bisa memberikan kebahagiaan untuk orang yang kurang beruntung. Makanya saya fokuskan (My Tulungagung) untuk charity," ucap Bukhori.
Bukhori selama ini juga menjadi seorang blogger.
Mengangkat tema soal game online, Bukhori juga menjaring pemasukan dari Google Adsense.
Ia yakin dengan menjadi blogger, dia tidak membutuhkan pemasukan dari My Tulungagung.