Erupsi Gunung Agung
Bau Belerang Tercium Bersamaan Hujan Abu di Sejumlah Tempat di Bali
Daerah Kedampal dan berapa desa di Kecamatan Kubu juga merasakan hujan abu dan tercium aroma belerang.
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Gunung Agung telah dinyatakan meletus oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Selasa (21/11/2017) kemarin.
Daerah di Karangasem bagian Timur Tenggara, seperti Desa Pidpid, Nawakerti, Kesimpar, dan Datah Kecamatan Abang sudah merasakan hujan abu dan mencium bau belerang.
Selasa (21/11), Perbekel Nawakerti, I Wayan Putu menjelaskan hujan abu mulai terjadi sore hari, ketika Gunung Agung mengeluarkan asap hitam.
Baca: Sosok Si Cantik Deisti Tagor, Istri Setya Novanto yang Belum Banyak Diketahui
Baca: Inilah Prajurit-prajurit Dari Satuan Elit TNI AD Yang Membebaskan Sandera di Papua
Abu berterbangan ke sejumlah Desa di Kecamatan Abang.
"Tadi pas naik sepeda motor mata kelilitan kena abu. Sepeda motor juga kena abu. Sampai sekarang ada abu," kata Wayan Putu.
Tak hanya itu, bau belerang di Desa Nawakerti juga mulai tercium yang sangat menyengat hidung. Pihaknya menduga bau belerang dibawa angin.

Sebagian warga sampai memakai masker dan penutup hidung karena bau belerang. Warga tak kuat menghirupnya. Bau belerang mulai tercium masyarakat sekitar pukul 18.00 Wita, hingga berita ini ditulis.
"Disini sudah ada hujan abu dan bau belerang. Sebagian warga sudah mulai resah, dan panik. Tapi saya himbau warga agar tak panik seperti tanggal 22 September lalu. Semoga kondisi kembali membaik,"harapnya dengan suara buru-buru.
Ditambahkan, lantaran mencium belerang dan melihat ada hujan abu, sebagian warga di Nawakerti kini kembali mengungsi ke tempat lebih aman.
Ada yang mengungsi ke rumah keluarga, ada juga yang mengungsi ke daratan lebih rendah. Mereka khawatir terjadi sesuatu.
"Ada juga berapa warga yang tetap dirumah,"akui Putu.
Informasi dihimpun Tribun Bali, daerah Kedampal dan berapa desa di Kecamatan Kubu juga merasakan hujan abu dan tercium aroma belerang.
Sejumlah Desa di Kecamatan Selat, Besakih, dan Bebandem juga merasakan hal sama. Peristiwa ini mulai dirasakan ketika Gunung Agung mengalami letusan freatik.