Senin, 6 Oktober 2025

Jenazah Gadis Cantik Asal Bali Korban Kecelakaan Lalu Lintas Tertahan di Amerika Serikat

Sinta mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia di Miami, AS, pada 14 Januari 2018 lalu.

Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Mahasiswi Sekolah Tinggi Perhotelan Bali (STPBI), Ni Kadek Ayu Ratih Sinta. 

Laporan Wartawan Tribun Bali  I Wayan Erwin Widyaswara

 
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Suasana duka tampak masih menyelimuti kediaman Ni Kadek Ayu Ratih Sinta (21) di Perumahan Belitung 1, Pedungan, Denpasar Selatan, Jumat (16/2) siang.

Terlihat ayah dan kakak Sinta beserta sejumlah kerabatnya berkumpul mengenakan pakaian adat madya.

Meski sudah sebulan lebih meninggal, namun jenazah Sinta belum juga tiba di Bali dari Amerika Serikat (AS).

Keluarga pun tak tahu sampai kapan pastinya jenazah Sinta bisa dipulangkan.

Sinta mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia di Miami, AS, pada 14 Januari 2018 lalu.

Berita kematian Sinta mencuat, dan semestinya sudah selesai menjalani kontrak magang selama setahun di sebuah hotel di Miami pada November 2017 lalu.

Pemagangan Ratih merupakan bagian dari program kampusnya STPBI (Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional) Denpasar, yang bekerjasama dengan penyalur PT Bali Duta Mandiri (BDM).

Bukan memilih pulang ke Bali, Sinta ternyata melanjutkan bekerja di AS setelah berakhir magang di hotel itu, dan dia pun dikabarkan sebagai pekerja ilegal.

Baca: Kereta Api Milik Amerika Serikat Kembali Alami Kecelakaan Fatal, Ini Reaksi Masyarakat

Menurut kakak kandung Sinta, Putu Agus Darmawan, pihaknya sudah menerima email dari pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di AS dan pihak-pihak terkait lainnya tentang pemulangan jenazah Sinta.

Dalam email tersebut disebutkan bahwa semua persyaratan untuk pemulangan jenazah Sinta sudah lengkap, dan jenazah bakal segera diterbangkan ke Bali.

"Namun, belum ada kepastian sampai sekarang kapan kepulangan jenazah Sinta. Mestinya dalam waktu dekat sih dikirim. Yang jelas kami sudah menerima email dari KBRI," kata Putu Agus kepada Tribun Bali pekan lalu.

Sudah Beli Tiket Pesawat

Agus sama sekali tidak menyangka bakal ditinggal pergi selamanya begitu cepat oleh adiknya.

Tiap kali melihat jejak perbincangannya dengan Sinta di ponsel, Agus kerap mengeluarkan air matanya.

Agus bercerita saat masa kontrak magang Sinta di Amerika telah selesai, sebetulnya Sinta sudah berkabar akan pulang ke Bali.

Bahkan, Sinta dikatakan sudah membeli tiket pesawat untuk berangkat pulang.

"Tapi adik saya tiba-tiba bilang `kok Sinta merasa ada panggilan untuk tetap bekerja di sini`. Nah akhirnya kami serahkan ke Sinta baiknya gimana, dan memang karakter adik saya tidak mau membebani orang lain. Cuma ingin membantu ekonomi keluarga, mungkin karena itu adik saya ingin tetap di sana," kata Agus.

Menurut Agus, mereka yang tetap tinggal di luar negeri padahal masa kontrak magang kerjanya sudah habis, pasti punya alasan tersendiri.

Baca: YLKI: Jangan Sampai Proyek Infrastruktur Kembali Alami Kegagalan Konstruksi Saat Digunakan Konsumen

"Ya mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian seperti ini. Karena jujur kami dari pihak keluarga sangat-sangat merasa terpukul dengan kejadian ini. Ibu saya sampai saat ini masih sulit diajak ngobrol. Saya saja bisa menenangkan diri ya baru-baru ini saja. Sebelumnya, saya benar-benar syok. Tidak bisa menerima tamu," tutur Agus.

24 Mahasiswa Belum Pulang

Selain Ratih Sinta, ternyata masih ada 24 lagi mahasiswa dari Baliyang seharusnya kembali karena selesai masa magang kerjanya di AS, namun tidak kembali ke sekolahnya masing-masing. Kebanyakan mereka berasal dari STPBI Denpasar.

Informasi yang diperoleh Tribun Bali, salah-satu dari 24 mahasiswa yang belum kembali itu adalah NNN.

Berdasarkan data dari PT Bali Duta Mandiri, mahasiswa magang tersebut ikut program ITN (International Training Network) periode 2016.

Seharusnya mahasiswa itu sudah kembali ke Bali pada Desember 2017 lalu.

Tribun Bali mencoba mencari tahu keberadaan keluarga NNN di kawasan Tuban, Badung.

Ibu kandung NNN, Ni Made Sukami yang bekerja sehari-hari di kawasan Kubu Anyar, Tuban, mengakui bahwa anaknya memang belum kembali setelah masa kontraknya habis.

Namun demikian, Sukami menampik bahwa anaknya berstatus bekerja secara ilegal di Amerika Serikat.

"Visa kan sudah diperpanjang sama bosnya di hotel. Memang anak saya dikontrak satu tahun, kan semestinya sudah selesai pada Desember lalu (2017). Namun, dia diperpanjang lagi sama bosnya di hotel tempatnya magang kerja selama ini," kata Sukami.

Sukami sangat mendukung anaknya lebih lama bekerja di Miami, Amerika Serikat.

Dia mengaku sering menekankan kepada anaknya agar jangan mengkhawatirkan keadaan orangtua di rumah.

Sebab, ia mengetahui biaya untuk pulang sangat mahal dari Amerika ke Bali.

"Saya sering video call sama anak saya. Sebulan sekali. Saya sering katakan, kalau tidak penting sekali jangan dulu pulang. Kasihan uangnya dipakai untuk biaya pulang. Nanti saja sekalian pulang, biar nanti pulang langsung bisa beli rumah," kata Sukami, sambil mengingat kembali pembicaraannya dengan sang anak.

Selain karena imbauan orangtua, Sukami mengaku memang anaknya masih menikmati bekerja di Amerika Serikat.

Baca: Viral Video Istri Sah Hujani Pelakor dengan Uang, Ini 6 Fakta di Balik Drama Rumah Tangga Tersebut

Sebab, sebagaimana dia tahu, anaknya memang suka mencari pengalaman ke sana ke mari.

"Nanti kalau sudah pulang biar bisa meneruskan usaha bapaknya juga," kata Sukami.

Sukami mengaku anaknya sebetulnya sudah tamat dari program studi di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua. Bahkan, ia mengaku anaknya sudah wisuda.

"Sudah tamat, orang sudah wisuda anak saya," kata ibu tiga anak ini kepada Tribun Bali.

Ia enggan mengungkapkan lebih rinci terkait anaknya yang seharusnya sudah pulang.

Ia mengaku urusan gaji dan uang transfer yang kerap dikirimkan oleh NNN diurus oleh kakak kandung NNN yang saat ini berada di Malaysia.

"Urusan gaji dan transfer itu kakaknya yang ngurus. Saya kurang tahu," kata Sukami.

Dari data di PT Bali Duta Mandiri, NNN bekerja di Hotel St. Regis Bal Harbour, Miami, Amerika Serikat. Saat Tribun Bali meminta data mahasiswa-mahasiswa yang tidak pulang setelah kontrak habis, diberikanlah tiga nama, salah satunya adalah NNN itu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved