Sudah Empat Hari Enam Korban Tenggelam di Bendungan Cirata Belum Ditemukan
Hingga hari ke empat, enam korban tenggelam di Bendungan Cirata, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta belum ditemukan.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Hingga hari ke empat atau Minggu (24/12/2017), enam korban tenggelam di Bendungan Cirata, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta belum ditemukan.
Sejak kejadian pada Kamis (21/12/2017), petugas gabungan sudah melakukan berbagai upaya pencarian.
Saat kejadian, 15 penumpang asal Desa Sirna Galih, Kecamatan Maniis menaiki perahu menuju Pulau Pasir Tangkil, warga sekitar menyebutnya Nusa untuk memanen hasil kebun.
Nusa memiliki luas lahan sekitar 10 hektare yang muncul ke permukaan jika air bendungan surut. Sebaliknya, hilang jika pasang.
Lokasi kejadian tenggelam berjarak sekitar 200 hingga 300 meter dari Nusa.
Baca: Cerita Ustaz Abdul Somad Ditolak Masuk Hong Kong
Warga sekitar menyebut titik lokasi kejadian dengan sebutan Leuwibuaya.
Kepala Desa Sirna Galih, Jamaludin mengaku lahir, besar dan tinggal di desa itu.
Ia mengisahkan, sebelum dibendung, hamparan sawah aliran Sungai Citarum dan gunung berada di dasar danau yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas sekitar 1.008 mega watt itu.
"Di sekitar lokasi kejadian, di dasarnya itu seingat saya dulu ada aliran Sungai Citarum. Di kiri dan kanannya ada sawah. Daerahnya disebut Leuwibuaya, cerita orang tua dulu karena suka ada buaya di sana," ujar Jamaludin di Desa Sirna Galih Kecamatan Maniis, Minggu (24/12/2017).
Lantas bagaimana dengan Pulau Pasir Tangkil atau kerap disebut Nusa oleh warga, Jamaludin menyebut Pasir Tangkil atau Nusa memiliki lahan seluas 10 hektare jika sedang tidak terendam.
Baca: Terduga Pelaku Pembunuh Aiptu Suanda Coba Bunuh Diri saat Ditangkap Polisi
Lahan seluas itu merupakan puncak dari sebuah bukit yang terendam.
Seingatnya, bukit tersebut sebelum direndam untuk dibendung masih dipenuhi pepohonan tinggi.
Kedalaman dari permukaan air bendungan mencapai lebih dari 50 meter.
"Warga sudah menggarap lahan Nusa saat tidak terendam sejak 1995. Lahan Nusa itu milik pemerintah," ujar Jamaludin.
Disinggung kemungkinan enam korban tersangkut di pepohonan di kaki bukit di dasar Nusa, Jamaludin tidak berani berspekulasi.
Apalagi, kejadian korban tenggelam dan jenazahnya tidak muncul lagi bukan pertama kali.
"Wallahualam. Tapi catatan saya, sudah ada tiga sampai empat orang selama ini yang jadi korban tenggelam namun jenazahnya belum ditemukan," ujar Jamal.
Baca: Pelayan Kafe Berbinar-binar Antarkan Coffee Latte dan Pisang Goreng Pesanan Jokowi
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto pada Sabtu (23/12/2017) sempat turun melakukan pencarian.
Ia menjelaskan, pencarian sempat melibatkan tim penyelam hingga ke kedalaman 15 meter dari permukaan air.
Namun, di kedalaman 15 meter, jarak pandang penyelam sangat terbatas alias gelap.
Selain itu, banyaknya eceng gondok dan kolam keramba jaring apung (KJA) membuat pencarian enam korban hilang jadi terkendala.