Sumartono Hadinoto, Pria Asal Solo Peraih Penghargaan Perdamaian Lintas Agama dari PBB
Penghargaan ini diserahkan Ban Ki-moon, diplomat asal Korea Selatan mantan Sekjen PBB di sebuah acara di Korea Selatan
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA - Sumartonono Hadinoto (61) tokoh Tionghoa asal Solo ini berhasil meraih penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penghargaan berupa Global Business and Interfaith Peace Award 2018 berhasil direngkuhnya, 8 Maret 2018 lalu.
Pendiri CV Candi Alumunium, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi itu berhasil mendapatkan penghargaan karena dianggap berjasa pada dunia bisnis dan memperjuangkan pemahaman dan perdamaian lintas agama.
Seperti diketahui penghargaan tersebut diberikan oleh The Religious Freedom & Business Foundation (RFBF) yang bekerjasama dengan sejumlah lembaga dan bernaung di bawah PBB.
Penghargaan ini diserahkan Ban Ki-moon, diplomat asal Korea Selatan mantan Sekjen PBB di sebuah acara di Korea Selatan.
Sumartono, saat ditemui menjelaskan bila ia bersyukur mendapatkan penghargaan tersebut. Menurutnya, membantu sesama adalah hal yang harus dilakukan secara ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Sumartono menceritakan sebelum mendapatkan penghargaan tersebut, pada September 2017 ia didatangi dua tamu dari Indonesia.
"Namanya Matius dari Limina Institut Jakarta dan Ibu Linda dari Universitas Petra Surabaya. Ngobrol sampai siang, ternyata mereka mendapat referensi tentang kegiatan sosial saya di media, dan akan menominasikan saya di RFBF tahun 2018," katanya, Rabu (28/3/2018).
Akan dinominasikan di award PBB, Sumartono mengaku senang tetapi ia mengaku tak mencanangkan target di penghargaan tersebut. Baginya, dinominasikan saja sudah membuatnya bahagia.
"Saya menunggu sampai akhir tahun lalu tak ada kabar. Mungkin tak jadi, tetapi pada Januaro lalu saya ditelepon pihak RFBF bahwa saya menerima award tersebut. Acaranya di Korea Selatan, 7-8 Maret 2018," jelasnya.
Sampai di Korea Selatan, Sumartono tak langsung serta merta mendapatkan medali. Ia menjelaskan dirinya harus berkompetisi dengan 15 orang lain dari sejumlah negara semisal Tiongkok, Amerika Serikat, Italia, hingga Perancis.
"Saya menceritakan ke mereka apa-apa saja yang aksi sosial yang saya lakukan selama ini. Tanggal 8 Maret, saya mendapatkan medali tersebut," papar Sumartono.
Dirinya memaparkan, sejak kecil memang ingin membantu banyak orang. Hal itu ditambah dengan kematian sang ayah saat ia duduk di bangku SMP.
"Saat itu, saya betul-betul mengalami kesulitan. Kerja pun tak sukses, karena sulit sekali saat itu mencari pekerjaan karena saya Tionghoa," jelas dia.
Lalu saat SMA, dirinya pun mengikuti Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari). Di sana, ia mengaku nyaman karena merasa tak anggota yang membeda-bedakan ras dan golongan.
"Ada 1.500 anggota di sana, saya mendapat banyak jaringan. Di sana semua satu tak ada perbedaan, saya jadinya nyaman sekali," ujarnya.
Di Orari, pekerjaannya adalah memberitakan orang meninggal dunia dan juga menyopiri mobil ambulan Orari. Suatu ketika, ia menceritakan ada kecelakaan di Purwosari, Solo.
"Langsung saya berangkat dengan ambulans. Saya angkut lalu bawa ke RS dr. Moewardi, di sana ditanya sama bagian administrasi ini yang bayar siapa. Saya bingung sekali karena masih SMA dan tak punya uang. Lalu senior saya di Orari bilang dirinya yang menanggung biaya. Saya salut sekali dan ingin seperti dirinya," kata Sumartono.
Sejak saat itu, lanjut Sumartono, dirinya ikut organisasi sosial di Solo. Hingga saat ini, ada lebih dari 10 organisasi sosial yang ia ikuti, semisal PMI Solo, PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta) dan lain-lain.
"Saya sampaikan ke orang-orang, kita mau kerja seberapa lamanya, Tuhan sudah atur semuanya. Kalau mau berbagi harus ikhlas, sekecil apapun," urai dia.
Dirinya pun mengaku akan terus mengajak orang-orang berbagi ke sesama, sebab bagi Sumartono berbagi membuat manfaat hidup semakin terasa.
"Kita hidup di satu keluarga bernama Indonesia.
Intinya kita harus bisa menjalin persaudaraan. Kalau saudara kita sulit maka harus dibantu. Kalau saudara sedang senang maka kita harus ikut bahagia. Dengan itu maka damai akan terus berada di sekeliling kita," ujar Sumartono.
Penulis: Akbar Hari Mukti
Berita in telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul: Mengenal Sumartono Hadinoto, Peraih Penghargaan Perdamaian Lintas Agama dari PBB Asal Solo